Bagikan artikel ini :

Hidup Yang Berkenan Dihadapan Tuhan

“Karena kepada orang yang dikenan-Nya, Ia mengaruniakan  hikmat, pengetahuan dan kesukaan” (Pengkotbah 2:26A).

KESADARAN IMAN

Iman yang benar dan sejati, selalu membawa setiap pengikut Tuhan memiliki kesadaran untuk, tidak hanya hidup di dalam kebenaran, tetapi yang teristimewa hidup berkenan kepada Tuhan.  Mengapa harus demikian? Jawabnya sangatlah jelas, seperti yang Rasul Paulus katakan di Roma 12:2 yang berkata: “Janganlah kamu  menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi  berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga  kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.

Ada dua  penekanan kebenaran yang perlu disadari dengan kesungguhan dan dengan segenap hati serta pikiran, sehingga hidup – tingkah laku tidak akan menyimpang kekanan atau kekiri. Dua penekanan kebenaran ini:

  1. Secara negatif dikatakan: “Janganlah  kamu menjadi serupa dengan dunia”. Hal ini bukanlah perkara yang mudah, tetapi penuh dengan tantangan dan kesulitan. Tentunya, kalau dengan kekuatan diri sendiri, tidak akan mampu; tetapi harus dengan mengandalkan kuat kuasa dari Tuhan (baca: 1 Korintus 2:4)
  2. Secara positf dikatakan: “Berubahlah oleh pembaruan budi”. Perubahan ini hanya bisa terjadi kalau mengalami keselamatan terlebih dahulu. Didalam keselamatan, ada pekerjaan  dari Roh Kudus yang membawa kelahiran baru yang mana manusia berdosa dapat bertobat – berbalik arah, sehingga mengalami kehidupan yang berubah, yang tidak lagi hidup di dalam kebodohan tetapi penuh hikmat (baca: Efesus 5:15).

Kalau dua hal ini terjadi, maka kesadaran iman akan membawa setiap pengikut Tuhan memiliki kehidupan yang bisa membedakan mana kehendak Allah, apa yang baik dan yang benar. Dengan demikian kehidupan yang berkenan kepada Tuhan akan diperoleh. Hidup yang berkenan semacam inilah yang akan membawa setiap pengikut Tuhan tidak lagi hidup di dalam kesia-siaan, tetapi bermakna, menyenangkan dan mampu memuliakan Tuhan

MENGUNGKAP ESENSI KEBENARAN

Esensi kebenaran tentang berkenan disini berhubungan dengan penilaian untuk sebuah persetujuan yang Tuhan berikan. Jadi tolok ukur berkenan di sini, menunjuk pada kehidupan yang selaras dengan apa yang Tuhan kehendaki dan senangi. Tuhan Yesus pernah berkata: “Bukan setiap orang yang berseru-seru kepadaku: Tuhan, Tuhan akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan  dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga”.

Jadi tolok ukur untuk hidup berkenan kepada Tuhan bukan sekedar berseru atau percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi harus ada pembuktian yang yang konkret, yaitu melalui “buah” yang dihasilkan. Selanjutnya Tuhan Yesus berkata: “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkan orang memetik buah  anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?” Jawabannya: Jelas tidak mungkin!

Tidak mungkin, karena memang tidaklah bisa seperti itu. Kalau ada yang mengklaim bisa, itu pasti bohong atau palsu. Demikian juga kehidupan pengikut Tuhan yang benar dan sejati, haruslah dibuktikan dengan perbuatan, yaitu melakukan kehendak Bapa di sorga.  Perkataan Tuhan Yesus ini justru diberikan diakhir pengajaran-Nya. Artinya, bagaimana akhir kehidupan yang dijalani di dalam dunia ini menjadi  “stempel” pembuktian dari kebenaran tentang bagaimana kualitas hidup yang sudah dilakukan selama menjalani kehidupan di dalam dunia ini.

Memang bagi manusia, sungguh sangatlah sulit untuk mengetahuinya, tetapi bagi Tuhan tidaklah sulit. Karena Dia yang paling mengetahui kehidupan siapapun manusia, termasuk pengikut-Nya dari A sampai Z. Tidak ada yang tersembunyi dan disembunyikan. Semua terbuka dengan jelas dan terang benderang di hadapan Tuhan.  Bagaimana penentuan terakhir nanti? Apakah berkenan atau tidak kehidupan yang dijalani? Semuanya ada di dalam keputusan Tuhan

Prinsip yang harus dipunyai adalah seperti yang Rasul Paulus katakan: “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku ditolak”. Perhatikan penekanan: Melatih tubuh – hidup dan menguasainya, tujuannya supaya tidak ditolak. Inilah kesadaran Iman yang mau terus-menerus untuk menemukan bagaimana hidup yang berkenan dihadapan Tuhan.

KARUNIA HIDUP BERKENAN

Hal yang sangat indah, kalau kehidupan berkenan didapatkan dari Tuhan.  Kitab Pengkotbah dengan jelas mengungkapkan ada tiga karunia yang Tuhan akan sediakan selama hidup di dalam dunia, yang sementara ini dan penuh dengan kesia-siaan, yaitu:

  1. Hikmat, yaitu hati yang takut akan Tuhan. Inilah permulaan pengetahuan (baca: Amsal 1:7). Menjadi “rem” yang pakem untuk mengarahkan dan mengendalikan “kecepatan” dari kehidupan yang dijalani.
  2. Pengetahuan, yaitu kemampuan untuk berpikir secara benar dan tepat. Tidak asal berpikir, tetapi serius dan berlang-ulang dipikirkan untuk mendapatkan pertimbangan yang menyeluruh khususnya berkenaan dengan pengetahuan Firman Tuhan.
  3. Kesukaan, yaitu ada kesukacitaan dan kebahagian yang didapatkan pada saat hidup benar-benar  ada di dalam ketaatan dan kepatuhan terhadap Tuhan dan Firman-Nya

Semua karunia ini jelas Tuhan sediakan pada saat pengikut Tuhan memiliki komitmen untuk hidup sungguh-sungguh untuk mencari dan menemukan kehidupan yang makin hari makin berkenan kepada Tuhan. Yang pasti hidup yang dijalani haruslah  dengan kesadaran dan kerelaan penuh untuk mau menyerahkan anggota-anggota tubuh menjadi “hamba kebenaran” yang membawa kepada pengudusan (baca Roma 6:23). Inilah sejatinya hidup didalam keselamatan Kristus. Soli Deo Gloria.*(LHP)