Bagikan artikel ini :

Serupa Yesus Kristus

“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara” [Roma 8:29].

Apa artinya serupa seperti Tuhan Yesus? Tentu saja bukan secara fisik. Kalau begitu, apanya yang serupa? Seorang penulis buku mengatakan yang serupa adalah hati. Hati Manusia menjadi serupa seperti Hati Tuhan Yesus. Pertanyaannya adalah memangnya hati Tuhan Yesus itu adalah hati yang seperti apa? Max Lucado dalam bukunya Just Like Jesus (Batam: Interaksara, 2000) mengatakan empat hal.

Hati Tuhan Yesus

Pertama, Hati Tuhan Yesus murni. Di dalam kitab Injil – kitab yang mencerita kehidupan dan karya Tuhan Yesus, di sana kita lihat, Ia dipuja oleh ribuan orang namun Ia senang dengan kehidupan sederhana. Ia dilayani juga oleh perempuan-perempuan [Luk. 8:1-3] namun Ia tidak pernah dituduh mempunyai pikiran kotor. Ia dicemooh oleh ciptaan-Nya sendiri namun Ia mengampuni mereka bahkan sebelum mereka memintanya. Petrus yang menemani Dia selama tiga setengah tahun menggambarkan sebagai anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat [1 Ptr. 1:19]. Yohanes memberi kesimpulan bahwa tidak ada dosa dalam diri-Nya [1 Yoh. 3:5].

Kedua, Hati Tuhan Yesus penuh kedamaian. Perhatikan kisah mujizat, para murid mempermasalahkan memberi makan kepada ribuan orang tetapi tidak demikian dengan Tuhan Yesus, Ia malah bersyukur. Para murid berteriak ketakutan dalam angin ribut, Tuhan Yesus tidak, malah tidur nyenyak. Petrus menghunus pedang untuk melawan para prajurit, Tuhan Yesus tidak, Ia mengangkat tangan-Nya untuk menyembuhkan. Ketika orang banyak yang mengikutinya meninggalkan Dia, Ia tidak merajuk. Ketika Petrus menyangkal Dia, Tuhan Yesus tidak kehilangan kesabaran. Waktu prajurit-prajurit meludahi Dia, Ia tidak marah. Ia tenang-tenang saja. Ia mengampuni mereka. Ia tidak dikendalikan oleh balas dendam.

Ketiga, Hati Tuhan Yesus bertujuan. Ia sadar punya panggilan yang mulia. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa-dosanya, Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang sesat [Luk. 19:10]. Pemikiran-pemikiran-Nya menyenangkan, sehingga anak-anak tidak dapat tidak harus bertemu dengan Tuhan Yesus. Ia dapat melihat

keindahan dalam bunga bakung. Ia melihat kemungkinan-kemungkinan dalam masalah yang Ia hadapi. Ia bisa berhari-hari bersama-sama orang-orang yang sakit, yang kerasukan, tetapi Ia masih tetap dapat merasakan belas kasihan bagi mereka. Selama tiga setengah tahun Ia bergaul dengan orang-orang yang berkanjang dalam dosa, namun Ia masih bisa melihat keindahan di dalam diri mereka sehingga bersedia mati bagi kesalahan-kesalahan mereka.

Keempat, Hati Tuhan Yesus rohani atau spiritual. Pemikiran-pemikiran-Nya mencerminkan hubungan yang erat dengan Bapa-Nya [Yoh. 14:11; Luk. 4:1, 14, 18]. Ia biasa pergi beribadah [Luk. 4:16]. Ia biasa menghafal ayat-ayat kitab suci [Luk. 4:4]. Ia biasa berdoa [Luk. 5:16; 6:12-13] sebagai tanda persekutuan dan kebergantungan-Nya kepada Bapa-Nya. Pada waktu Ia memilih murid-murid-Nya, Ia berdoa terlebih dahulu. Dan Ia mengatakan bahwa Ia hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh Bapa-Nya [Yoh. 5:19, 30].

Aplikasi

Kalau kita coba bandingkan hati Tuhan Yesus dengan hati kita, apa yang kita dapatkan? Rasanya, hati kita jauh berbeda dengan hati Tuhan Yesus. Ia murni, kita cenderung serakah. Ia tenang dan damai, kita cenderung terus cekcok. Ia bertujuan, kita cenderung terdistraksi (teralihkan). Ia menyenangkan, kita cenderung lekas marah. Ia rohani, kita cenderung terikat pada hal-hal duniawi. Coba sadari, jarak antara hati kita dan hati Tuhan Yesus begitu besar. Bagaimana mungkin kita mengharapkan mendapat hati seperti hati Tuhan Yesus?

Rencana Tuhan bagi kita tidak kurang dari menciptakan “hati baru” bagi kita. Maka di sini kita lihat bahwa tujuan karya penebusan Tuhan Yesus di atas kayu salib adalah supaya kita menjadi serupa seperti diri-Nya. Allah ingin supaya kita memiliki hati seperti hati Tuhan Yesus Kristus Sang Teladan Agung bagi hidup kita.

Maka mari berdoa, mohon dengan sungguh-sungguh supaya kita mendapatkan hati seperti hati Tuhan kita. Soli Deo Gloria [Ar2]