Bagikan artikel ini :

Roh Kudus & Yang Diubahkan (Holy Spirit & the Transformed)

Di masa kini, melalui media sosial, kita bisa sering melihat atau mendengar kesaksian dari orang-orang yang awalnya adalah pembenci kekristenan; beberapa bahkan merupakan para pemimpin yang berusaha menghancurkan gereja-Nya, tapi kemudian dijumpai oleh Kristus dan menjadi orang Kristen. Mirip seperti kisah Rasul Paulus.

Melalui Kisah 7:58 kita tahu bahwa Saulus merupakan pemimpin yang menganiaya bahkan membunuh Stefanus. Tetapi setelah Saulus dijumpai oleh Kristus, secara bertahap ia mengalami transformasi atau perubahan di hati dan hidupnya. Transformasi ini menyebabkan Saulus yang kini bernama Paulus bisa tetap bertahan di tengah aniaya berat yang dialaminya sebagai seorang Kristen.

2 Korintus 11:23-26 mencatat kesaksian Paulus yang menyatakan bahwa ia dipenjara, didera di luar batas, kerap menghadapi bahaya maut, disesah puluhan kali oleh orang Yahudi, dilempari batu, mengalami kapal karam, terkatung-katung di tengah laut dan sering terancam oleh bahaya banjir serta diserang oleh penyamun. Selain itu ia juga kadang harus menghadapi bahaya ditikam dari belakang oleh saudara-saudara palsu. Tapi ia tetap bertahan sampai akhir.

Paulus bisa mengalami perubahan yang sedemikian sebagai dampak dari karya Allah Roh Kudus di hidupnya. Roh Kuduslah yang memungkinkan terjadinya kelahiran baru. Setelah itu terjadi, Roh Kudus pula yang tinggal di dalam diri orang tersebut dan menyempurnakannya sampai Kristus kembali nanti.

Sebagai dampak dari pemahamannya yang mendalam akan hal ini, Rasul Paulus sangat bergantung pada Roh Kudus. Itulah sebabnya ketika melihat bahwa jemaat di Galatia kurang bergantung pada Roh Kudus, ia menegur mereka dengan mengatakan “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” (Galatia 3:3).

Ayat tersebut menunjukan bahwa karya Roh Kudus sangat penting dalam seluruh pengalaman hidup orang Kristen. Setiap aspek dari kehidupan Kristen diatur dan diberdayakan oleh Roh Kudus.

Seorang teolog yang bernama Charles Ryrie menulis, “Solusi dari berbagai masalah di gereja saat ini adalah menyelesaikan berbagai masalah individu orang Kristen. Dan solusi dari berbagai masalah itu adalah pribadi Roh Kudus. Dialah penangkal bagi setiap kesalahan, kuasa bagi setiap kelemahan, kemenangan dari setiap kekalahan, dan jawaban dari setiap

kebutuhan. Dia tersedia bagi setiap orang percaya, karena Dia hidup di hati mereka. Jawaban dan kuasa sudah diberikan kepada kita melalui kehadiran Roh Kudus.”

Namun sayangnya, kebenaran ini seringkali tidak terlalu disadari oleh orang Kristen. Walaupun orang-orang percaya meyakini bahwa Kristus adalah Gembala yang baik (Yohanes 10), mereka jarang melihat Roh Kudus sebagai yang menjalankan peran penggembalaan. Padahal 1 Yohanes 3:24 mengatakan, “Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.”

Melalui ayat tersebut Rasul Yohanes hendak menyatakan kalau sampai kita bisa tahu tentang Kristus yang ada di dalam diri kita; maka itu pun merupakan karya Roh Kudus yang berdiam di dalam kita (Yohanes 14:17-20).

Sebagai orang Kristen, kita perlu menyadari kebenaran ini supaya kita bisa lebih menghormati Roh Kudus yang berdiam di dalam diri kita dan yang merupakan pribadi Allah. Sebagai pribadi, Roh Kudus memiliki perasaan (lihat Efesus 4:30) dan kehendak (lihat Kisah 16:6-11). Dia juga yang menentukan berbagai jenis pelayanan di dalam diri orang-orang percaya karena Dia memberikan karunia rohani kepada setiap individu sesuai kehendak-Nya (1 Korintus 12:11). Hal ini mengingatkan kita untuk tidak iri hati dengan karunia yang dimiliki sesama; atau sebaliknya menjadi tinggi hati dengan karunia yang kita miliki. Bukankah semuanya itu karunia Roh Kudus yang unik bagi setiap individu?

Seorang Kristen pun dapat saja mendustai Roh Kudus. Tetapi Dia tahu apa yang terjadi. Itulah sebabnya Rasul Petrus bisa mengatakan pada Ananias yang berusaha menipu para rasul mengenai hasil penjualan sebidang tanahnya: “Ananias, mengapa hatimu dikuasai iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?” (Kisah 5:3). Jika kita benar-benar mengimani kebenaran ini tentang Allah, maka kita tidak akan berani untuk hidup dengan tidak berintegritas karena Roh Kudus tahu segala sesuatu yang terjadi di hidup kita.

Ini juga berarti kita tidak perlu dibebani oleh kekuatiran yang tidak perlu karena Roh Kudus tidak meninggalkan kita sendirian. Dia selalu berdoa bagi kita. Roma 8:26 mengingatkan: “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”

Marilah menghormati Roh Kudus dan kehadiran-Nya di dalam diri kita. Hal ini dimulai dengan juga menghormati tubuh kita, sebab tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Ini berarti, Dia adalah pemilik dari tubuh serta hidup kita. ** (GE)