Berani Tapi Berhikmat
Keluaran 2:1-10
Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakainya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.
- Keluaran 2:3-4
Berani tanpa diikuti hikmat dapat menghasilkan tindakan konyol, sebaliknya berani diiringi hikmat akan menghasilkan tindakan tepat dan menguntungkan. Ibu Musa merupakan salah satu tokoh Alkitab yang berani tetapi memiliki hikmat sehingga apa yang dilakukannya penuh perhitungan dan membuahkan hasil.
Ibu Musa melahirkan Musa di masa Firaun kejam yang memerintahkan semua anak laki-laki yang lahir dari kalangan Israel, dilemparkan ke sungai Nil. Orangtua Musa jadi serba susah. Dilema mereka hadapi. Membiarkan Musa dilempar berarti kematian bagi sang buah hati, kesedihan dan rasa bersalah akan memerangkap mereka. Sebaliknya, menyembunyikan Musa menyimpan risiko besar. Jika ketahuan, bukan saja Musa yang akan dibunuh tetapi satu keluarga terancam keselamatannya.
Di dalam situasi mengancam, orangtua Musa mengambil keputusan berani dengan menyembunyikan bayi Musa. Alkitab tidak menguraikan bagaimana penanganan yang dilakukan mereka, tetapi pasti selama tiga bulan pertama ada perencanaan agar bayi tidak diketahui orang-orang Mesir. Ibu Musa juga tahu kapan Musa tidak dapat lagi disembunyikan (ay. 3) karena tangisannya akan mudah diketahui. Ia akhirnya merencanakan Musa dibuang ke sungai Nil yang melibatkan anak pertamanya, Miriam. Ibu Musa tahu kapan dan di mana putri Firaun biasa mandi di sungai Nil. Ia menyimpan Musa di dalam peti yang aman, membiarkannya hanyut terbawa arus sungai, dan mengarahkan Miriam memantau adiknya tentu berdasar intruksi apa yang harus Miriam lakukan dan ia katakan kepada puteri Firaun.
Ibu Musa merencanakan dengan hikmat dari Tuhan dan berusaha, tetapi Tuhanlah yangmenentukan semuanya. Tuhan turut campur tangan sehingga rencananya berhasil. Hidup Musa selamat karena diangkat menjadi anak puteri Firaun. Tak hanya itu, karena hikmat, Ibu Musa melalui perantara Miriam dapat menjadi inang penyusu Musa.
Pelajaran berharga dari kisah ini adalah hikmat diperlukan sebelum Anda berani mengeksekusi suatu rencana. Sumber hikmat kita ada di dalam Yesus dan kita bisa mendapatkannya dari firman Tuhan. Mari pertimbangkan dengan matang setiap keputusan yang ingin kita ambil dan jangan lupa libatkan Yesus dalam keputusannya.
Refleksi diri:
- Apa persoalan besar pernah Anda hadapi dan Anda berhasil menyelesaikannya dengan hikmat dari Tuhan?
- Bagaimana hikmat dari Allah menuntun Anda mengambil keputusan yang tepat?