Bagikan artikel ini :

Roh Kudus, Murid-murid Tuhan Yesus, dan Misi Allah

Pendahuluan

Hari ini adalah Hari Pentakosa, hari pencurahan Roh Kudus, dan hari ulang tahun gereja. Kita bergembira dapat merayakan hari yang penuh kelimpahan ini. Karena Roh Kudus telah datang, maka lembaran era baru sudah dibukakan, yaitu era Gereja, era Roh Kudus, dan era Anugerah. Sebelum Roh Kudus turun, Tuhan Yesus sudah memberitahukan kepada para murid demikian: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran (Yoh. 14:16-17). Kita tahu bahwa kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini, serta kedatangan Roh Kudus ke dunia ini, semuanya berkaitan erat dengan rencana keselamatan Allah yang kekal bagi manusia. Kita dapat mengetahui hal ini dari dua wacana: Amanat Agung Tuhan Yesus, dan janji pemberdayaan Amanat Agung tersebut.

Pada hari Tuhan Yesus naik ke sorga, Dia memberikan suatu Amanat Agung kepada para murid-murid-Nya: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi, karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptis-lah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarkan mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepada-mu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Mat. 28:19-20). Bilamanakah datang kesudahan zaman? Alkitab memberitahukan kita, pada waktu Kerajaan Injil sudah diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahan-nya (Mat. 24:14). Pada hari yang sama, menjelang detik-detik terangkatnya Tuhan Yesus ke sorga, Dia memberikan suatu janji pemberdayaan Amanat Agung, kata-Nya: “Kamu akan menerima kuasa, kalua Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis. 1:8).

Dari dua bagian Alkitab yang kita baca, kita tahu bahwa Tuhan Yesus memiliki proyek raksasa yang bersifat global, dan proyek raksasa ini tentunya membutuhkan seorang CEO berkaliber internasional yang andal dan dapat dipercaya, dan CEO ini tidak lain dan tidak bukan adalah Roh Kudus, pribadi kepercayaan Tuhan Yesus. Roh Kudus inilah yang akan menjadi Penolong dan Pemimpin kita. Hari ini kita akan melihat proyak misi raksasaTuhan Yesus ini dari tiga poin: pertama, murid-murid Tuhan Yesus dan misi Allah; kedua, Roh Kudus dan misi Allah; dan ketiga, kemitraan (partnership) para murid dan Roh Kudus dalam misi Allah.

Murid-murid Tuhan Yesus dan Misi Allah

Dalam Yohanes 16:1-4, kita mendapati bahwa di malam perjamuan terakhir Tuhan Yesus bersama dengan para murid-Nya, Tuhan Yesus menyingkapkan tiga hal yang sangat penting tentang hal-hal yang akan segera terjadi: pertama, Tuhan Yesus akan segera meninggalkan para murid, kembali kepada Bapa yang mengutus-Nya; kedua, para murid akan menderita penganiayaan oleh karena bersaksi tentang Tuhan Yesus; dan ketiga, di tengah penganiayaan itu, Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran akan beserta dengan mereka, dan akan memberitahukan apa yang harus mereka perbuat.

Mengapa para murid Tuhan Yesus harus menderita aniaya? Apakah Allah sendiri tidak mampu turun tangan untuk menyelamatkan dunia ini? Tentu saja dapat, namun Allah ingin melibatkan manusia dalam proyek-Nya, meskipun proyek ini memang berisiko penganiayaan. Kita bertanya lagi, apa alasan banyak orang di dunia yang ingin menganiaya murid-murid Tuhan Yesus atau orang Kristen? Yohanes, murid Tuhan Yesus memberitahu bahwa alasannya adalah karena dunia tidak melihat atau mengenal Roh Kudus (Yoh. 14:17). Mata rohani mereka buta karena masih diperhamba dosa. Mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat adalah jahat. Mereka mengira perbuatan mereka adalah ibadah kepada Allah. Banyak di antara pelaku penganiayaan ini adalah pemuka-pemuka agama, dan Rasul Paulus dulunya adalah Saulus yang juga demikian. Saulus merasa bangga menganiaya orang Kristen yang membelot dari pengajaran Yudaisme. Saulus masuk ke rumah-rumah orang Kristen dan menyeret mereka ke Yerusalem untuk dimasukkan ke dalam penjara.

Dari zaman ke zaman, kita melihat banyak orang Kristen yang mengalami penganiayaan. Pada zaman Tuhan Yesus, banyak yang disesah dan dipermalukan di depan umum, dan diusir dari rumah ibadat (synagogue). Pada masa kerajaan Romawi, pada abad pertengahan, dan bahkan sampai saat ini banyak sekali orang Kristen yang mengalami penganiayaan yang berat dan bahkan sampaimati martir. Orang Kristen di mana-mana menerima perlakuan yang tidak adil bukan saja dari agama lain, tetapi juga dari ideologi-ideologi lain yang bertentangan dengan kebenaran Firman Allah. Di antara kita juga tidak sedikit saudara-saudari yang mengalami penganiayaan yang berat dari sanak keluarganya, rekan kantor dan bisnisnya, teman-temannya, oleh karena nama Tuhan. Namun, hal ini bukan merupakan suatu hal yang aneh. Tuhan Yesus di dalam khotbah di bukit memaparkan delapan ucapan bahagia dan ucapan bahagia terakhir adalah bahagia karena penganiayaan. Tuhan Yesus berkata: “Berbahagialah orang-orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan surga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu (Mat. 5:10-12). Apakah Anda memerhatikan bahwa ucapan bahagia penganiayaan merupakan ucapan bahagia terpanjang dan mendapatkan penjelasan yang lebih banyak daripada ucapan-ucapan bahagia lainnya? Karena Allah sangat menghargai mereka yang teraniaya oleh karena Nama-Nya.

Kita dapat melihat bahwa tujuan satu-satu-nya Tuhan Yesus meninggalkan para murid-Nya di tengah dunia ini adalah untuk menjadi saksi bagi-Nya. Penganiayaan merupakan platform bagi para murid untuk bersaksi di hadapan mereka yang Allah ingin Injil-Nya disampaikan. Rasul Paulus, karena penganiayaan yang dideritanya memunyai akses untuk bersaksi di hadapan prokurator Yudea, Festus dan Raja Agripa. Ia memberi kesaksian tentang pertobatannya dari agama Yahudi karena telah mendapati bahwa Yesus dari Nazaret yang mati dan bangkit, yang menjumpainya di jalan ke Damsyik dan memberitahukannya apa yang harus dia perbuat, adalah penggenapan janji Allah kepada nenek-moyang bangsa Israel. Berita sukacita ini ia sampaikan kepada bangsa Israel dan bangsa-bangsa di luar Israel. Mendengar semua penjelasan ini, Festus berkata: Engkau gila, Paulus! Iman-mu yang bangkit itu membuat engkau gila.” Tetapi Paulus menjawab, “Aku tidak gila Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat! Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya…Percayakah engkau, raja Agripa kepada para nabi? Aku tahu bahwa engkau percaya kepada mereka.” Raja Agripa menjawab, “hampir-hampir saja kau yakini aku menjadi orang Kristen!” (Kis. 26). Kita tidak tahu apakah akhirnya prokurator Festus atau raja Agripa menjadi orang Kristen. Yang kita tahu, Injil sudah diberitakan kepada mereka.

Di Inggris ada seorang archbishop yang sangat terkenal bernama Thomas Cranmer. Dia terkenal karena dua hal: pertama, dia adalah pelopor Buku Doa yang memengaruhi doktrin dan liturgi Gereja Reformed (Gereja Anglikan) di Inggris (The Book of Common Prayer); dan kedua, dia berani mengumumkan ketidaksahan pernikahan Raja Henry VIII dengan istri baru-nya, Catherine dari Aragon. Walaupun berbeda pendapat, Cranmer memiliki hubungan yang dekat dengan raja. Pada waktu raja masih hidup, gerakan Reformed di Inggris bertumbuh dengan baik, namun, ketika raja wafat, dan takhta kerajaan Inggris jatuh ke tangan ratu Mary yang beragama Katolik, Cranmer dituduh sebagai pengkhianat, dijebloskan ke dalam penjarra, dan divonis hukuman mati. Setelah dua tahun di penjara, pada tahun ketiga, Cranmer dipindahkan ke rumah dekan Gereja Kristus, dan diperlakukan sebagai tamu terhormat. Di saat-saat itulah Cranmer luluh imannya dan mengakui bahwa keselamatan hanya ada di dalam Gereja Katolik. Dia menandatangani suatu dokumen untuk memungkiri iman kepercayaan Reformed. Ratu Mary ingin memanfaatkan status dan pengaruh Cranmer di Inggris untuk membangkitkan kembali kejayaan kepercayaan Kaolik. Oleh karena itu, Cranmer disuruh untuk memungkiri kepercayaan Reformed-nya di muka umum di hari eksekusinya. Cranmer digiring ke University Church untuk berpidato di depan umum. Cranmer memulainya dengan doa, lalu mulai memberikan nasihat-nasihatnya yang terakhir yang berisikan kebenaran-kebenaran yang murni kepada jemaat Allah, dan di akhir pidato dia berkata: “Sekarang saya sampai pada hal yang terpenting, yang mengganggu hati nurani saya, yaitu perihal tulisan saya yang bertolak belakang dengan kebenaran yang saya percayai. Saya telah menulis dan menandatanginya karena saya ingin menyelamatkan nyawa saya. Sekarang saya pungkiri semuanya. Tangan ini.. tangan yang sudah menandatangi apa yang tidak sesuai dengan hati nurani saya, harus dihukum terlebih dahulu. Dan untuk Paus, dia adalah musuh Kristus dan anti-Kristus. Saya tolak dia dan semua doktrinnya yang palsu.” Tidak lama sesudahnya, Cranmer mengulurkan tangannya ke dalam api, dan setelah tangan kanannya terbakar, dia menceburkan dirinya ke dalam api dan mati syahid bagi Kristus. Dia melihat langit terbuka dan Tuhan Yesus berdiri memberikan penghargaan kepadanya. Cranmer mati, dan tubuhnya habis terbakar, namun kesaksiannya tetap hidup dan membuat Gerakan Reformed yang menjunjung tinggi kebenaran Firman Allah berkobar lebih besar lagi di Inggris.

Dari mana timbulnya keberanian serta hikmat dalam berkata-kata yang dimiliki Rasul Paulus dan Thomas Cranmer? Dari Roh Kudus yang Tuhan Yesus janjikan. Di dalam pengutusan dua belas murid, Tuhan Yesus berkata, “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati… Kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir, akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu (Mat. 10:16-20).

Roh Kudus dan Misi Allah

Di dalam Yohanes 16:8 terkandung inti dari peran Roh Kudus di dalam misi Allah, yaitu sebagai Pendakwa. Tuhan Yesus memberitahu para murid: Ketika Roh Kudus datang, Dia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Di dalam keseluruhan Alkitab, ini merupakan ayat satu-satu-nya yang berbicara tentang pekerjaan Roh Kudus terhadap dunia.

Pertama, Roh Kudus meyakinkan dunia tentang dosa, karena dunia tidak mengenal Kristus (Yoh. 16:9). Apa artinya? Dakwaan Roh Kudus terhadap dunia adalah dunia bersalah, terutama bersalah karena telah menolak Tuhan Yesus. Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal turun ke dalam dunia ini, namun dunia menolak Dia dan tidak mempercayainya. Orang dunia bersalah, namun mereka tidak tahu mereka bersalah. Mereka membutuhkan Roh Kudus untuk menerangi hati mereka, sehingga hati nurani mereka mulai ber-reaksi Kembali dan insyaf bahwa mereka adalah orang-orang yang berdosa.

Kedua, Roh Kudus meyakinkan dunia akan kebenaran, karena Tuhan Yesus akan kembali kepada Bapa, dan murid-murid tidak akan melihat Dia lagi. Apa hubungannya antara kebenaran dan kembalinya Kristus kepada Bapa yang mengutus-Nya? Ternyata kembali-Nya Kristus kepada Bapba adalah bukti bahwa karya penebusan keselamatan yang Kristus lakukan sudah mendapatkan persetujuan (approval) dari Bapa bahwa Kristus orang benar dan kebenaran-Nya dapat Dia limpahkan kepada orang-orang yang berada di dalam Dia. Di sini, peran Roh Kudus aalah untuk membuat orang dunia sadar bahwa hidup Kristus secara keseluruhan benar di mata Allah. Dari mulai kelahiran-Nya, sampai pada kematian-Nya di atas kayu salib, merupakan hidup yang sempurna dan tidak ada cacatnya, yang dapat memenuhi tuntutan kebenaran yang Allah mau. Karena Dia benar, maka Kristus boleh kembali kepada Bapa yang mengutus-Nya, dan boleh meminta Roh Kudus untuk turun ke dalam dunia untuk mengaplikasikan kebenaran yang Tuhan Yesus raih. Orang dunia tidak tahu akan hal ini, dan kitapun tadinya tidak tahu akan hal ini. Namun Roh Kudus membuka hati kita sehingga kita tahu bahwa Yesus yang dianggap kriminal dan tersalib di abad pertama itu benar adalah Anak Allah yang sempurna di dalam kebenaran-Nya. Ketika hidup Kristus yang sempurna itu dilimpahkan kepada mereka yang ada di dalam Dia, maka hidup mereka yang najis dan kotor diganti dengan kebenaran Kristus yang sempurna sehingga dapat menghampiri takhta kasih karunia Allah dengan penuh keberanian (Ibr. 4;14).

Ketiga, meyakinkan dunia akan penghakiman. Tujuan kedatangan Roh Kudus adalah untuk menghancurkan pekerjaan si Setan. Ketika Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kubur, Tuhan Yesus berkata, “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini; sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” (Yoh. 12:31). Maka ketika Tuhan Yesus ditinggikan di atas kayu salib, dan penebusan digenapi, si Setan-pun dihakimi dan kasusnya dinyatakan kalah total. Dia tidak lagi bisa mendakwa dan mencengkeram mereka yang ada di dalam Kirstus, telah ditebus oleh darah Kristus, mereka telah bebas! Mereka tidak lagi mati, tetapi bangkit dan hidup bersama Kristus. Di atas kayu salib si Setan kalah dan hilang kuasanya.

Kemitraan Roh Kudus dan Murid-murid Tuhan Yesus dalam Misi Allah

Bagaimana Roh Kudus bekerja-sama dengan murid-murid Tuhan Yesus menuntaskan misi Allah di dunia? Melalui kesaksian para muird. Ketika murid-murid Tuhan Yesus menyaksikan kebenaran Firman Allah yang diwahyukan kepada para penulis Alkitab, Roh Kudus memakai Firman-Nya tersebut untuk bekerja di dalam hati manusia berdosa. Sebenarnya, ketika kita mencermati perkataan manusia, kata-kata manusia itu merupakan refleksi dari pikiran, perasaan, wawasaan, serta pribadi (roh-jiwa) dari orang yang berbicara.

Demikian pula dengan Firman Allah. Firman Allah adalah refleksi dan pikiran, perasaan, wawasan, serta roh Allah. Perbedaannya ada di dalam jarak antara sang pembicara dan perkataannya. Karena manusia hidup di dalam ruang dan waktu, manusia tidak selalu bisa hadir bersama dengan perkataannya. Namun, kasusnya lain dengan Allah. Allah adalah Roh, yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Allah dapat senantiasa hadir bersama dengan perkataan-Nya. Setiap kali Firman Allah diucapkan, apapun medianya, Allah tidak saja hadir bersama dengan Firman-Nya, tetapi Firman Allah juga tepat guna, efektif dalam melaksanakan tugas yang Allah perintah-kan. Di dalam kitab Yesaya 55: 10-11, Allah berkata, “Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku; ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepada-nya.”

Ketika kita bersaksi tentang kebenaran Allah dengan menggunakan Firman kebenaran-Nya, kesaksian kita pasti efektif. Hanya saja, efektivitas ini berdampak lain pada objek yang berbeda. Rasul Paulus di dalam 2 Korintus 2:15-16 memberitahu kita tentang dua dampak yang berbeda ini: “Bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidup-kan.”

Dalam hal ini, pekerjaan Roh Kudus dapat dibagi menjadi dua bagian: Bagian yang objektif, di tengah orang yang akan binasa; dan bagian yang objektif plus subjektif di tengah orang-orang yang akan selamat. Di tengah-tengah orang yang selamat, Roh Kudus tidak saja bekerja melalui Firman-Nya (Latin:. pre verubum), melainkan juga bersama-sama dengan Firman-Nya (Latin: cum verbo), membukakan hati orang berdosa, dan memberikan kesaksian tentang kebenaran Allah secara internal . Di dalam Kisah para Rasul, Allah membukakan hati Lidia, penjual kain ungu, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan Paulus (Kis. 16:14), membuat mata rohaninya terang (Ef. 1:18), serta membawa dia kepada Kristus (Yoh. 6:44). Karena Roh Kuduslah yang mengerjakan di dalam diri seseorang baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya (Fil. 2:13). Jadi, seseorang dapat percaya akan kesaksian Firman Kebenaran yang diberitakan karena pekerjaan subjektif (internal) Roh Kudus. Roh Kudus menggemburkan hati yang keras, berbatu-batu, dan bersemak-duri, sehingga tanah ini menjadi tanah yang subur, yang siap menerima kebenaran Firman Allah, serta menumbuhkan Firman Allah ini sehingga berbuah lebat, 30x, 60x, dan 100x lipat.

Penutup

Sudahkah kita menerima Roh Kudus yang dijanjikan Tuhan Yesus bagi kita, murid-murid Tuhan Yesus? Bagaimana kita tahu bahwa Roh Kudus sudah tinggal di dalam hati kita? Pertama, ketika kita sungguh-sungguh bertobat dari dosa kita dan berpaling kepada Tuhan Yesus, Roh Kudus yang bekerja secara internal di dalam hati akan membuat kita merasa ‘tertusuk hati-nya’ akan dosa-dosa kita di hadapan Allah. Pada hari Pentakosa, oleh pekerjaan internal Roh Kudus atas Firman kebenaran yang disampaikan oleh Rasul Petrus, ada 3,000 orang yang ‘tertusuk hati’-nya. Sudahkah kita mengalami pengalaman yang sedemikian? Kedua, mereka tidak saja bertobat dan percaya Tuhan Yesus di dalam benak mereka saja, namun mereka menyatakannya di dalam tindakan mereka yang nyata: memberi diri dibaptis untuk mengungkapkan kerelaan mereka mati dan bangkit bersama Kristus, serta menjadi orang kepunyaan Kristus. Sudahkah kita mengalami hidup yang telah diubahkan Roh Kudus untuk mati dan bangkit bersama Kristus, menjadi orang yang setia hanya kepada Kristus? Ketiga, mereka menerima Roh Kudus, yaitu Roh yang dikirim Kristus untuk memimpin mereka masuk di dalam seluruh kebenaran Kristus, dan masuk ke dalam misi yang Roh Kudus emban sebagai CEO par excellence misi global raksasa Allah. Sudahkah kita menerima Roh Kudus dan kepemimpinan-Nya yang handal dan akurat di dalam hidup misi kita?**(IT).