Manisnya Kenangan
Filipi 1:1-4
Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.
- Filipi 1:3
Hidup tak selamanya indah, tetapi yang indah itu tetap hidup dalam kenangan. Inilah yang dialami oleh Rasul Paulus. Ia mengenang orang-orang Filipi yang pernah dilayaninya terutama bagaimana mereka mengenal Kristus serta bertumbuh dalam iman dan pelayanan yang baik. Saat tubuhnya terpenjara di Filipi, mengenang kebaikan membuatnya bisa bersyukur. Itu menguatkan Paulus menjalani hari-hari yang tidak mudah dengan terus berharap pada Kristus.
Ketika menjalani hari ini yang tidak mudah, kenangan yang indah membuat kita tetap berharap mampu mengais hari esok. Jika kehidupan membuat diri menangis, ingatlah pada ribuan kenangan indah yang membuat kita tersenyum dan menatap esok dengan tekad teguh membara. Memang tak sedikit kenangan yang membuat kita miris dan menangis. Namun, jangan menggendong kenangan pahit terus-menerus jika derita ingin digerus. Kenanglah hal-hal yang membuat diri bisa bersyukur dan semangat melangkah ke depan.
Di ujung tahun saya suka mengenang kasih setia Tuhan dalam perjalanan melayani-Nya. Kami belajar merintis pos PI dan menggembalakan di Kota Malang. Ketika Tuhan panggil kami ke Tiongkok, Dia pimpin kami untuk memenangkan jiwa dan merintis gereja dari Changsha, Hefei, Shijiazhuang, dan Guangzhou. Jika Tuhan yang inginkan untuk kami pindah lagi, mungkin Bandung yang penuh warna ini pun, akan jadi kenangan juga. Kenangan tak boleh memenjara jiwa ini, tetapi bangkitkan syukur untuk belajar dan berjuang lagi mempersembahkan yang terbaik bagi Kerajaan Allah.
Semakin jauh menyusuri gulungan memori, terkuak habis panggung kehidupan dan pelayanan yang suguhkan permainan, kadang tangis terasa hangat melukai hati, kadang tawa memecah dada karena bahagia. Semakin dalam rasa menyelaminya, jutaan kenangan menaburkan aroma tak terlupakan buatku teguh melangkah ke depan, sambil selalu terkenang Salib Kristus membuatku terus menatap Sorga.
Saudaraku, sedang apatiskah menutup tahun ini dan menatap esok? Cobalah mengais kenangan. Kumpulkan serpihannya satu per satu, bukan kenangan yang memilukan apalagi yang membuat jiwamu merintih. Tapi pungutlah kenangan yang membuatmu bisa tersenyum. Bersyukur dan kembalikan keyakinanmu bahwa kalau dulu Tuhan Yesus menyertai, mengapa tidak hari ini Dia menggenggam tanganmu, menggandengmu melangkah ke hari esok yang masih misteri.
Salam kenangan.
Refleksi Diri:
- Apa kenangan indah masa lalu yang membuat Anda tersenyum dan mampu menatap hari esok meski kondisi saat ini sedang sulit?
- Adakah kenangan indah bersama Yesus di tahun ini, yang membuat Anda optimis mengawali tahun yang baru?