Bagikan artikel ini :

Makna Hidup

Salah satu pergumulan terbesar manusia adalah persoalan makna hidup. “Apa arti hidup saya? Untuk apa saya ada di dunia ini?” Makna hidup adalah suatu tujuan atau alasan kita ada. Hal itu didasari asumsi bahwa kita pernah tidak ada dan tidak selalu ada. Oleh sebab itu, kehadiran kita dianggap membawa suatu makna tertentu. Victor Frankl menekankan bahwa manusia itu harus mempunyai makna hidup, tanpa makna hidup manusia sebetulnya kehilangan hidup itu sendiri.

Kemana kita pergi mencari makna hidup?

Rick Warren dalam bukunyaThe Purpose Driven Life, menjelaskan bahwa tujuan hidup orang Kristen, “… jauh lebih besar daripada kepuasan pribadi, ketenangan pikiran, bahkan kebahagiaan Anda sendiri. Itu jauh lebih besar dari keluarga, karier, bahkan impian dan ambisi Anda yang paling gila.” Lebih lanjut dia juga mengatakan, “Jika Anda ingin tahu mengapa Anda ditempatkan di planet bumi ini, Anda harus memulainya dengan Tuhan. Anda dilahirkan oleh tujuan-Nya dan untuk tujuan-Nya.” Kalau kita memulai pada titik awal yang keliru, yaitu pada diri sendiri, kita tidak akan pernah menemukan arti hidup yang sebenarnya. Andrei Bitov – seorang penulis novel Rusia, mengatakan, “Tanpa Tuhan hidup tidak ada artinya.” Bertrand Russel – seorang ateis, mengatakan, “Jika Anda tidak menganggap Tuhan ada, pertanyaan tentang tujuan hidup tidak ada artinya.” Karena hanya di dalam Tuhan-lah kita menemukan asal usul kita, identitas kita, makna diri kita, tujuan kita, dan masa depan kita. Setiap jalan lain akan membawa kita ke jalan buntu.

Alkitab menyatakan dengan tegas bahwa manusia diciptakan oleh Allah (Kej. 1:26-29, dan sebagainya). Standar atau kriteria penciptaan manusia adalah hal yang sangat khusus, yang juga menandakan betapa spesialnya dan berharganya manusia. Semua ciptaan, diciptakan Tuhan melalui perkataan-Nya, tetapi hanya satu ciptaan yang diciptakan dengan tangan Tuhan yaitu manusia. Alkitab mencatat hal itu untuk menunjukkan betapa khususnya manusia, sehingga Tuhan perlu mendesainnya dengan tangan-Nya sendiri dan Tuhan yang menghembuskan nafas kehidupan ke dalam manusia, itulah yang menghidupkan manusia.

Itu sebabnya, tujuan hidup manusia tidak bisa dilepaskan dari Pribadi dan rencana-Nya. Rasul Paulus menuliskan, “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang

kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (Kol. 1:16). Pertanyaan pertama dalam Katekismus Westminster, “Apakah tujuan utama hidup manusia?” Jawabannya adalah “untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya.” Fokus dari jawaban tersebut adalah … Pertama, untuk memuliakan Tuhan, harus menjadi tujuan utama dari semua aktivitas dan gerak hidup orang Kristen. “Jadi, entah kamu makan atau minum, atau apa saja yang kamu lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Kor. 10:31). Kedua, tujuan puncak manusia diciptakan Tuhan adalah untuk menikmati Tuhan, untuk dirinya bersekutu dengan Tuhan, dan menikmati-Nya. Untuk hidup berpaut kepada Tuhan sebagai sumber hidup-Nya. Allah merupakan pusat dan tujuan hidup manusia.

Mengapa kita ada di sini?

Bagaimana seharusnya kita hidup sebagai orang percaya supaya dapat mewujudkan tujuan hidup kita? Menjadi sukses dan menggenapi tujuan hidup tidaklah sama. Kita dapat mencapai semua sasaran pribadi dan menjadi sukses luar biasa, tetapi kita masih tidak menemukan tujuan Tuhan untuk hidup kita. Bagi orang Kristen, pencapaian cita-cita, kedudukan atau kekuasaan, kekayaan atau kesuksesan bukanlah tujuan hidup yang utama, semua itu hanyalah alat untuk mencapai tujuan yang utama. Memuliakan dan menikmati Allah, itulah tujuan hidup kita. Itulah makna hidup kita. Segala sesuatu yang kita lakukan dengan perkataan atau perbuatan harus dilakukan dalam kerangka itu. Kita akan memberikan seluruh hidup kita dan akan mencari cara-cara yang terbaik untuk menghasilkan hidup yang bermakna tersebut.Hal ini dimungkinkan bagi orang Kristen karena dia telah ditebus dan diselamatkan dalam Kristus Yesus. Karya penebusan Kristus telah memulihkan status dan kemampuan orang Kristen untuk hidup selaras dengan rencana Allah dan untuk itu juga orang Kristen diselamatkan. “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Rom 11:36).[AA]