Bagikan artikel ini :

Ibadah Korporat Gereja Tuhan Yesus Kristus

Pendahuluan

Berbicara tentang Virtual Church di masa pandemi yang berangsur digantikan oleh On-site Church di masa New normal, membuat banyak jemaat bertanya-tanya tentang perbedaan antara ibadah secara individual dan ibadah secara korporat. Apakah memang ada perbedaan nilai teologis yang hakiki dari ibadah korporat yang melampaui nilai-nilai sosio-psikologis? Apakah pengajaran Alkitab yang sesungguhnya tentang tujuan Allah bagi Gereja-Nya di dunia ini? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, ada baiknya kita masuk di dalam konsep filsafat tentang ‘waktu’ atau ‘sejarah.’

Secara garis besar, konsep ‘waktu’ atau ‘sejarah’ di dalam dunia dapat dibagi menjadi dua: konsep siklus dan konsep linear. Dua agama besar dunia yang menganut konsep sejarah secara siklus adalah Hinduisme dan Budhisme, yang melahirkan konsep reinkarnasi. Sedangkan tiga agama besar dunia lainnya yang menganut konsep sejarah secara linear adalah Yudaisme, keKristenan, dan Islam, yang mana waktu bersifat progresif dan waktu yang sudah berlalu tidak bisa kembali lagi.

Menariknya, di abad ke-20, dunia sains sudah menemukan realita alam semesta yang terus mengembang, dan sudah berhasil menghitung titik Alpha di mana ‘Big Bang’ terjadi, dan hal ini selaras dengan pengajaran Alkitab tentang dunia ciptaan Allah yang memiliki titik Alpha dan Omega. Tititk Omega akan segera datang sangkakala berbunyi dan Tuhan Yesus datang kembali ke dunia sebagai Raja. Dunia fana dengan segala kemutakhirannya akan segera berakhir digantikan dengan dunia yang kokoh yang tidak akan layu. Di sanalah Tuhan Yesus dan Gereja-Nya akan memerintah untuk selama-lamanya (cf. Mat. 16:18). Lalu apa tujuan Allah bagi dunia ciptaan-Nya yang telah dirusak oleh dosa?

Persiapan Allah bagi lahirnya Gereja

Ada lima poin dalam sejarah linear yang telah Allah kerjakan untuk merestorasi dunia ciptaan-Nya melalui Gereja-Nya:

Yang pertama, pada tahun 2000 SM, Allah memanggil Abraham dan berjanji bahwa keturunannya akan menjadi besar dan akan memberkati semua suku di dunia (Kej. 22:18).

Yang kedua, pada tahun 1400 SM, bangsa Israel sebagai keturunan Abraham yang sudah diperbudak bangsa Mesir selama 400 tahun akhirnya keluar dari Mesir di bawah kepemimpinan nabi Musa. Ketika sampai di Gunung Sinai, Allah berfirman kepada bangsa Israel: ‘Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus’ (Kel. 19:6)—suatu perjanjian bersyarat! (Kej. 19:5).

Yang ketiga, pada tahun 700 SM, Allah membangkitkan nabi Yesaya untuk mengumumkan kedatangan sang Messias, sang Raja yang diurapi Allah. Ia akan mati menanggung dosa umat-Nya. Namun, anehnya, dikatakan ‘apabila Ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya ‘ (Yes. 59:10). Mengapa seorang yang mati umurnya akan lanjut? Kita simak kisahnya nanti.

Yang keempat, Paulus pada tahun 48 di abad pertama menyingkapkan bahwa istilah ‘keturunan‘ di dalam konteks Abraham bersifat tunggal (bukan ganda). Karenanya yang dimaksud dengan ‘keturunan Abraham’ adalah Tuhan Yesus Kristus, bukan bangsa Israel (Gal. 3:16). Dialah yang akan memberkati suku bangsa di dunia ini. Karena hidup kebangkitan-Nya diberikanNya kepada Gereja-Nya, maka ‘Ia akan melihat keturunan-Nya,’ ‘umur-Nya akan lanjut,’ dan ‘kehendak Allah akan terlaksana’ melalui Gereja-Nya.

Yang kelima, Petrus di sekitar tahun 62-64 menulis kepada Gereja mula-mula: ‘Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri’ (1 Pet. 2:9). Kata-kata ini sangat mirip denga apa yang Allah firmankan kepada bangsa Israel di Gunung Sinai. Memang pada dasarnya Gereja Kristus adalah bangsa Israel secara rohani, yang Allah proyeksikan sejak semula untuk menjadi bangsa milik Kristus sang Messias. Karena itu, Kristus berfirman kepada Gereja-Nya: ‘Kepada-Ku telah diberikan kuasa di sorga dan di bumi, Karena itu pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku’ (Mat. 28”18). Intisari dari Amanat ini adalah tugas pemuridan.

Perlengkapan Allah bagi Amanat Gereja Tuhan

Ada lima macam personel yang Allah sediakan bagi Gereja-Nya untuk mencapai tiga target perlengkapan Gereja Tuhan untuk melakukan tugas pemuridan suku-suku bangsa: para rasul, nabi, pemberita Injil, gembala, dan pengajar. Dan ada tiga target yang akan dicapai: pertama, kesatuan iman dan pengethuan yang benar tentang Kristus, Anak Allah. Kedua, kedewasaan rohani yang sesuai dengan kepenuhan Kristus yang tidak lagi mudah diombang-ambingkan oleh pelbagai angin pengajaran yang menyesatkan. Ke-tiga, keserupaan dengan Kristus di dalam segala hal (Ep. 4:11-15).

Uniknya, eksekutor, manager, serta supplier dari pembangunan Tubuh Kristus ini adalah Kristus sendiri. Kristus melibatkan pelayanan bagian Tubuh yang satu untuk membangun bagian Tubuh yang lainnya, sehingga pada akhirnya setiap bagian dari Tubuh menerima kadar pertumbuhannya masing-masing sesuai dengan apa yang Kristus berikan. Pertumbuhan semacam ini di dalam istilah dunia fashion, bersifat tailored-made atau customized, dan dikerjakan oleh Kristus sebagai Master-mind Designer pembangunan Tubuh-Nya. Gereja secara virtual ataupun onsite tidak menjadi masalah sejauh setiap kegiatannya terkonek dan diarahkan oleh Kristus, Kepala Gereja.

Ada tiga sarana yang patut kita ketahui dalam pembangunan Gereja Tuhan:

Pertama, melalui Roh Kristus, Gembala Agung segala domba, yang memperlengkapi dan memampukan Gereja-Nya untuk melakukan kehendak-Nya (Ibrani 13:20-21).

Kedua, melalui Firman karunia yang ‘membangun dan menganugerahkan bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan’ (Kis. 20:32). Secara spesifik, Firman karunia ini dimulai pada momen ‘pembenaran’ di saat orang percaya diselamatkan, dan berlanjut pada proses ‘pengudusan’ di dalam kehidupan orang percaya, melalui Firman yang terus menerus mengajar, menyatakan dan mengoreksi kesalahan, serta mendidik di dalam kebenaran (2 Tim. 3:16-17).

Ketiga, melalui datang kepada Kristus. Kristus yang adalah Batu Penjuru di Sion yang dibuang orang, namun dipilih dan dihormati Allah, merupakan Batu yang hidup yang kokoh dan penuh vitalitas. Setiap anggota Tubuh Kristus yang datang kepada Kristus juga akan menjadi batu yang hidup di dalam bangunan Bait Allah yang mulia, di mana para imam kerajaan Allah mempersembahkan persembahan yang berkenan kepada Allah melalui Kristus (1 Pet. 2:4-6).

Ketika ketiga unsur tersebut bersinergi menjadi satu, ketika Gereja lokal Tuhan datang kepada Kristus di dalam doa korporat dengan memohonnkan pimpinan Roh-Nya dan dengan memohonkan doanya sesuai dengan Firman Allah, maka suatu kedahsyatan akan terjadi di mana sejarah dunia di pelbagai pelosoknya akan diubahkan sebagai jawaban dari doa Gereja lokal Tuhan. Sama seperti apa yang tercatat di dalam lembaran sejarah Gereja Tuhan sepanjang zaman.

Penutup

Menjelang kedatangan Kristus kedua kalinya, adakah Gereja lokal kita semakin bertumbuh ke arah Kristus dan menjadi umat kepunyaan Allah, bangsa yang kudus, dan kerajaan imam yang senantiasa mempersembahkan persembahan yang berkenan kepada Allah? ** IT