Bermegah Karena Memiliki Tuhan
Yeremia 9:23-24
Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya.
- Yeremia 9:23
Ayat di atas mengulang kata “bermegah” sampai tiga kali yang menunjukkan penekanan. Sebetulnya, bermegah itu apa ya? Sombong, suka pamer atau bangga yang kelewatan.
Teknologi smartphone yang semakin canggih dan penggunaan media sosial yang begitu memasyarakat, memudahkan kita untuk pamer foto melalui medsos. Foto atau video traveling yang kita jalani, makanan yang kita santap, belanjaan yang kita bawa, kegiatan nongkrong di kafe bersama grup ini dan komunitas itu, semua dipamerkan melalui medsos. Apa tujuannya? Sebagian besar karena mencari penghargaan diri. Mereka ingin harga dirinya terangkat ketika bisa memamerkan ini dan itu.
Harga diri semacam ini adalah harga diri “karbitan” yang merasa diri berharga kalau bisa beli ini itu, bisa pergi ke sana sini, dan sebagainya. Budaya pamer dan pencitraan diri merajalela mulai dari anak hingga dewasa. Demi image dan eksis, orang berlomba pamer ini dan itu. Demi pengakuan, status, gengsi dan kepuasan diri mereka memajang kebijaksanaan, kekuasaan, dan kekayaannya.
Dalam ilmu kejiwaan orang yang suka pamer ini dan itu di medsos adalah orang yang kurang kasih dan butuh pengakuan. Itulah ciri orang yang harga dirinya rapuh, selalu mau terlihat happy, mesra, bahagia, kuat dan berkuasa, padahal kenyataannya tidak selalu begitu.
Tuhan ingin agar kita tidak bermegah karena apa yang kita miliki karena semua yang kita miliki diperoleh karena anugerah semata. Kalaupun ingin bermegah, baiklah kita bermegah karena memiliki Tuhan (ay. 24). Hendaklah bermegah karena pemahaman dan pengenalan kita terhadap-Nya. Kita memahami Tuhan adalah Allah yang berkuasa. Segala kepintaran, kekuasaan, dan kekayaan kita tidak ada artinya sama sekali di hadapan-Nya. Di hadapan Tuhan kita hanyalah debu semata.
Apa yang sedang kita pamerkan? Kebijaksanaan, kekuatan atau kekayaankah? Alkitab berkata, “Jangan pamer! Jangan sombong!” karena itu bukan karakter yang Tuhan mau. Kita mau ikuti apa? Keinginan atau kepuasan diri? Ego kita yang butuh pengakuan? Kita mau menyenangkan siapa? Diri sendiri atau Tuhan Yesus? Yuk, mending megahkan Yesus sebagai Raja kita!
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sekarang terjebak dalam gaya hidup memegahkan diri melalui medsos?
- Setelah membaca renungan ini, apa yang Anda akan lakukan untuk lebih memegahkan Yesus?