Bagikan artikel ini :

Kehidupan Indah Seorang Ibu

PRIBADI SEORANG IBU

Menggali keberadaan Ibu, tidak akan pernah habis dan membosankan. Ada kekayaan yang didapat, tidak hanya bagi suami, anak-anak, mantu, cucu-cucu; tetapi juga setiap orang. Kenapa demikian? Karena melalui ibu inilah kehidupan manusia itu diawali, sebelum lahir di dunia. Rata-rata sembilan bulan lebih, ada juga yang kurang; hidup manusia ada, tinggal dan melekat pada ibu. Dialah yang menyediakan dan memenuhi kebutuhan selama dan sesudah dikandung.

Hawa perempuan pertama dan manusia kedua setelah Adam; ternyata arti namanya sangat indah menyentuh hati, yaitu: Kehidupan atau pemberi kehidupan. Yang pasti Allahlah yang menjadi sumber dan pemberi kehidupan. Namun pada saat diberi nama Hawa, Allah didalam kedaulatan-Nya memberikan hak istimewa dan kemampuan khusus yang hanya dimiliki oleh seorang perempuan, yaitu mempunyai rahim.

“Di tempat” inilah kehidupan pertama manusia dimulai. Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan terjadi. Tanpa “tempat” ini dan perempuan; maka kehidupan tidak pernah jadi. Sebagai “instrumen” baku untuk menghadirkan dan meng-ada-kan manusia di dunia. Patut bersyukur, kalau boleh menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pribadi ibu.

MELIHAT LEBIH DALAM

Ibu bukanlah pribadi yang pasti sempurna. Ada kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki; tetapi tetap sangat unik. Pada pribadi ibu tersimpan semua potensi yang membanggakan bagi suami, anak-anak, cucu dan cicit. Keberhasilan, kesuksesan dan kemajuan seluruh anggota keluarga jelas kalau dirunut, ada peran ibu dibelakangnya.

Ada kesetiaan, pengorbanan, keteladanan, komitmen, kasih sayang, perjuangan, tanggung jawab, kerelaan dan masih ada hal-hal yang baik lain yang ditemukan didalam kehidupan ibu. Namun ini bukan berarti menutup “mata” terhadap ibu-ibu yang memiliki kehidupan yang sebaliknya, menjadi contoh buruk dan batu sandungan. Seharusnya hal ini, tidak membuat luntur panggilan sejati hidup seorang ibu. Masih banyak ibu-ibu yang baik; dibandingkan yang sebaliknya. “Rohnya” jelas, memberikan penghormatan, kebanggan, kesukacitaan untuk ibu-ibu yang sudah dan akan terus melakukan semua yang baik bagi banyak keluarga.

Perlu juga diungkapkan realita negatif didalam kehidupan ibu. Khusunya perlakuan yang diterima oleh ibu. Sebagai perempuan, melekat pada mereka stigma pribadi lemah, kurang dan disepelekan. Ada ketidakadilan yang mendera perempuan, dimanapun berada. Ketakutan tertentu bagi kaum Adam kalau perempuan “melebihi”. Ditambah lagi penekanan laki-laki menjadi pemimpin. Keberadaan perempuan makin tak menentu.

Perlu kesadaran diri seperti yang Alkitab katakan bahwa perempuan adalah penolong yang sepadan (Kejadian 2:18). Artinya ada kekuatan, kemampuan yang dimiliki. Siap memberikan pertolongan untuk orang-orang dekat: Suami dan anak-anak. Menjadi “sparing patner” bagi seluruh anggota keluarga.

Konsep berpikirnya harus berubah, yaitu menghargai, menghormati dan menyayangi pemberian ibu dalam kehidupan ini. Perlu doa dipanjatkan, supaya Tuhan didalam anugerah dan kuasa-Nya mengubah ibu-ibu menjadi pribadi-pribadi yang dapat memancarkan terang kemuliaan Tuhan.

KEMULIAAN YANG DINYATAKAN

Berkenaan dengan hati yang takut akan Tuhan. Amsal 1:7 dikatakan: “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”. Berhikmat dan bodoh! Ada dua pilihan yang berbeda, yang akan memposisikan kondisi yang berbeda yaitu: Dimuliakan atau direndahkan.

Alkitab selalu memberikan pemahaman kebenaran, bahwa “kemolekan” seorang perempuan - ibu yang berhikmat bukan hanya kepada kecantikan lahiriah tetapi yang terpenting kecantikan batiniah (inner beauty). Inilah kemuliaan yang perlu dinyatakan. Ada karakter luhur yang berasal dari Allah, yang membuat ibu menjadi “manusia Allah” (1 Timotius 6:11), pada saat punya hati takut akan Allah

Secara praktis seorang ibu yang takut akan Tuhan, akan memiliki kehidupan iman, doa dan kerohanian yang sungguh-sunggu kepada Tuhan. Kekuatan hidup yang dimiliki seorang ibu bukan karena kecantikan, kekayaan, kepandaian, jaminan suami dan keluarga, tetapi hidup yang mengandalkan Tuhan. Disitulah Tuhan akan meninggikan derajat seorang ibu, karena pusat hidupnya terletak pada TuhanYesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang dia sungguh percayai. Selamat hari Ibu. Soli Deo Gloria.(LHP)