Bagikan artikel ini :

Fokus Ibadah Pada Kasih-Nya

Yohanes 2:13-17

Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.”
- Yohanes 2:17

Apa yang menjadi fokus utama Anda saat datang beribadah ke gereja? Apa ukuran keberhasilan ibadah di dalam sebuah gereja? Kita mungkin punya banyak kriteria ibadah yang sukses. Sayangnya, banyak orang lebih memperhatikan kesuksesan ibadah pada hal-hal kasat mata, seperti gedung gereja yang megah, fasilitas-fasilitas gereja atau jumlah jemaat yang datang, daripada kesungguhan hati umat dalam beribadah kepada Tuhan.

Injil Yohanes pernah sekali mencatat kemarahan Tuhan Yesus di bait Allah beberapa hari menjelang Paskah. Pada perayaan Paskah, orang-orang berkumpul untuk mengingat kembali peristiwa ajaib yang dilakukan Allah, yaitu pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir. Namun ternyata, kerumunan orang tersebut datang bukan untuk beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, melainkan untuk berjualan dan mencari keuntungan melalui ibadah yang dilakukan (ay. 14). Bait Allah adalah tempat yang suci dan kudus. Bagian dalam bait Allah hanya dapat diakses oleh orang Yahudi, sedangkan bagian pelataran adalah tempat beribadah orang-orang non-Yahudi. Di pelataran inilah para pedagang membuka dan memenuhi lapak dengan barang-barang dagangan mereka.

Ketika Tuhan Yesus marah dan sibuk mengusir para pedagang, para murid teringat pada satu kutipan Kitab Suci yang berbunyi, “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” (Mzm. 69:10). Apa artinya? Yohanes menafsirkan bahwa kecintaan Tuhan Yesus terhadap rumah Tuhan akan membawa-Nya pada sebuah peristiwa penghangusan, yaitu pada saat diri-Nya harus mati di kayu salib. Segala praktik pengorbanan yang ilakukan di bait Allah merupakan cerminan rencana keselamatan Allah. Korban bakaran yang dipersembahkan adalah sebuah sarana sementara untuk manusia bisa beribadah kepada Allah, sampai Allah datang menjumpai manusia dan menggantikan korban sementara itu dengan Anak-Nya sendiri sebagai korban yang sempurna, satu untuk selamanya.

Tuhan Yesus mencintai manusia yang datang beribadah kepada Allah dengan hati yang tulus untuk mengasihi-Nya, itulah esensi sesungguhnya dari bait Allah atau gereja di masa kini. Kasih Kristus seharusnya menjadi pusat fokus ibadah yang kita lakukan di gereja. Apa fokus ibadah Anda selama ini? Apakah hanya supaya terlihat suci dan saleh? Hendaklah kita datang beribadah dengan kesungguhan hati untuk menyembah-Nya karena melihat kasih Kristus yang begitu besar terhadap kita.


Refleksi Diri:

  • Apakah ibadah Anda selama ini di gereja sudah berpusat pada salib (kasih) Kristus?
  • Apa yang menghalangi Anda dalam ibadah dengan berfokus pada kasih Kristus?