Daud, Seorang Yang Hidupnya Berkenan Kepada Tuhan
Sebagai orang percaya, kita selalu diingatkan untuk memiliki kehidupan yang berkenan bagi Tuhan. Masalahnya adalah kita selalu merasa gagal dan tidak bisa melakukan itu, karena sering jatuh ke dalam dosa. Apakah hidup berkenan kepada Tuhan berarti kita tidak bisa lagi jatuh ke dalam dosa? Tentu, tidak demikian. Meskipun sudah percaya kepada Tuhan, kita masih memiliki darah dan daging. Itu berarti masih bisa jatuh ke dalam dosa, tetapi di sisi yang lain kita juga bisa hidup berkenan kepada Tuhan. Untuk memahami cara hidup berkenan kepada Tuhan, lebih dahulu kita harus tahu apa yang dimaksud hidup berkenan kepada Tuhan dan apa berkatnya bagi kita. Hal ini dapat kita pelajari dari kehidupan Daud, salah seorang tokoh Alkitab yang hidupnya berkenan kepada Tuhan.
Definisi hidup berkenan kepada Tuhan
Hidup berkenan kepada Tuhan artinya seorang yang mempunyai hidup yang seirama dengan Tuhan, yang selaras dengan maksud dan kehendak Tuhan. Apa yang penting bagi Tuhan juga penting baginya. Apa yang menjadi beban Tuhan juga menjadi bebannya. Jika Tuhan katakan, “lakukanlah,” maka ia dengan taat akan melakukan itu. Jadi, apa yang Tuhan katakan atau perintahkan itulah juga yang dia lakukan. Tentu saja orang ini memiliki hubungan yang intim dan mesra dengan Tuhan, yang bisa kita lihat dari kehidupan Daud.
Karakteristik orang yang berkenan kepada Tuhan
Daud bukanlah manusia yang sempurna. Dia pernah berzinah dengan Batsyeba dan bahkan melakukan pembunuhan terhadap Uria, suami Batsyeba. Namun, di mata Tuhan Daud tetaplah seorang yang hidupnya berkenan kepada-Nya. Dia berkenan kepada Tuhan bukan karena dosa yang dilakukannya, tetapi karena hatinya. Tepat seperti yang Tuhan katakan saat memilih dan mengurapi dia sebagai raja, “Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati” (1Sam. 16:7). Dari kitab Samuel, kita bisa melihat sikap hati Daud yang berkenan kepada Tuhan, diantaranya:
Pertama, Daud memiliki hati yang berani melawan ketidakbenaran dengan kekuatan Tuhan. Ketika Goliat menghina umat Tuhan, dia tidak bisa membiarkan hal itu. Meskipun tubuhnya kecil, namun dia berani menghadapi Goliat yang tinggi besar, karena dia menggunakan kekuatan Tuhan (1Sam. 17).
Kedua, Daud memiliki hati yang percaya pada Tuhan. Dia percaya pada rencana, kehendak, cara, dan waktu Tuhan. Di dalam segala masalah pergumulan yang dia hadapi, dia tidak menyelesaikannya dengan caranya sendiri, tetapi menanti waktu dan caranya Tuhan. Setelah Daud diurapi jadi raja, kemana pun dia pergi Tuhan selalu menyertainya dan membuatnya selalu berhasil, sehingga dia dipuji dan disenangi oleh banyak orang. Tetapi keberhasilan dan pujian kepadanya membuat Saul marah dan merasa terancam, sehingga Saul pun berusaha membunuhnya. Mengetahui ancaman itu, Daud pun melarikan diri dari Saul untuk menyelamatkan nyawanya. Ajaibnya Saul tidak pernah berhasil menemukan Daud, tetapi Daud dua kali diberikan kesempatan untuk membunuh Saul (1Sam. 23 dan 26). Namun, Daud tidak mau mengambil kesempatan itu untuk mengakhiri hidup Saul dan mengakhiri pelariannya juga. Dia tidak melakukan itu, karena dia tidak mau merebut kekuasaan dengan cara manusia pada umumnya, dengan menghalalkan segala cara. Tidak, dia tidak mau cara itu, yang di mau adalah cara dan waktu Tuhan yang terjadi.
Bukan hanya itu, saat Absalom melakukan kudeta, dalam pelariannya itu dia dikatai dan dikutuk oleh Simei. Dia tidak tersinggung dan marah, karena dia juga percaya semua itu atas seijin Tuhan. Dan mungkin juga melalui itu, Tuhan menaruh belas kasihan kepadanya (2Sam. 16). Daud sangat percaya kepada Tuhan.
Ketiga, Daud memiliki hati yang mau diajar. Di dalam kemarahan, dia ingin membunuh Nabal yang telah menghinanya, tetapi saat mendengar nasehat dari Abigail (1Sam. 25). Dengan kerendahan hati, dia menerima masukan itu dan mengurungkan niatnya untuk membunuh Nabal. Bahkan setelah menjadi raja, di tetap memiliki hati yang mau diajar dan mau menerima teguran. Saat dia ditegur oleh Natan, karena dosa yang telah ia lakukan. Daud tidak marah dan tidak tersinggung, sebaliknya ia menerima teguran itu dan langsung mengakui dosanya dihadapan Tuhan, menyesali dosa yang telah ia lakukan, dan mohon pengampunan Tuhan (2 Sam. 12).
Keempat, Daud memiliki hati yang selalu mengandalkan Tuhan. Daud selalu percaya dengan pimpinan dan arahan dari Tuhan. Hal ini dapat dilihat dari sikap hidupnya, baik sebelum menjadi raja ataupun setelah menjadi raja, Daud selalu mengandalkan Tuhan. Apa pun yang akan dia lakukan, dia selalu bertanya kepada Tuhan; selalu berkomunikasi dengan Tuhan dan mencari Tuhan. Apa yang Tuhan katakan kepada dia dengan ketaatan itulah yang dia lakukan (1Sam. 23:2, 4, 10-13; 2Sam. 2:1; dst). Saat senang ataupun susah dia selalu ingat Tuhan. Dia selalu mau memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Dia selalu sadar keberhasilan hidupnya adalah semata-mata karena anugerah Tuhan. Oleh sebab itu dia selalu mengandalkan Tuhan.
Sikap hati Daud yang seperti itulah sangat menyenangkan hati Tuhan. Sampai Tuhan sendiri yang memuji dia dan menjadikannya sebagai contoh teladan bagi raja-raja berikutnya dalam hal hidup berkenan kepada-Nya dengan mengatakan, “Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu.” (1Raj. 3:14; lihat 1Raj. 11:38; 14:8; dst).
Tentunya sikap hati Daud tersebut juga menjadi teladan bagi kita untuk hidup dikenan Tuhan. Kita perlu memiliki hati yang berani melawan ketidakbenaran dengan kekuatan Tuhan, hati yang percaya akan cara dan waktu Tuhan, hati yang mau diajar, dan mau selalu mengandalkan Tuhan. Untuk memiliki hati ini, kita harus membangun hubungan intim dengan-Nya setiap hari. Tanpa itu, sulit bagi kita bisa memiliki hati yang berkenan kepada-Nya.
Berkat hidup yang berkenan di hati Tuhan
Banyak sekali berkat bagi orang yang hidupnya berkenan kepada Tuhan, seperti yang bisa kita lihat dalam kehidupan Daud. Pertama, doanya didengar oleh Tuhan dan Tuhan berkenan menerimanya (1Sam. 23:2, 4, 10-13; lih. Ayub 33:26 ). Kedua, dia memiliki hikmat dan pengertian yang benar. Daud tahu apa yang harus ia kerjakan (lih. Kolose 1:9-10 ). Ketiga, akhirnya Daud menjadi raja, bukan hanya memerintah atas Yehuda, tetapi juga atas seluruh Israel (2Sam. 5). Bahkan Tuhan memberikan janji bahwa keluarga dan kerajaannya akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Nya, takhtanya akan kokoh untuk selama-lamanya (lih. 2 Sam. 7:16).
Berkat yang diberikan kepada Daud menjadi berkat bagi orang percaya juga. Yesus Kristus adalah keturunan Daud yang telah datang ke dalam dunia untuk mendamaikan kita manusia yang berdosa dengan Tuhan, sehingga melalui Yesus saat ini kita bisa mendekat bergaul dengan Tuhan. Selamat hidup berkenan kepada Tuhan *(NS)