Bagikan artikel ini :

Tidak Ada Alasan!

Kisah Para Rasul 2:1-21 merupakan salah satu kisah paling dikenal di Alkitab, yakni kisah turunnya Roh Kudus di Hari Pentakosta. Ayat 17 yang merupakan nubuatan Nabi Yoel dalam Perjanjian Lama menuliskan demikian, “Akan terjadi pada hari-hari terakhir—demikianlah firman Allah—bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia.”

Tunggu! Apakah ini berarti Roh Kudus tidak berperan apa-apa di dalam PL? Apakah para pahlawan iman seperti Abraham, Musa, dan Daud dapat beriman dan melakukan kehendak Allah dengan usaha sendiri tanpa pertolongan Roh Kudus? Logikanya, kalau orang-orang percaya di PL tidak memerlukan Roh Kudus dan hanya mengandalkan usaha sendiri, mereka lebih hebat daripada kita, orang-orang percaya di zaman Perjanjian Baru. Lantas pertanyaannya, bukankah ini berarti bahwa keselamatan tidak bergantung anugerah Allah? Tentu saja tidak! Kita meyakini bahwa usaha manusia tidak akan membawa kita kepada keselamatan, pertobatan, dan pengudusan hidup.

Namun jika demikian, apa spesialnya peristiwa turunnya Roh Kudus di Hari Pentakosta sampai-sampai dinubuatkan oleh Nabi Yoel?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mengerti dua fungsi utama Roh Kudus. Secara umum karya Roh Kudus dapat dibagi menjadi dua, yakni: (1) karya berkaitan dengan keselamatan dan iman, terkandung di antaranya adalah karya Roh Kudus dalam melahirbarukan (regeneration) dan menguduskan (sanctification), dan (2) karya yang berkaitan dengan kuasa pelayanan, terkandung di antaranya memberikan karunia roh, misalnya karunia bernubuat kepada para nabi.

Baik di dalam masa PL maupun PB, Roh Kudus berkarya di dalam keselamatan tiap orang percaya. Jadi, Roh Kudus tetapi berkarya di dalam PL dalam hidup orang-orang beriman. Tetapi bagaimana dengan fungsi kedua, yakni memberikan kuasa pelayanan?

Di dalam PL, karya kedua Roh Kudus tidak terjadi dalam diri semua orang beriman, melainkan hanya kepada sebagian orang yang dipercaya memegang jabatan khusus. Orang-orang ini antara lain Bezaleel yang ditunjuk TUHAN untuk membangun Kemah Suci (Kel. 31:1-17), Yosua yang menggantikan Musa memimpin Israel ke Kanaan (Ul. 34:9), Saul yang ditunjuk menjadi raja dan mengalahkan musuh-musuh Israel (1 Sam. 11:6-15), Daud yang menggantikan Saul menjadi raja (1 Sam. 16:13), dan kepada para nabi yang tidak dapat disebut satu per satu.

Di antara seluruh kisah turunnya Roh Kudus di PL, kisah yang mungkin paling menarik tercatat di dalam Bilangan 11:24-30. Dikisahkan 70 orang tua-tua

ditunjuk untuk membantu Musa. Mereka berkumpul di Kemah Suci dan menerima Roh Kudus di sana. Namun, ada dua orang yang tidak ikut berkumpul tetapi juga menerima Roh Kudus. Yosua, mungkin di dalam kekesalan karena dua orang ini melalaikan pertemuan tersebut, meminta Musa untuk mencegah mereka. Jawaban Musa kepadanya adalah, “Ah, kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh karena TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!” (ay. 29). Musa rindu melihat semua umat TUHAN menjadi nabi dan dipenuhi Roh Kudus. Mengapa? Karena di masa PL, meski karya keselamatan Roh Kudus bekerja dalam diri setiap orang percaya, tidak semua menerima kuasa pelayanan untuk menjadi nabi atau raja atau tugas lain.

Inilah sebabnya mengapa nubuatan Nabi Yoel sangat penting! Nubuatan ini menjawab kerinduan Musa. Suatu saat nanti Roh Kudus akan mengerjakan karya yang kedua ini kepada semua orang percaya. Semua orang percaya akan menerima karunia roh tanpa pengecualian, dan inilah yang terjadi di Pentakosta. Sesudah berlalu beribu-ribu tahun, TUHAN menjawab kerinduan Musa.

Apakah artinya ini bagi kita orang percaya di masa PB? Setiap kita, tanpa kecuali, diberi karunia Roh. Hal ini diungkapkan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 12:7. Roh Kudus tidak hanya berkarya melahirbarukan dan menguduskan kita, tetapi memberi kuasa pelayanan. Ini artinya, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melayani TUHAN! Setiap kita yang diselamatkan juga diperlengkapi dengan kuasa pelayanan untuk mengerjakan bagian yang khusus dalam tubuh Kristus. Kita orang-orang beriman di PB tidak punya alasan untuk mengatakan, “Ah TUHAN, aku tidak bisa pelayanan apapun.” Ini mustahil! Peristiwa turunnya Roh Kudus di Pentakosta merupakan permulaan era dimana semua orang percaya adalah nabi, imam, dan raja yang menerima kuasa pelayanan dari Roh Kudus.

Sayangnya, kadang kita berpikir bahwa hanya orang-orang ‘spesial’ yang boleh melayani. Itulah sebabnya dalam kepanitiaan gereja ada istilah L4, “lu lagi, lu lagi,” untuk menggambarkan fenomena bahwa hanya orang-orang tertentu yang boleh melayani. Ini tidak benar! Roh Kudus mengaruniakan kuasa pelayanan kepada setiap kita. Pertanyaannya, apakah kita mau melayani, atau hanya menjadi orang Kristen yang ongkang-ongkang kaki sesudah diselamatkan? Tidak ada alasan untuk tidak melayani! * ~DBO~