Bagikan artikel ini :

Tugas Dan Panggilan Gereja

Sudah satu tahun lebih kita hidup di dalam kondisi pandemi covid 19. Hal ini berdampak tidak hanya aspek kesehatan, ekonomi, social, tetapi juga gereja. Tadinya kita beribadah secara onsite, kini harus secara online demi mendukung pemerintah dalam menjaga penularan corona di tengah jemaat. Namun belakangan muncul wacana untuk memulai ibadah onsite, maka para pengurus lokasi mulai mengadakan persiapan termasuk memikirkan cara-cara untuk mengajak jemaat agar mau kembali beribadah di Gedung gereja. Untuk itu, kita perlu memahami dengan benar hakikat dan tujuan gereka.

Apakah hakikat gereja dan tujuan gereja?

Gereja sebenarnya bukan bicara tentang gedung dan denominasi atau organinasi. Gereja adalah komunitas atau persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, yang dipanggil keluar dari dunia berdosa, dikuduskan dan diutus ke dunia untuk bersaksi, memberitakan Injil. Ini adalah makna dari kaya Yunani Ekklesia (ek artinya keluar, kaleo, memanggil). Gereja adalah tubuh Kristus, yang di dalamnya terdapat banyak anggota yang diikat menjadi menjadi satu tubuh dan Kristus sebagai kepala gereja (1Kor. 12:26). Sebagai tubuh Kristus maka gereja harus di pimpin oleh Kristus dan harus hidup berdasarkan firman Tuhan dan pengakuan iman yang benar.

Sebagai tubuh Kristus, gereja dipanggil tidak hanya untuk menikmati berkat Tuhan berupa keselamatan dan pemeliharaan-Nya, tetapi juga untuk menjadi saluran berkat Tuhan yang menjadi garam dan terang bagi dunia (Mat. 5:13-16). Gereja tidak hanya berperan dalam aspek rohani tetapi juga aspek social, ekonomi, kesehatan dan politik dan sebagainya.

Ada Lima Tugas dan Panggilan Gereja.

1. LATERIA. Beribadah dan melayani Allah (Rm. 12:11). Ingatlah dan kuduskanlah hari sabat (Kel. 20:8). Latilah dirimu beribadah (1Tim. 4:7-8). Tujuan untuk penyegaran rohani dan sebagai pelayanan kepada Allah (vertical) dan sesama anggota jemaat yang beribadah (horizontal). Beribadahlah dengan segenap hati dan layanilah Tuhan, karena Dia layak mendapatkan yg terbaik dari kita.

2. MARTURIA. Bersaksi pada dunia (Kis. 1:8; 2Tim. 4:2). Penginjilan atau PI bukan utk menambah keselamatan. PI bukan utk menaklukkan dunia (Flp.2:10-11). PI bukan karena kompetisi dan iri hati (Flp.1:15). PI bukan karena takut bangkitnya agama-agama lain (1Yoh. 4:18). PI karena keunikan Kristus (Yoh. 14:6; Kis. 4:12). PI karena menaati Amanat Agung Yesus (Mat. 28:19).

3. DIAKONIA. Kepedulian dan pelayanan sosial (Mat. 14:13-21; 15: 29-31; 2Kor. 8:4-15). Pelayanan sosial sejalan dengan Amanat Alkitab apabila inti

misi yaitu Amanat Agung yaitu pemberitaan Injil (Mat. 25:36-40). Namun, suatu kekeliruan apabila pelayanan sosial hanya untuk menyatakan kasih Kristus dan mengabaikan atau melupakan inti Injil, yakni Yesus mati, dikubur dan bangkit (1Kor. 15:3-4). Yesus mengajarkan bahwa memiliki hidup kekal jauh lebih berharga daripada memiliki seluruh harta dunia (Mat. 16:26; Mrk. 8:36; Luk. 9:25). Dia menegur banyak orang yang mengikuti Dia hanya karena perut mereka kenyang (Yoh.6:25-26). Dia justru mengajar mereka mencari hal-hal yg kekal (Yoh. 6:27). Dia melarang  para murid-Nya untuk merisaukan harta duniawi (Mat. 6:25-31).

4. DIDASKALIA. Pembinaan umat Allah (1Tim. 4:6; 2Tim. 1:13). Tugas gereja bukan hanya memberitakan Injil, tapi juga bertanggung jawab memberikan bimbingan, penggembalaan dan pembinaan supaya iman dan kehidupan rohani jemaat bertumbuh.

5. KOINONIA. Persekutuan bersama warga gereja yang adalah anggota tubuh Kristus (Ef. 2:19; 1Ptr. 1:22). Dalam Kisah Para Rasul 2:42; 5:12, disaksikan tentang kehidupan gereja mula-mula yang bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Sebagai makhluk sosial, maka secara natural manusia akan membentuk suatu komunitas atau persekutuan. Sedikitnya ada tiga alasan mengapa manusia akan membentuk komunitas: (1) Alasan keamanan. Misalnya orang-orang yang hidup di padang gurun di daerah Mongolia. Peran komunitas sangat penting dalam menghadapi bahaya seperti binatang buas dan perubahan suhu gurun yang begitu drastis. Komunitas ini bisa membentuk suatu pemukiman yang temporal, mengatur persediaan makanan, dan dapat saling menjaga. Tanpa komunitas, seseorang bisa langsung meninggal ditelan ganasnya lingkungan gurun. (2) Alasan identitas diri. Manusia juga cenderung mengindentikan dirinya dalam suatu kelompok dan akhirnya memberikan sense of identity. Mulai dari anak muda yang begitu bangga ketika eksistensinya diakui oleh anggota-anggota kelompok termasuk komunitas gereja sampai dalam lingkup yang lebih makro seperti kehidupan berbangsa dan bernegara. (3) Alasan kebutuhan emosional. Manusia memiliki kebutuhan untuk saling berbagi rasa pengertian, kasih sayang, penghormatan dan berbagai aspek emosional dengan orang lain. Aspek ini tidak bisa dipenuhi dari diri sendiri melalui ibadah online. Hal ini hanya dapat diperoleh melalui hubungan dan interaksi dengan orang lain dalam suatu komunitas gereja (ibadah onsite).

Kesimpulan: Hal yang perlu disadari adalah, sebagai anggota Ekklesia yang tidak bisa berdiri sendiri, kita membutuhkan orang lain. Melalu kehadiran secara fisik dalam ibadah onsite, ada unsur persekutuan (koinonia) dipenuhi, yakni saling menghibur, mengasihi, memperhatikan dan melayani.*(SL)