Bagikan artikel ini :

Tahap pemuridan

Kedewasaan rohani tercapai dengan cara semakin menyerupai Yesus Kristus. Setelah diselamatkan, setiap orang Kristen memulai proses pertumbuhan rohani, dengan tujuan menjadi dewasa secara rohani. Sebuah buku berjudul Discipleshift menjelaskan tentang tahap pemuridan menjadi murid Kristus. Berikut tahapannya:

  1. Spirituall Dead (mati rohani / tidak percaya)
    Orang-orang yang berada di tahap ini disebut sebagai pribadi yang mati di dalam dosa dan melawan hukum Allah. Mereka belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
    Mereka biasanya berkata: "Saya tidak percaya Tuhan"; "Alkitab hanya mitos"; "Agama hanya untuk orang yang lemah"; "Saya tidak percaya surga dan neraka". Orang-orang ini membutuhkan mentor untuk memperkenalkan mereka kepada Kristus, yang adalah Pribadi yang memberikan mereka jawaban dan juga pengharapan akan iman yang baru. Catatan: Semua fase ini untuk kita mengenal diri kita dan orang lain bukan untuk menghakimi dan menuduh orang lain, tetapi untuk menolong mereka untuk mengenal pribadi dan karya Yesus dan menjadikannya sebagai murid Kristus.
  2. Infant (Bayi / tidak tahu)
    Orang-orang dalam tahapan ini digambarkan dalam 1 Petrus 2: 2-3 sebagai bayi yang baru lahir yang merasa hanya membutuhkan susu supaya dapat tumbuh di dalam keselamatan mereka. Mereka adalah orang-orang yang baru mengenal Kristus atau orang-orang yang sudah lama ke gereja tetapi hanya menginginkan susu saja (susu adalah gambaran untuk khotbah dan pengajaran yang dangkal, melulu tentang berkat, pengampunan, tidak suka ditantang untuk bertumbuh).
    Orang-orang ini biasanya berkata: "Mengapa harus ke gereja setiap minggu?"; "Apakah harus berdoa terus?"; "Saya tidak butuh orang lain, ini masalah saya dengan Tuhan."; "Mengapa sejak saya menjadi orang Kristen hidup saya malah tambah susah? Bukankah Tuhan seharusnya membereskan masalah ini."
    Mereka cenderung tidak mau maju, tidak peduli, dan tidak tahu. Mereka membutuhkan mentor agar memberi tahu mereka apa makna mengikut Yesus.
  3. Children (Anak-anak / Berpusat diri sendiri)
    Orang-orang dalam tahap ini adalah mereka yang dikatakan oleh para rasul sebagai orang percaya di awal kekristenan (1 Yoh 2:12). Orang-orang Kristen yang sudah berusaha menerapkan Firman, tetapi sekalipun bertumbuh mereka masih cenderung egois dan susah menerima orang lain dengan mudah.
    Orang-orang dalam tahapan ini biasanya berkata: "Saya pindah gereja saja, kayaknya gereja ini sudah tidak sesuai yang saya mau."; "Berapa sih orang baru digereja? Kenapa saya semakin susah mendapatkan tempat parkir"; "Mengapa kita harus belajar lagu yang baru? Saya suka lagu hymn yang lama (atau sebaliknya)"; "Mengapa tidak ada yang memerhatikan saya?"; "Gereja ini terlalu banyak orangnya sehingga pak Pendeta sudah tidak pernah menyapa saya. Dulu dia sering menyapa saya."
    Kebanyakan dari perkataan di atas adalah sesuatu yang mungkin kita pernah katakan atau biasa katakan sebagai orang Kristen. Orang-orang ini perlu mentor untuk menolong mereka untuk bisa berelasi dengan Tuhan, lingkungan, dan tujuan Tuhan.
  4. Young Adult (Dewasa / Berpusat pada Allah dan sesama, melayani, service)
    Orang-orang pada tahapan ini disebut sebagai orang yang dewasa rohani (1Yoh 2:13-14).
    Orang-orang seperti ini biasa berkata,"Dalam saat teduhku, ada sesuatu yang menjadi pertanyaanku."; "Saya mau ikut mission trip, saya tahu Tuhan panggil saya untuk pergi ke sana."; "Saya suka menjadi worship leader, karena saya merasa itu adalah talenta saya.""Jemaat kita si X tidak bisa datang karena anaknya sakit, bagaimana kalau kita mengunjungi mereka?"
    Mereka telah menjadi kuat oleh kebenaran firman Tuhan dan karena itu berusaha untuk mengasihi Tuhan dan sesamanya. Mereka mengerti bahwa tujuan hidup adalah untuk berbuat sesuatu yang berpusatkan dan untuk Tuhan, tak peduli apakah dihargai manusia atau tidak.
    Orang-orang seperti ini memerlukan mentor untuk membantu mereka dalam membuat batasan dan membagi waktu karena seringkali mereka menikmati pelayan di gereja yang malah mengakibatkan kurang waktu untuk keluarga. Dalam tahap ini tidak menutup kemungkinan mereka dapat turun ke tahapan bayi atau anak kecil karena terlalu sibuk dan kelelahan karena pelayanan.
  5. Parent (Orang tua/ Intentionality Strategy)
    Mereka adalah murid-murid yang menghasilkan murid. Mereka memahami bahwa Tuhanlah yang memberikan dan menumbuhkan iman dan spiritualitas orang percaya. Mereka hanyalah mengingatkan orang lain dan mengajak dan membantu orang lain dapat menikmati dan menemukan rencana Tuhan bagi mereka.
    Orang ini biasanya berkata: "Saya rindu memperkenalkan dan membimbing A rekan kerjaku kepada Tuhan"; "Saya mau membantu mereka (baik di keluargga, tempat kerja, sekolah, kuliah, lingkungan sekitar) yang rindu mengenal Alkitab atau ingin bertanya tentang Alkitab dan memberikan penjelasan agar mereka mengenal Tuhan dan mendoakan mereka."
    Mereka rindu mengajak dan mengajarkan orang-orang untuk mengenal Tuhan bahkan menemani murid lain dalam pergumulannya sehari-hari.

Tujuan kita belajar tahapan-tahapan diatas bukan untuk dipakai sebagai alat untuk menilai atau menghakimi orang lain. Tahapan itu seharusnya menjadi perenungan setiap kita untuk terus bertumbuh dan semakin serupa Kristus dan juga membuat kita semakin mau membantu dan mengasihi sesama kita. [HS]