Bagikan artikel ini :

Diubahkan Untuk Berubah

Mengapa manusia perlu hidupnya berubah lebih baik? Dalam perspektif pemahaman natur manusia dan teologis, maka sesungguhnya perubahan merupakan kebenaran yang dikehendaki Allah. Kisah penciptaan manusia yang tercatat dalam Kitab Kejadian bahwa manusia diciptakan seturut gambar dan rupa Allah serta diberikan mandat berkuasa mengelola atas segala ciptaan lainnya seturut yang dikehendaki Allah. Kejadian 3 mengisahkan, manusia pertama Adam dan Hawa gagal menaati Allah dan jatuh dalam dosa. Kegagalan yang merusak gambar dan rupa Allah dalam diri manusia dari generasi kepada generasi karena mewarisi dosa asal.

Kebutuhan hidup untuk menjadi lebih baik tidak mungkin dihasilkan tanpa diubahkan terlebih dahulu statusnya dengan mengalami karya penebusan Kristus. Manusia berdosa yang menerima karya penebusan Kristus maka perubahan hidupnya merupakan anugerah melalui karya Allah Roh Kudus. Perubahan status tersebut menjadikan seseorang memiliki status ciptaan baru di dalam Kristus dan disebut anak Allah atau umat Tuhan. Kehidupan ciptaan baru dalam Kristus merupakan pemahaman yang membangun komitmen diri untuk mencerminkan kehidupan yang selalu siap untuk berubah (2 Korintus 5:17). Kesiapan untuk berubah merupakan persembahan hidup seutuhnya yang mana bukan saja pemahaman yang berubah namun perubahan terjadi dalam diri sebagai pribadi yang diperbaharui, dan bertindak nyata yang menghidupi hal-hal yang semakin baik. Persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah merupakan kehidupan yang bersifat berkelanjutan sehingga semakin nyata kehidupan orang-orang Kristen yang tidak serupa dengan dunia ini (Roma 12:1-2).

Tantangan terhadap kehidupan yang hendak berubah dapat datang dari ekternal dan internal diri kita. Tantangan yang bersifat ekternal merupakan pekerjaan iblis yang menumpang peristiwa-peristiwa yang tidak kita kehendaki untuk mengalihkan pemahaman, perasaan, dan tindakan kita ke arah yang bertentangan dengan kebenaran. Tantangan yang bersifat internal datang dari dalam diri kita karena membangkitkan dan membiasakan kehidupan keinginan daging yang melawan kebenaran dan kehendak Tuhan. Untuk menghadapi perlawanan terhadap kehidupan yang berubah maka setiap orang-orang Kristen perlu untuk hidup yang seturut pimpinan Roh Kudus.

Kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah kehidupan yang memiliki relasi yang baik dengan Allah dan berada dalam pengaruh kepemimpinan Allah. Ketika seseorang Kristen memilih untuk mengizinkan Roh Kudus memimpin hidup mereka, mereka menyerahkan kendali dan kehendak mereka kepada Allah. Dengan demikian selalu memiliki kesiapan untuk mencerminkan ketaatan dan kerendahan hati untuk mengakui kesalahan dan kehidupan dosa yang terjadi dalam hidupnya. Pada saat yang sama melakukan langkah nyata mengejar untuk membangun kehidupan yang benar dan baik sebagaimana kebenaran dan kehendak Allah atas kehidupannya.

Pengertian ini seiring dengan apa yang dikatakan Billy Graham: "Kehidupan yang benar-benar dipimpin oleh Roh Kudus adalah kehidupan yang mengalami transformasi yang luar biasa. Ketika kita menyerahkan kendali hidup kita kepada Allah dan mengizinkan-Nya untuk bekerja melalui Roh-Nya, kita akan melihat perubahan yang tak terbayangkan dalam pikiran, hati, dan tindakan kita." Kehidupan yang siap berubah merupakan bagian penggenapan kehidupan berkemenangan di dalam Yesus Kristus (1Korintus 15:57). Relasi dengan Yesus Kristus memberikan pembekalan pengalaman rohani akan kehadiran penyertaan Yesus Kristus dan kuasa Allah. Dengan demikian kita memiliki kuasa dan kekuatan untuk berubah dengan mengakui dan meninggalkan kehidupan yang melawan kebenaran. Kuasa dan kekuatan yang sama untuk mempersembahkan hidup yang berubah secara berkelanjutan. (HS)