Bagikan artikel ini :

Menghujat roh kudus

Sebagian jemaat tertegun ketika membaca di dalam Alkitab ada sebuah dosa yang sedemikian serius sehingga tidak dapat diampuni, yakni dosa menghujat Roh Kudus. Apakah maksudnya? Bukankah Allah adalah penuh kasih dan kemurahan, tetapi mengapa Dia tidak dapat mengampuni dosa yang “khusus” ini? Jadi sepertinya ada dua kenyataan yang berlawanan, yakni kasih dan pengampunan Allah dalam Kristus Yesus dengan adanya dosa yang tidak dapat diampuni. Karena itu penting bagi kita untuk memahami kedua hal ini dengan baik sehingga kita dapat mengenal Allah lebih baik lagi.

APA MAKSUD DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS?

Kata “menghujat” dalam Alkitab berasal dari kata Yunani βλασφημέω yang memiliki arti pemberontakan atau perlawanan secara sadar terhadap subyek yang diketahuinya. Istilah ini menggambarkan penghinaan yang dilakukan manusia terhadap Tuhan.  Dasar penghinaan ini adalah kebencian terhadap Allah yang sangat mungkin berawal dari rasa tidak percaya kepada-Nya. Penghujatan adalah penghinaan dan perlawanan langsung terhadap karakter Tuhan dan seluruh kebenaran iman Kristen sampai kepada hal-hal yang kudus. Semua hal ini adalah pelanggaran dari perintah ketiga dari Dasa Titah (Kel. 20:7; Ul. 5:11) yang ‘merampok’ kemuliaan dan kesucian Tuhan. Karena itu, dosa ini dianggap sebagai dosa yang sangat keji.

Apa yang menjadi latar belakang ucapan Tuhan Yesus tentang menghujat Roh Kudus? Di dalam Matius 12:31-32 dan Markus 3:28-29, konteksnya adalah perlawanan para ahli taurat, orang-orang Farisi dan orang-orang yang mengatakan bahwa “dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia (Yesus) mengusir setan” (12:24). Mereka telah melihat pelayanan Kristus dengan segala keindahannya namun tetap menolak Dia secara terang-terangan. Di dalam Lukas 12:10, konteksnya adalah juga dengan sengaja menolak Yesus sebagai Tuhan. Selain terdapat di dalam ketiga kitab Injil (Matius, Markus, dan Lukas), hal tentang penolakan Yesus secara terang-terangan sebagai Tuhan juga ada di bagian lainnya dari Perjanjian Baru.

Kita sendiri perlu mengerti bahwa dosa menghujat Roh Kudus ternyata bukanlah dosa khusus seperti sekadar penolakan akan keilahian Roh Kudus, tetapi merupakan sikap permusuhan yang disengaja terhadap kekuasaan Tuhan yang dinyatakan melalui oknum ketiga dari Allah Tritunggal. Penghujatan ini dapat dilakukan terhadap firman Tuhan (Mzm 107:11; Yes. 5:24), pengajaran Kristen (1 Tim 6:1), dan para nabi serta orang-orang percaya (Kis. 3:45; 18:6; 1 Kor. 4:13). Lebih dari itu, penghujatan juga dilakukan bukan hanya melalui kata-kata fitnahan (Im. 24:11, 15-16), tetapi juga dengan menolak Kristus (1 Tim. 1:20), penganiayaan terhadap orang suci (Yes. 52:5), menghina yang miskin (Yak. 2:6-7), dan pernyataan iman tanpa tindakan (Rom. 2:24; 2 Tim. 3:2).

Dosa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang tidak diampuni dan berujung kepada maut yang kekal karena bersumber dari ketidakpercayaan/perlawanan terhadap Allah itu sendiri, termasuk di dalamnya penolakan terhadap Kristus. Dosa ini terjadi melalui sebuah pengakuan/tindakan yang dengan sadar dan sengaja menyatakan bahwa Allah adalah setan, menolak/menghina pribadi-Nya, kuasa-Nya, dan karya-Nya. Roh Kudus yang berperan memberi kesaksian akan kebenaranYesus Kristus ditentang sehingga menjadi perlawanan terhadap Allah Tritunggal. Perlawanan ini dilakukan dengan menolak bukti dan pengakuan kesaksian Roh Kudus yang berkenaan dengan anugerah Allah pada diri Yesus Kristus dan semua hal ini dilakukan terus menerus tanpa kesediaan untuk bertobat sungguh-sungguh sampai akhir hidup seseorang.

APAKAH AKIBAT DARI DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS?

Pertanyaan lain setelah kita mengerti apa maksud dosa menghujat Roh Kudus adalah apakah dosa ini dapat dilakukan oleh orang-orang yang telah percaya? Kita perlu memahami bahwa memadamkan maupun mendukakan Roh Kudus dapat dilakukan oleh orang percaya yang sedang berada/terikat dengan kedagingan. Adapun dosa menghujat Roh Kudus hanya dapat dilakukan oleh orang yang belum percaya/lahir baru dengan kesadaran yang utuh. Berkaitan dengan pertanyaan ini, telah dijabarkan di atas bahwa pada dasarnya dosa ini bermula dari kebencian yang terbuka terhadap Allah. Seseorang yang takut dan berada dalam perasaan bersalah akan dosa tetapi cemas karena mengira telah melakukan dosa ini di dalam kehidupan mereka, justru sebenarnya tidak melakukan dosa ini.

Sebagai orang percaya, kita sebaliknya justru harus bersyukur untuk anugerah-Nya yang luar biasa, sehingga kehadiran Roh Kudus menerangi hati dan pikiran kita, menuntun kepada kebenaran serta memberikan penghiburan yang sejati. Keseluruhan iman Kristen dengan yakin menyatakan bahwa pengampunan Allah selalu terbuka bagi setiap orang yang datang kepada Dia dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Allah kita adalah kasih dan selalu memberikan pemulihan bagi orang-orang yang rindu untuk mengenal Dia dan masuk dalam relasi yang indah di dalam Dia. Rasul Yohanes di dalam suratnya mengatakan: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).Oleh sebab itu, biarlah kita boleh hidup dalam pimpinan Roh untuk menjadi semakin serupa dengan Dia, semakin percaya akan Dia dan karya ajaib-Nya. Soli Deo Gloria!