Berharga di mata Tuhan
Yesaya 43:1-7
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
- Yesaya 43:4
Seringkali kita menilai diri berharga atau tidak, berdasar penerimaan orang lain terhadap kita. Jika orang lain menghormati dan menghargai maka kita merasa berharga. Sebaliknya jika orang lain tidak menghormati dan menghargai, bahkan menyepelekan dan tidak mau memandang, kita merasa diri tidak berharga. Ketahuilah, kita sebenarnya sangat berharga di mata Tuhan seperti yang disampaikan-Nya melalui Yesaya pada ayat emas di atas, “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, …”
Apa buktinya kita sangat berharga di mata Tuhan? Pertama, Yesus mati menebus kita. Walaupun kita adalah orang-orang berdosa, Allah rela memberikan anak-Nya sebagai penebus dosa kita. Seharusnya kita yang mengalami kematian dan masuk ke alam maut. Namun, Allah mengirimkan Yesus Kristus untuk menggantikan nyawa kita di atas kayu salib (ay. 4). Kristus menjadi “kambing hitam” bagi kita. Orang yang tidak bersalah menjadi bersalah. Yesus rela mati demi menebus dosa-dosa kita. Karena penebusan-Nya, kita menjadi umat yang diselamatkan dari maut dan menerima hidup kekal.
Kedua, penyertaan Tuhan yang ajaib. Jika memiliki harta pasti kita akan menjaganya dengan baik. Demikian juga Tuhan yang menjaga umat seperti harta milik-Nya. Kita adalah harta kesayangan-Nya. Ayat 2 berbunyi, “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; Apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.” Janji Tuhan sungguh luar biasa, bukan?
Mari kembali mengingat kisah Daniel dan teman-temanya, yaitu Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Saat tidak mau menyembah patung Nebukadnezar, mereka dimasukkan ke dalam tungku perapian yang menyala-nyala. Yang luar biasa, mereka tetap hidup meski api menyambar dengan sangat panasnya di dalam tungku, bahkan tak satu helai rambut pun terbakar. Mengapa? Karena Allah menyertai Sadrakh dan kawan-kawannya. Kristus bersama mereka. Nah, kita juga percaya bahwa Allah juga menyertai kita di dalam menghadapi segala pergumulan hidup.
Dia tidak pernah meninggalkan kita karena kita adalah umat Allah yang berharga di mata-Nya.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sekarang merasa sebagai umat kesayangan Tuhan yang berharga di mata-Nya?
- Sudahkah Anda bersyukur atas karya penebusan Kristus dan penyertaan-Nya di dalam hidup Anda?