Bagikan artikel ini :

Imanuel Allah Menyertai Kita

Apalah arti sebuah nama? Demikian dalam novelnya Romeo dan Juliet, William Shakespeare menyatakan bahwa nama tidak memiliki arti dan relevansi. Benarkah demikian? Tentu saja, tidak! Dalam dunia bisnis dan perdagangan, nama adalah merk dagang yang memiliki sejarah dan nilai jual. Secara personal, nama sangat penting dan terkait erat dengan identitas seseorang. Nama terkait dengan pribadi, budaya, sanak keluarga, dan sejarah seseorang. Nama dalam Alkitab terlebih lagi. Ia selain menyatakan identitas, juga asal, harapan, dan tujuan.

Tulisan pendek ini akan membahasa arti dan pentingya nama Imanuel. Satu nama yang diberikan oleh Allah untuk dipegang oleh umat-Nya di masa dulu dan sekarang. Satu nama yang mengandung janji sekaligus penggenapan dalam sejarah umat Allah.

Nama Imanuel muncul tiga kali dalam Alkitab. Dua kali di Perjanjian Lama (Yes. 7:14 dan 8:8) dan satu kali di Perjanjian Baru (Mat. 1:23). Imanuel gabungan dari dua kata Ibrani, Imanu dan El. Imanu artinya dengan,bersama, atau beserta kita dan El adalah Allah. Dengan demikian Imanuel artinya Allah beserta kita.

Janji Imanuel bagi Yehuda

Imanuel muncul pertama kali dalam Yesaya 7:14 sebagai nama yang diberikan kepada seorang anak, tanda bahwa Yehuda akan menerima pelepasan dari kepungan tentara gabungan Israel dan Aram. Tahun 735 SM Ahas menjadi raja kerajaan Yehuda. Waktu itu, Pekah, raja kerajaan Israel, bersekongkol dengan Rezin, raja kerajaan Aram, untuk menyerang dan menghancurkan Yehuda (2Raj.16:1-6). Persekongkolan ini adalah pengkhianatan besar Israel terhadap Yehuda, karena Yehuda dan Israel pada dasarnya dua kerajaan bersaudara. Aram dan Israel datang menyerang, namun mereka tidak dapat mengalahkan Yehuda (Yes.7:1). Sekalipun demikian, Ahas menjadi takut dan panik. Ia berencana menggandeng raja Asyur Tiglat-Pileser untuk menghancurkan aliansi Israel dan Aram (2Raj.16:7).

Pada waktu inilah TUHAN mengutus nabi Yesaya untuk menemui Ahas dan meneguhkan imannya. Ahas jangan mengundang Tiglat-Pileser, tetapi harus bersandar pada pertolongan TUHAN. Allah berjanji jika Ahas taat maka Yehuda akan menang terhadap musuh-musuhnya (Yes. 7:3-9). Janji ini dikuatkan dengan sebuah tanda: “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yes. 7:14). Dengan lahirnya seorang anak, yang diberi nama Imanuel, maka Yehuda akan dilepaskan dari kungkungan musuh-musuhnya. Nama Imanuel dengan demikian menyatakan janji pemeliharaan Allah bagi umat-Nya saat mereka dihimpit oleh musuh-musuh mereka.

Janji Imanuel bagi umat yang setia

Nama Imanuel muncul kedua kalinya dalam Yesaya 8:8, sebagai penegasan kembali janji Allah bagi umat yang setia sekalipun Ahas raja Yehuda tidak taat kepada-Nya. Raja Ahas tidak percaya kepada janji Imanuel yang disampaikan Yesaya. Ia lebih percaya kepada kekuatan tentara Asyur daripada Allah yang perkasa. Ia mengundang Tiglat-Pileser raja Asyur untuk menghancurkan Aram dan Israel. Tiglat-Pileser menyambut dengan senang hati undangan ini dan mengirimkan tentaranya. Pada akhirnya bukan saja Aram dan Israel dihancurkan, tetapi Yehuda juga akhirnya harus takluk di bawah, dan dikontrol oleh, Asyur (2Raj. 16:8-20).

Allah tahu akan kebebalan dan ketidakpercayaan raja Ahas akan janji-Nya. Lewat nabi Yesaya, Ia telah menubuatkan bahwa dengan mengundang Tiglat-Pileser, Yehuda pada akhirnya pun akan takluk di bawah Asyur. Firman Allah: “…Tuhan akan membuat air sungai Efrat yang kuat dan besar…yaitu raja Asyur… air ini akan meluap melampaui segenap salurannya dan akan mengalir melampaui segenap tebingnya, serta menerobos masuk ke Yehuda…” (Yes. 8:7-8).

Sekalipun Ahas tidak taat, namun janji Allah akan Imanuel tidak dibatalkan. Sekalipun Yehuda akan taklut di bawah Asyur, namun ia tetap milik Allah. Firman Tuhan berkata: “[tentara Asyur] ibarat banjir yang meluap-luap hingga sampai ke leher; dan sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup seantero negerimu, ya Imanuel!” (Yes. 8:8). Tentara Asyur memang akan menguasai segenap negeri, namun negeri itu tetap milik Imanuel. Janji ini adalah satu penghiburan kepada umat Allah yang setia di tengah-tengah bangsa mereka yang tidak setia. Nama Imanuel dengan demikian menyatakan bahwa Allah menyertai umat-Nya yang setia dan tidak melupakan serta tidak meninggalkan mereka sekalipun bangsa mereka telah memberontak kepada-Nya.

Penggenapan janji Imanuel

Nama Imanuel muncul terakhir kalinya di Perjanjian Baru dalam Matius 1:23. Saat Yusuf mendapati bahwa Maria telah mengandung sebelum ia menikahinya, ia berpikir akan menceraikannya diam-diam. TUHAN Allah mencegah maksud Yusuf dan mengutus seorang malaikat untuk berbicara kepadanya di dalam mimpi. Ia tidak perlu takut mengambil Maria sebagai istrinya karena Anak yang dikandungnya dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan seorang anak laki-laki dan Ia harus dinamai “Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Mat. 1:21). Kelahiran Yesus akan menggenapkan janji Allah di Yesaya 7:14, yakni bahwa “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita” (Mat. 1:23). Yesus dengan demikian adalah penggenapan janji Imanuel. Penggenapan ini memiliki beberapa implikasi.

Pertama, Yesus menyertai kita karena Ia adalah Allah sejati. Yesus adalah Imanuel. Ketika Yesus bersama kita, Allah bersama dengan kita. Yesus Kristus mampu menyertai kita senantiasa karena Ia adalah Allah yang kekal adanya. Ia adalah Firman, yang bersama-sama dengan Allah dan Ia adalah Allah (Yoh. 1:1).

Kedua, Yesus menyertai kita dengan menjadi sama dengan kita. Ia adalah Allah yang transcenden, yang jauh, kekal dan maha tinggi (Yoh.1:1), sekaligus Allah yang imanen, yang dekat dan bersama-sama dengan kita. “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” (Yoh. 1:1). Allah yang menyertai kita, juga sekaligus merasakan dan memikul beban hidup dan penderitaan seorang sama. Ia sama dengan kita hanya tidak berdosa (Ibr. 4:15).

Ketiga, Yesus menyertai kita dengan melepaskan kita dari dosa dan menyelamatkan kita dari hukuman kekal. Allah yang adalah Imanuel adalah sekaligus Allah yang menyelamatkan. Ia tidak sekedar mendampingi kita dalam bahaya tetapi juga melepaskan kita dari bahaya. Ia bukan saja ada bersama kita dalam penderitaan, memikul penderitaan kita, tetapi juga membebaskan kita dari penderitaan. Ia adalah Imanuel yang bernama Yesus (Mat.1:21, 23).

Keempat, janji Imanuel tetap berlaku bagi umat-Nya hari ini. Ketika Yesus akan terangkat ke surga, Ia memerintahkan murid-murid-Nya untuk pergi memproklamirkan Injil-Nya di seluruh bangsa, dan berjanji akan menyertai mereka senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat. 28:20). Yesus ada di surga sekarang, namun Ia tetap menyertai umat-Nya dengan Roh Kudus-Nya.

Coram Deo

Yesus Kristus adalah Imanuel, Allah yang senantiasa beserta dengan kita dengan Roh Kudus-Nya (Yoh. 14:16-17). Janji ini harus diaminkan dengan ketaatan setiap orang percaya. Ketidaktaatan dan kebebalan hati Ahas telah membawa celaka kepada Yehuda. Ketidaktaatan hari ini pun akan membawa celaka yang sama kepada orang percaya. Janji Imanuel ini harus diaminkan orang-orang percaya sekalipun orang-orang di sekeliling mereka tidak lagi berpegang pada janji ini, karena janji ini diperuntukkan bukan kepada orang banyak, tetapi kepada umat-Nya yang setia mengikuti-Nya. Ia adalah Yesus, “yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Mat. 1:21). [PD]