Bagikan artikel ini :

Masa Depan Sungguh Ada

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yer. 29:11).

Siapa Pemilik Masa Depan

Jawaban pasti adalah Tuhan sendiri sebagai pemilik. Manusia, iblis dan semua ciptaan yang lain, tidak punya masa depan, kalau Tuhan tidak memberikan. Semua ciptaan, sangat tergantung pada pencipta-Nya. Selama hidup masih diberikan, kemungkinan masa depan itu ada. Dikatakan kemungkinan, karena tidak ada kepastian bagi ciptaan.

Ciptaan, termasuk manusia, tidak tahu apa-apa saja yang akan terjadi di depan. Satu menit saja tidak tahu apa yang akan terjadi, apalagi satu jam, hari, minggu, bulan, dan tahun. Sungguh tertutup dan tersembunyi bagi manusia, termasuk kepada Iblis. Yang pasti Iblis dan manusia, sama-sama bukan Maha Tahu seperti Tuhan. Yang bisa dilakukan, khususnya oleh manusia hanya menjalani dan melewati saja.

Jadi kalau dikatakan masa depan sungguh ada, jelas presaposisinya harus datang dan bersumber dari Tuhan sendiri. Tidak bisa mengatakan dari dan untuk manusia. Ya kalau Tuhan memberikan, tetapi kalau sebaliknya tidak memberikan, dengan cara menghentikan waktu dalam hidup manusia melalui kematian, maka berhentilah manusia. Otomatis manusia sudah tidak ada di dalam kehidupan di dunia ini. Bicara masa depan sungguh ada, berubah menjadi masa depan sungguh tidak ada. Apalagi kalau tidak punya jaminan keselamatan di dalam Kristus.

Tidak boleh takabur – sombong, dengan mengatakan masa depan sungguh ada. Sikap yang benar, dengan segala kerendahan hati, seharusnya berkata, “Tuhan, aku sungguh tidak tahu masa depan, apa saja yang akan terjadi, tetapi aku percaya hanya Engkau saja yang menggenggam masa depan. Kalau digenggaman-Mu, pasti yang terbaik.” Inilah sikap iman yang benar dan berkenan kepada Tuhan.

Melangkah dalam Iman

Apa maksudnya ini? Maksudnya jelas dan tegas, yaitu mau sungguh percaya kepada Tuhan, yang mampu untuk mengarahkan serta mengatur masa depan yang memang sudah rencanakan, sediakan dan kehendaki oleh Tuhan untuk digenapkan secara penuh dan menyeluruh! Ini artinya setiap orang percaya harus selalu bergumul dengan Tuhan untuk mencari dan menemukan masa depannya masing-masing, melalui perenungan firman dan doa.

Harus punya relasi yang dekat dan terbuka dengan Tuhan. Teristimewa  memiliki kepekaan untuk mendengar suara Roh Kudus. Juga percaya bahwa di dalam setiap peristiwa yang terjadi, pasti Tuhan bekerja. Semua yang dilakukan dan dilewati ini, menjadi proses yang Tuhan pakai untuk dapat menolong orang percaya mulai mengerti setiap kehendak dan rencana-Nya, untuk  setiap masa depan yang sudah ditetapkan di dalam kekekalan.

Untuk membuktikan penetapan Tuhan tentang masa depan, dengan sangat jelas sekali, nabi Yeremia memberikan deklarasinya dengan berkata bahwa, “Tuhan  sudah menetapkan rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, dengan masa depan yang penuh harapan.” Sungguh luar biasa Tuhan! Meskipun manusia sudah berdosa dan memberontak kepada Tuhan, Dia tetap di dalam segala anugerah dan kasih-Nya yang sempurna, tidak hanya menyelamatkan, menebus, melahir barukan, membawa pertobatan bahkan mengadopsi menjadi anak Tuhan, tetapi juga yang teristimewa memberikan masa depan baik yang ada di dalam dunia, tetapi juga yang di dalam kekekalan.

Dari sini, terlihat dengan jelas bahwa Tuhan punya rencana masa depan yang sungguh sempurna kepada setiap orang yang Tuhan karuniakan anugerah keselamatan-Nya. Yang menarik, yang perlu juga diungkapkan bahwa di dalam rancangan Tuhan tentang masa depan dikatakan, “Bukan rancangan kecelakaan.” Ini artinya, karena Tuhan benar, kudus, dan sempurna keberadaan-Nya, maka Dia tidak pernah punya motivasi jahat untuk mencelakakan dan membinasakan manusia. Buktinya, Dia sampai memberikan anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia dengan cara menebus manusia dari kebinasaan dosa. Dengan mengurbankan Anak-Nya untuk berinkarnasi, menderita, dan mati di atas salib sebagai jalan penebusan.

Jelas jalan ini diambil, karena dikatakan bahwa, “Upah dosa ialah maut, tetapi kasih Karunia Allah ialah hidup kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rm. 6:23). Jadi masa itu baru sungguh ada, kalau mau melangkahkan dalam iman di dalam Kristus. Dialah yang menjadi penjamin bahwa masa depan sungguh ada. Tidak perlu ragu dan bimbing, tetapi dengan kebulatan hati untuk percaya penuh pada Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Tuntutan Tanggung Jawab

Tanggung jawab ini, jelas berkenaan dengan karunia keselamatan yang Tuhan sudah anugerahkan. Karena di dalam karunia keselamatan, didalamnya ada masa depan, maka setiap orang percaya yang sudah menerima karunia keselamatan, punya kerinduan baru untuk senantiasa menjaga, merawat, bahkan selalu memelihara kehidupan di dalam kebenaran, kekudusan, dan hidup berkenan di hadapan Tuhan.

Caranya? Hidup tidak seturut dengan dunia, tetapi hidup yang sudah mengalami pembaruan akal budi, moral, hati, dan perilaku sebagai “ciptaan baru”. Yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang (Rm. 12:2; bnd. 2 Kor. 5:17). Perilaku sebagai “ciptaan baru” ini, jelas terlihat melalui kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus, yaitu hidup di dalam kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri (Gal. 5:22-23).

Tentunya perubahan kehidupan ini, hanya dapat terjadi pada saat orang percaya punya komitmen total untuk “menyalibkan”  daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal. 5:24). Inilah bukti bahwa orang percaya sudah menjadi milik Kristus Yesus. Dengan demikian, masa depan yang ada di dalam keselamatan hidup orang percaya, dapat mulai tergenapi pada saat orang percaya hidup di dalam ketaatan sebagai milik Kristus. Soli Deo Gloria. (LHP)