Berani hidup berbeda
Daniel 6:1-12
Maka berkatalah orang-orang itu: “Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!”
- Daniel 6:6
Beranikah kita hidup berbeda seperti Daniel? Ketika para pejabat dan wakil raja iri kepada Daniel dan gagal menemukan kelemahannya, mereka melihat satu-satunya “kesalahan” Daniel adalah dalam hal ibadahnya kepada Allah. Mereka tahu kesetiaan Daniel kepada Allah bisa dimanfaatkan untuk melemahkan posisinya sebagai orang kepercayaan Raja Darius.
Raja Darius akhirnya terhasut para pejabat dan wakil raja. Ia mengeluarkan larangan kepada siapa pun di kerajaan untuk menyembah Tuhan selain kepada raja. Daniel tahu risiko yang akan diterimanya ketika tetap melakukan ibadahnya. Daniel memilih berani hidup berbeda. Ia tetap setia mengasihi Allah dan menyembah-Nya.
Punya sikap hidup yang berbeda dari mayoritas orang bukanlah hal mudah. Apalagi jika sikap kita berpotensi menimbulkan diskriminasi, pengasingan, dan perlakuan tidak adil. Saat memilih hidup berbeda sesuai dengan iman Kristiani kita, memang ada harga yang harus dibayar untuk tetap mempertahankan iman kita.
Salah satu teladan hidup yang berbeda, ada di dalam diri Dietrich Bonhoeffer. Ia seorang teolog dan gembala di Jerman yang ditangkap dan digantung oleh pemerintahan Nazi. Di zaman Hitler berkuasa, banyak gereja di Jerman memilih tunduk kepada Nazi dan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satunya adalah bersikap rasis yang menganggap ras-ras lain lebih rendah statusnya dibanding ras Arya.
Bonhoeffer menolak pandangan tersebut. Ia berjuang keras menentang kontrol Hitler atas gereja, antara lain dengan memuridkan sebuah generasi baru yang terdiri dari para pendeta muda yang berani menghidupi kebenaran firman. Dalam pemuridannya, ia menanamkan satu disiplin tentang “pemuridan yang berharga mahal” (costly discipleship). Ia mendorong para pengikut Yesus untuk keluar dari zona nyaman dan masuk ke dunia yang bergejolak. Ada harga yang harus dibayar sebagai murid Kristus.
Kesetiaan Daniel berharga mahal, yaitu keselamatan dirinya terancam. Kesetiaan Bonhoeffer juga bernilai seharga nyawanya. Mungkin kita tidak dipanggil untuk menjadi seperti Daniel atau Bonhoeffer yang sampai mempertaruhkan nyawa. Beranikah Anda hidup berbeda sebagai para pengikut Kristus?
Refleksi Diri:
- Adakah pengalaman keberanian Anda untuk mempertahankan iman Kristiani walaupun harus hidup secara berbeda?
- Bagaimana reaksi orang-orang yang melihat hidup Anda yang berbeda?