Bagikan artikel ini :

Karya Kristus di Antara Kebangkitan dan Kenaikan

Esai singkat ini secara khusus membahas karya Yesus Kristus pada masa 40 hari antara setelah kebangkitan-Nya dan sebelum terangkat ke sorga. Apa yang dilakukan Yesus Kristus, Tuhan kita saat itu? Mengapa Ia tidak tergesa-gesa terangkat ke sorga?

Karya Yesus di dunia ini secara formal telah selesai di atas kayu salib. Sesaat sebelum Ia mati, Ia berkata, “Sudah selesai” (Yoh. 19:30). Pada waktu Ia menghembuskan nafas terakhir-Nya, karya penebusan telah dilakukan. Anak Allah telah memberikan hidup-Nya bagi manusia berdosa. Seluruh sejarah manusia tergantung bersama di atas salib Kristus. Tanpa salib maka tidak ada arti apa yang kita jalani. Namun, setelah mati Ia dikuburkan dan tiga hari kemudian, Ia bangkit.

Setelah bangkit Yesus tidak langsung ke sorga, karena masih ada yang harus dilakukan-Nya. Yakni Injil harus diteruskan oleh murid-murid-Nya. Namun, murid-murid saat itu seperti prajurit-prajurit terluka yang perlu untuk diteguhkan kembali iman mereka dan diobati luka-luka hati mereka. Maka Yesus menampakkan diri-Nya kepada mereka untuk melakukan tiga hal: menyatakan diri-Nya hidup, memulihkan panggilan mereka, dan mengutus mereka untuk pemberitaan Injil.

Yesus Menyatakan Diri-Nya Hidup kepada Murid-murid-Nya

Setelah kebangkitan, Yesus menampakkan diri-Nya. Ia tidak menampakkan diri kepada dunia. Ia tidak menampakkan diri kepada orang yg tidak percaya, tetapi kepada murid-murid-Nya. Satu-satunya pengecualian adalah penampakan-Nya kepada Paulus dalam perjalanan ke Damsyik (Kis. 9:1-7; 1 Kor. 15:8). Dan oleh penampakan itu, Paulus berubah, dari seorang penganiaya gereja menjadi seorang pengikut Kristus yang memberikan hidupnya bagi Tuhannya.

Yesus tidak menampakkan diri-Nya kepada satu dua orang, tetapi kepada banyak orang, dengan banyak tanda, dan berulang-ulang selama 40 hari (Kis. 1:3). Penampakan-penampakan ini pertama untuk membuktikan diri-Nya hidup, dan membicarakan tentang Kerajaan Allah (Kis. 1:3). Tujuannya agar mereka diyakinkan bahwa kematian-Nya tidak selamanya. Ia telah mengalahkan maut. Maka murid-murid harus melihat

bekas paku pada tangan dan kaki-Nya dan Ia makan roti di hadapan mereka, agar mereka yakin bahwa Ia adalah Yesus yang telah bangkit dari kematiaan (Luk. 24:38-43). Yesus juga membuka pikiran mereka sehingga mereka dapat mengaminkan bahwa segala nubuat tentang diri-Nya dalam Kitab Suci adalah benar. Ia mati dan bangkit kembali (Luk. 24:6-8; 25-27; 44-46).

Yesus Meneguhkan dan Memulihkan Iman Murid-murid-Nya

Dengan penampakan itu, Yesus meneguhkan kembali iman mereka. Injil keselamatan harus diproklamirkan ke seluruh bangsa sebagai solusi bagi dosa manusia. Yang pertama-tama harus percaya dan mengalami khasiat Injil itu sendiri adalah para rasul dan murid-murid-Nya. Jika mereka sendiri saja masih ragu, dan tidak memiliki keyakinan, semangat dan kekuatan, bagaimana mereka mungkin dapat memberitakan khasiat Injil itu.

Maka Yesus menampakkan diri secara khusus kepada mereka. Mereka perlu memegang tangan dan kaki-Nya, dan berbicara dengan Dia. Mereka perlu makan roti dan minum anggur dari tangan-Nya. Mereka perlu mengalami kebangkitan itu nyata (1 Yoh.1:1-4). Kebangkitan Yesus Kristus yang bukan sekedar keyakinan dalam hati, tetapi satu kenyataan yang dialami. Obat itu bukan saja dipercaya ada khasiatnya menurut kata orang. Tetapi mereka harus minum dan mengalami sendiri khasiatnya. Itulah Injil, yang bukan sekedar ide atau ajaran. Tetapi Injil yang adalah realita hidup bersama Kristus yang perlu dialami serta memberikan kekuatan kepada mereka yang percaya. Hanya dengan mengalami realita kebangkitan Yesus Kristus, iman murid-murid diteguhkan kembali (Yoh. 20:26-28).

Yesus Kristus juga memulihkan mereka. Para rasul ibarat prajurit-prajurit Kristus yang telah terluka. Ketika Kristus ditangkap, mereka semua mengkhianati-Nya dalam berbagai cara. Ada yang menjual-Nya. Ada yang menyangkal-Nya. Tetapi semuanya melarikan diri dari-Nya (Mrk. 14:50). Pengkhianatan ini menimbulkan luka dalam hati mereka. Ada rasa putus asa, tidak berdaya, dan rasa bersalah. Mereka mungkin merasa tidak layak menjadi rasul. Itu sebabnya mereka kembali menjadi nelayan-nelayan (Yoh. 21:1-3).

Kristus perlu menampakkan diri kembali untuk meneguhkan panggilan yang Ia telah berikan kepada mereka. Ia harus menampakkan diri kepada Petrus untuk memulihkan dirinya. Jika Petrus telah menyangkal diri-Nya tiga kali, maka tiga kali pula Ia bertanya apakah ia mengasihi-Nya. Ketika Petrus menjawab dengan mulutnya sendiri, ia dipulihkan dan diteguhkan kembali (Yoh. 21:15-19).

Yesus Mengutus Mereka untuk Memberitakan Injil

Hanya ketika iman mereka telah diteguhkan kembali. Hati mereka yang luka telah diobati. Maka mereka siap untuk diutus mengabarkan Injil-Nya. Yesus mengutus mereka untuk memberitakan Injil-Nya. Pengutusan terjadi pada saat terakhir sebelum Ia terangkat ke sorga. Ia memberikan amanat agung-Nya agar mereka pergi ke seluruh bangsa untuk memberitakan Injil (Mat. 28:19-20). ** PD