Merefleksikan Allah Bagi Kemuliaan-Nya
Yohanes 1:19-28
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
- Kejadian 1:26
Seorang anak melihat-lihat di sebuah galeri lukisan. Ia terdiam sejenak mengamati satu lukisan terpajang di dinding. Kedua bola matanya mengamati dengan seksama dan bergumam, “Mmh.. indah sekali lukisan ini. Nampak nyata! Siapa gerangan pembuat lukisan ini?” Si anak menemukan tanda kecil nama sang pelukis di pojok kanan bawah. Spontan ia memuji kemahiran sang pelukis yang melukis dengan begitu indahnya. Lukisan indah itu merefleksikan diri orang yang melukisnya.
Manusia adalah mahakarya ciptaan Allah. Manusia yang serupa menurut gambar Allah, diciptakan berbeda dari ciptaan lainnya. Ia dicipta dengan menyandang sifat-sifat Allah dan merefleksikan Sang Pencipta. Pikiran, perbuatan, dan perkataan manusia mencerminkan Allah. Melalui dirinya, orang lain dapat mengenal dan mempermuliakan Sang Khalik. Inilah tujuan manusia diciptakan di dunia.
Namun, tragedi kejatuhan membuat fokus manusia bergeser dari memuliakan Tuhan menjadi memuliakan diri sendiri. Gambar Allah yang disandang manusia rusak sehingga tidak lagi mencerminkan Allah dalam dirinya. Ketidaktaatan Adam dan Hawa yang ingin menjadi Allah membawa bencana bagi umat manusia. Bersyukur kematian Yesus di atas kayu salib telah memulihkan gambar Allah yang rusak. Relasi dengan Bapa di Sorga direkonsiliasi. Siapa pun yang ada di dalam Kristus dimungkinkan kembali merefleksikan Allah dan diarahkan untuk memuliakan Tuhan.
Yohanes Pembaptis adalah sosok yang patut diteladani. Ia orang yang dinubuatkan Nabi Yesaya. “Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” (Yes. 40:3). Banyak
orang dari berbagai tempat datang kepada Yohanes. Mereka bertanya, “Siapakah engkau?” Yohanes sebetulnya bisa mengambil keuntungan untuk mempermuliakan dirinya. Ia bisa mendapatkan penghormatan lebih besar dari sebelumnya, tapi tidak dilakukannya. Dengan jujur ia mengaku, dirinya bukanlah Mesias, hanya seorang hamba pembuka jalan bagi Yesus. Ia yang membaptis dan memperkenalkan Yesus sebagai Mesias, Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Hidup orang percaya bukanlah untuk dirinya, melainkan untuk Tuhan. Gambar Allah yang rusak telah dipulihkan. Jadikanlah hidup Anda menjadi cermin bagi orang lain untuk melihat Allah di dalam diri Anda sehingga Tuhan Yesus dipermuliakan.
Refleksi Diri:
- Apakah hidup Anda saat ini menjadi kesaksian yang memuliakan Allah atau batu sandungan bagi sesama?
- Apa yang Anda lakukan agar gambar Allah yang Anda sandang dapat betul-betul memperkenalkan Kristus kepada sesama?