Bagikan artikel ini :

Penggenapan Tanda-Tanda Kedatangan Kristus yang Kedua Kali

Salah satu perdebatan dalam teologi Kristen adalah apakah Kristus dapat datang pada kapan saja atau Ia akan datang kembali setelah tanda-tanda tertentu terjadi. Ada berbagai pandangan untuk menyelesaikan perdebatan itu.

Sejumlah ayat Alkitab memprediksi kedatangan Kristus yang tiba-tiba dan tidak terduga, misalnya perkataan-Nya kepada murid-murid-Nya, “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” (Mat 24:42 bdk. ay.36-39; 25:13; Mrk 13:32-33; Luk 12:40; 1Kor 16:22; 1Tes 5:2, dll.). Ayat-ayat itu mengingatkan kita untuk bersiap sedia menyambut kedatangan-Nya.

Bagian teks Alkitab lain menyatakan bahwa ada tanda-tanda yang akan mendahului saat kedatangan Kristus. (a) Pemberitaan Injil kepada seluruh bangsa (Mrk 13:10, Mat 24:14). (b) Kesengsaraan besar (Mrk 13: 19-20). (c) Mesias dan nabi-nabi palsu membuat tanda dan mujizat (Mrk 13:22; cf. Mat. 24:23–24). (d) Tanda-tanda di langit (Mrk 13:24–26; bdk. Mat 24:29–30; Luk 21:25–27). (e) Kemunculan Anti Kristus (Why 13; 2Tes 2:1-10; 1Yoh 2:18) (f) Keselamatan Israel (Rm 11:25–26; bdk. ay.12). Berdasarkan ayat-ayat ini, ada orang Kristen yang menganggap bahwa Kristus tidak akan datang pada waktu yang tidak terduga karena tanda-tanda itu sampai sekarang belum terjadi. Bagaimana kita merekonsiliasi teks yang memberi peringatan agar kita bersiap sedia karena Kristus dapat datang kapan saja dengan teks yang menyatakan bahwa sejumlah peristiwa akan terjadi sebelum Kristus datang kembali?

Penjelasannya sebagai berikut: tanda-tanda itu mungkin belum tergenapi, tetapi mungkin juga sudah tergenapi (unlikely but possible) dan karena itu, kita tidak tahu dengan pasti pada titik sejarah tertentu apakah semua tanda itu telah tergenapi atau belum. Jadi bisa saja pada zaman sekarang ini, tanda-tanda itu sudah tergenapi, tetapi bisa juga belum. Kita tidak tahu pasti. Dalam hubungan dengan tanda-tanda, tujuan utama tanda-tanda itu adalah memperkuat pengharapan kita akan kedatangan Kristus. Karena itu, ketika kita melihat indikasi hal-hal yang menyerupai tanda-tanda itu, pengharapan kita akan kembalinya Kristus akan bangkit dan menguat. Dalam hubungan dengan peringatan untuk bersiap sedia, oleh karena kita tidak tahu dengan pasti apakah tanda-tanda itu sudah atau belum tergenapi, maka kita harus berjaga-jaga.

Pertanyaannya, apakah mungkin tanda-tanda itu sudah tergenapi?

Pertama, perihal pemberitaan Injil kepada seluruh bangsa. Meskipun tanda ini mungkin belum tergenapi, tetapi Rasul Paulus mengatakan “Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.” (Kol 1:6). Masih dalam Kolose 1, ia mengatakan, “... pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.” (Kol 1:23). Tentu ia tidak mengatakan bahwa semua orang telah mendengar Injil, tetapi bahwa pemberitaan Injil telah mencapai seluruh dunia (dunia yang diketahui manusia pada zaman itu) dan bahwa setidaknya ada perwakilan dari setiap suku-bangsa yang telah mendengar Injil. Karena itu, ada kemungkinan bahwa tanda ini sudah tergenapi pada abad pertama, dan tergenapi dalam cakupan dunia yang lebih luas pada masa-masa selanjutnya.

Kedua, kesengsaraan besar. Tampaknya bahasa Alkitab memberi indikasi tentang masa sengsara yang jauh lebih besar daripada yang pernah dialami. Akan tetapi, harus disadari bahwa banyak orang memahami peringatan Yesus tentang kesengsaraan besar mengacu pada pengepungan Romawi atas Yerusalem pada tahun 66-70 M. Penderitaan itu sedemikan berat dan boleh jadi itulah yang dimaksud Yesus tentang kesengsaraan besar. Kenyataannya, sejak abad pertama, telah banyak terjadi persekusi yang berat terhadap orang Kristen dan berlangsung sampai masa kini. Karena itu, adalah layak untuk menyimpulkan bahwa meskipun mungkin belum terjadi, tetapi mungkin saja prediksi tentang kesengsaraan besar itu telah tergenapi.

Ketiga, mesias dan nabi palsu. Sepanjang sejarah, mujizat yang berasal dari si Jahat dan tanda-tanda palsu telah bermunculan. Tuhan Yesus memprediksi bahwa aktivitas jahat yang lebih dahsyat akan terjadi pada masa mendekati kedatangan-Nya. Akan tetapi, sekali lagi, sulit untuk memastikan apakah akan terjadi demikian mengingat sekarang ini semakin banyak muncul orang yang mengaku nabi atau mesias dengan mempertontonkan “mujizat” dan punya pengikut yang banyak.

Keempat, tanda-tanda di langit. Tanda-tanda dahsyat di langit adalah tanda yang hampir pasti belum terjadi. Tentu saja pernah terjadi gerhana matahari dan bulan, kemunculan komet. Akan tetapi apa yang dimaksud Tuhan Yesus adalah kejadian yang lebih besar, “Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang” (Mat 24:29). Kejadian itu akan terjadi sedemikian cepat, mungkin dalam hitungan menit atau jam, dan akan disusul dengan kedatangan Kristus. Jadi meskipun tanda itu belum terjadi saat ini, tetapi karena sifatnya yang mendadak dan singkat, maka itu akan terjadi sesaat sebelum Kristus datang kembali sehingga hal itu tidak menyangkal kebenaran bahwa Kristus bisa datang kapan saja.

Kelima, kemunculan Anti Kristus. Sepanjang sejarah, sudah banyak usaha untuk mengidentifikasi Anti Kristus (atau manusia durhaka) dengan tokoh-tokoh yang sangat berkuasa dan membawa malapetaka kepada hidup manusia, misalnya Adolf Hitler. Meskipun mereka dapat dianggap sebagai “Anti Kristus” dalam pengertian menjadi pendahulu dari Anti Kristus yang final (1Yoh 2:18), identifikasi semacam itu terbukti kelirukarena ternyata Kristus belum datang kembali. Mungkin sekali sosok manusia durhaka yang lebih jahat akan muncul di tengah panggung dunia dan membawa penderitaan dan persekusi yang sangat berat. Akan tetapi, kejahatan yang diakibatkan oleh para tokoh jahat itu (2Tes 2) sedemikian buruk sehingga sulit pula untuk memastikan apakah manusia durhaka itu sudah muncul atau belum. Kembali lagi, mungkin belum tetapi bisa jadi pula tanda ini sudah digenapi.

Keenam, keselamatan Israel. Roma 9-11 memberi indikasi bahwa di masa depan, akan ada pengumpulan masif orang Yahudi yang menerima Yesus sebagai Mesias. Tetapi tidak dapat dipastikan apakah teks itu memprediksi hal ini. Banyak teolog berpendapat bahwa tidak akan ada pengumpulan masif semacam itu di luar dari orang-orang Yahudi yang percaya sepanjang sejarah gereja karena Paulus sendiri menyatakan dirinya sendiri sebagai contoh utama dari pengumpulan ini (Rm 11:1-2). Sekali lagi, tanda ini mungkin belum tetapi mungkin juga sudah tergenapi.

Sebagai kesimpulan, mungkin saja tanda-tanda ini belum tergenapi tetapi mungkin juga sudah (unlikely but possible). Satu-satunya tanda yang belum terjadi adalah tanda di langit, tetapi itu dapat terjadi dalam waktu singkat sehingga tetap saja patut kita mengatakan bahwa Kristus dapat datang kembali pada saat yang tidak terduga.

Masalahnya, apakah mungkin kita bersiap sedia untuk sesuatu yang kita pikir belum akan terjadi pada waktu yang dekat di hadapan kita? Tentu saja. Setiap orang yang mengenakan sabuk pengaman ketika mengemudi bersiap sedia untuk peristiwa yang menurut pikirannya belum atau tidak akan terjadi (tetapi bisa terjadi setiap saat). Dengan jalan pemikiran yang sama, kita harus menganggap serius peringatan bahwa Kristus akan datang kembali pada saat yang tidak terduga walaupun tanda-tanda yang mendahului kedatangan-Nya mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.

Pemahaman ini memberi manfaat rohani bagi kita yang hidup dalam dunia yang sangat cepat berubah. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dari masa ke masa dapat menjadi penggenapan final dari tanda-tanda itu. Gelombang peristiwa datang dan pergi dan kita tidak tahu mana yang akan menjadi yang terakhir. Ini hal yang baik, karena Allah memang tidak ingin kita tahu. Secara rohani tidaklah sehat jika kita merasa tahu bahwa tanda-tanda itu belum terjadi atau sudah terjadi. Jika kita merasa yakin tanda-tanda itu masih belum akan terjadi dalam waktu dekat, maka kita bisa terjebak untuk hidup tidak waspada (Luk 12:45). Sebaliknya, jika kita yakin tanda-tanda itu sudah tergenapi (padahal mungkin belum), maka kita meninggalkan pekerjaan dan tanggung jawab kita karena merasa semua itu tidak lagi penting (bdk. 2Tes 3:6 dst). Kehendak Allah adalah agar kita terus merindukan kedatangan Kristus dengan sikap berjaga-jaga.***(BSB).