Bagikan artikel ini :

Harga Pemuridan

Berbicara tentang pemuridan, banyak orang Kristen berpikir tentang harga mahal yang harus mereka bayar untuk mendapatkan kehidupan yang intim dengan Allah. Mereka berpikir tentang kehilangan kenikmatan, tidak ada lagi canda tawa, dan sukacita. Hiburan, nonton film, makan enak, menelusuri internet, dan bermain games akan diambil dari kehidupan mereka. Mereka akan meninggalkan semua gegap gempita kehidupan di dunia dan memasuki sebuah kehidupan kesalehan, seperti di dalam biara yang terkungkung dan terpisah dari dunia. Benarkah pemuridan itu demikian suram?

Informasi Musuh yang Salah

Setan dan pengikutnya tahu bahwa sukacita sejati ditemukan hanya ketika orang-orang percaya mendengarkan dan melakukan pengajaran Yesus. Untuk mencegah pengikut Yesus mendapatkan sukacita yang sejati, maka mereka menyebarkan informasi yang mengatakan, “Jadilah orang Kristen biasa-biasa saja, tidak perlu dimuridkan, tidak perlu terlalu banyak mengenal firman Tuhan karena menjadi pengikut Yesus sejati pasti membosankan, tidak dapat menikmati kesenangan dunia serta banyak larangan ini-itu.” Informasi ini dengan sukses telah disebarkan oleh musuh kita. Dengan sedikit pembengkokan serta contoh dari orang-orang baik dengan konsep yang salah, kehidupan kristiani akhirnya digambarkan secara menyedihkan. Informasi sesat ini telah berhasil membuat orang-orang Kristen takut dengan harga mahal dari pemuridan.

Banyak orang-orang Kristen termakan informasi musuh tersebut, sehingga mereka tidak mau dimuridkan. Mereka memilih hidup sebagai orang Kristen biasa-biasa saja. Mereka sudah merasa puas menikmati berkat Allah yang sedikit. Padahal ada begitu banyak berkat yang Allah sediakan bagi mereka. Sayangnya, mereka tidak dapat menikmati semua itu. Hal ini terjadi, karena mereka lebih percaya informasi musuh daripada mendengarkan Allah. Sebagai akibatnya mereka tidak benar-benar menikmati kehidupan sebagai pengikut Yesus yang sejati, kehilangan banyak berkat Allah. Itulah harga yang harus dibayar jika hidup tanpa pemuridan.

Harga dari Tidak Adanya Pemuridan

Orang-orang Kristen yang hidupnya tanpa pemuridan tanpa mereka sadari telah membayar harga yang mahal. Dallas Willard mengatakan:

Tanpa pemuridan kita kehilangan damai sejahtera, sentuhan kasih. Kita tidak mengalami iman yang melampaui segala sesuatu, bahwa Allah selalu bekerja demi kebaikan, harapan yang kokoh di tengah situasi yang sulit. Kita kehilangan kekuatan untuk melakukan apa yang benar dan kesanggupan untuk berdiri melawan kejahatan. Artinya, tidak adanya pemuridan harus dibayar dengan kekayaan hidup yang telah dijanjikan oleh Yesus dalam Yohanes 10:10 yang mengatakan, bahwa “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Kuk salib Kristen adalah alat pembebasan dan kekuatan bagi mereka yang hidup bersama di dalam-Nya.

Benar sekali perkataan Dallas Willard, betapa ruginya kehidupan orang Kristen tanpa pemuridan. Mereka harus membayarnya dengan harga yang mahal. Orang-orang Kristen tanpa pemuridan akan hidup di dalam kegelapan, stres, tekanan hidup, sakit hati, dendam, kemarahan, kesombongan, ketakutan, dan sebagainya.

Jalan Sempit dan Lebar

Dalam Matius 7:13-14, Yesus menggunakan gambaran dua pintu dan dua jalan, yang satu sempit dan yang satu lebar. Pintu yang lebar mengarah pada jalan yang mudah, sementara pintu yang sempit mengarah kepada jalan yang sulit. Menempuh jalan dari pintu yang lebar mengarah kepada kehancuran, sedangkan jalan dari pintu yang sempit menuju kehidupan kekal.

Yesus dengan jelas mengatakan bahwa jalan yang sempit, yaitu mengikuti ajaran-Nya adalah hal yang menantang, tetapi Ia juga menambahkan bahwa ajaran-Nya itu akan mengantar mereka ke jalan kehidupan, yang bukan hanya memberikan kehidupan kekal setelah kematian, tetapi juga kehidupan di bumi. Pengikut Yesus yang sejati akan mengalami tingkat tertinggi dari kenikmatan, sukacita nyata yang kekal, tawa yang lepas, dan menikmati segala kebaikan dan keindahan yang ada dalam hidup. Mereka dimampukan menikmati berkat-berkat yang Allah telah sediakan bagi mereka. Meskipun dalam hidup ini, mereka akan mengalami badai kehidupan, gelombang angin topan, tetapi mereka tetap akan kokoh, berdiri tegap, sambil menikmati berkat Allah tersebut. Untuk dapat menikmati janji-janji Allah ini, tidak ada cara yang lain, selain melalui pemuridan. Orang-orang Kristen harus membayarnya melalui pemuridan.

Perintah Yesus

Sebelum naik ke surga, Tuhan Yesus memberikan perintah kepada para murid-Nya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” (Mat 28:19). Yesus menginginkan para murid-Nya itu untuk pergi memuridkan semua bangsa. Sebagai murid Yesus, pengikut-Nya tentu harus mengenal Dia. Syarat untuk mengenal Dia adalah melalui pemuridan.

Pentingnya Pemuridan

Pemuridan adalah suatu keharusan untuk diikuti oleh kita sebagai orang-orang percaya, agar kita bisa mengenal Kristus yang kita sembah dan puji. Pemuridan adalah proses perjalanan yang dilakukan secara konsisten, yang membawa kita bertumbuh dalam kebenaran firman Tuhan dan menjadi serupa dengan Kristus. Akan tetapi, pemuridan bukanlah sesuatu yang instan. Perlu waktu untuk berproses. Prosesperubahan yang membawa kita yang jauh dari Kristus untuk datang mendekat kepada-Nya. Proses yang membawa kita rindu mendalami Alkitab yang membuat kita semakin mengenal Yesus, mengetahui kerinduan hati-Nya, dan menjadi kerinduan hati kita juga. Seiring berjalannya waktu, kita pun tumbuh menuju kedewasaan rohani dan semakin serupa dengan Kristus.

Pemuridan bukanlah sebuah program. Ia adalah sebuah proses pertumbuhan yang mendorong terbangunnya hubungan kita dengan Allah, dengan orang lain, dan dengan diri sendiri. Di dalam proses ini, kita berjalan bersama-sama dengan saudara seiman. Kita belajar Alkitab bersama, berbagi pengalaman hidup, saling mendampingi, menguatkan dan mengingatkan. Sehingga kita menjadi sadar bahwa kita tidak hidup sendirian. Di dalam pemuridan kita tahu bahwa kita tidak lagi hidup dalam ketegangan, kesedihan, dan kemuraman. Justru sebaliknya kita bisa hidup dalam kenikmatan, sukacita, dan keindahan.

Pemuridan bukanlah kegiatan sesaat seperti kegiatan belajar Alkitab di dalam gereja. Pemuridan adalah sebuah proses yang dibangun dengan pemahaman bahwa kita bertumbuh sambil menolong orang lain untuk bertumbuh. Ini merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus.

Refleksi

Sebagai orang-orang percaya, pertanyaan kita seharusnya bukanlah apa yang harus saya korbankan untuk mengikuti Yesus melainkan pengalaman apa yang saya lewatkan jika saya memilih untuk tidak mengikuti Yesus. Jawabannya jelas, kita akan kehilangan kesempatan untuk memiliki hidup yang baik dan indah.*(NS)