Hidup Mati Manusia
Mazmur 25
Maria dan Marta memberi kabar “... dia yang Engkau kasihi, sakit”
- Yohanes 11:3b
Kalau kita mendapat pesan Whatsapp yang berisi: ia yang kamu kasihi sakit. Bagaimana rasanya? Kaget, sedih atau tidak siap. Perasaan tidak siap akan kehilangan orang yang kita kasihi, sering membuat kita tak bisa berkata-kata. Pikiran berkecamuk. Bagaimana mungkin? Kemarin sehat kok, kita masih saling bercerita. Tapi tiba-tiba, hari ini saya mendapat kabar duka ia telah tiada. Ya, Tuhan...
Kematian sebetulnya begitu dekat dan pasti. Walaupun kita mengasihi dan dikasihi Tuhan, tidak berarti kita kebal dari penyakit. Dan suatu saat, Anda dan saya pasti mati. Maria, Marta dan Lazarus mengasihi dan dikasihi Tuhan. Maria dan Marta memberi kabar, “... dia yang Engkau kasihi, sakit.” Tuhan Yesus mengasihi Lazarus, yang saat itu sakit dan hampir mati. Kedua saudarinya susah melihat Lazarus menderita sakit dan akhirnya mati. Yesus memang tidak segera datang untuk menengok, menolong, bahkan menyembuhkan Lazarus. Dikatakan Dia malah menunda kedatangan-Nya selama dua hari (ay. 6). Lhaaa... Tuhan kok tega amat!
Yesus sengaja menunda kedatangan untuk menyembuhkan Lazarus karena Dia mau kita percaya akan kuasa-Nya. Dia bukan saja berkuasa atas sakit penyakit, tetapi juga berkuasa atas kematian. Yesus yang menentukan hidup mati seseorang. Kita manusia tidak punya kuasa menentukan hidup atau bahkan merencanakan kapan kita akan mati. Semua adalah kedaulatan Tuhan.
Hari ini, kalau kita masih hidup sehat, sadarilah itu bukan karena iman dan imun kita kuat. Bukan! Tapi semata-mata karena Tuhan! Kita masih hidup di dunia, itu karena masih ada pekerjaan yang Tuhan titipkan untuk kita lakukan. Yang harus kita lakukan adalah mengisi hidup yang Tuhan beri ini dengan maksimal.
Bisa dengan 3M: Menyapa, Memperhatikan, Mendoakan. Hidup ini harus dijalani sesuai dengan tujuan dari Sang Pemberi Hidup. Yesus peduli, maka kita harus peduli kepada sesama. Dia mengasihi, mari kita perbanyak kasih. Dia Allah yang mengampuni, mari kita belajar mengampuni.
Ingat! Kita pasti mati karena itu jangan keraskan hati. Mari kita bereskan dan mulai jalani hidup yang tersisa ini dengan hati-hati.
Refleksi diri:
- Bagaimana Anda akan menyikapi hidup dan mati di dunia ini?
- Apa pekerjaan yang Tuhan berikan kepada Anda selama masih diberi kesempatan hidup? Bagaimana Anda akan menunaikannya?