Bagikan artikel ini :

Penyembahan Yang Benar

Amos 5:21-24

“Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
- 1 Samuel 15:22b

Seorang anak SD bernama Emmy, ingin memberikan hadiah ulang tahun pernikahan orangtuanya. Emmy menyisihkan sedikit dari uang jajannya untuk membelikan sepasang gelas kristal untuk minum wine. Ia bersusah payah menabung, seringkali berusaha keras melawan godaan untuk jajan. Akhirnya, Emmy berhasil membeli hadiah tersebut yang dibungkusnya dengan indah. Orangtuanya senang bercampur bingung menerima hadiah tersebut, lalu berkata, “Emmy, terima kasih sekali untuk hadiah indah ini. Tapi papa mama tidak bisa minum alkohol. Andai saja kamu merapikan kamarmu setiap hari, itu saja sudah cukup.”

Apa yang dialami Emmy mengajarkan kepada kita tentang penyembahan yang benar. Manusia terkadang sibuk melakukan banyak hal untuk menyenangkan Allah, terutama setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Kita berusaha tekun datang ke gereja, rajin memberi persembahan, ikut terlibat aktif dalam pelayanan, dan segala macam bentuk kegiatan gerejawi, tetapi Tuhan menyatakan bahwa kesibukan-kesibukan seperti itu bukanlah yang diinginkan-Nya.

Allah memang menetapkan aturan korban bakaran untuk membuat manusia berdosa dapat mendekat kepada-Nya, tapi tidak sampai mati. Korban bakaran menjadi bayaran pengganti dosa. Namun, orang Israel pun salah mengerti bahwa Allah mengingini korban bakaran, layaknya allah-allah lain yang harus dipuaskan dengan persembahan yang enak-enak. Melalui perikop bacaan, Allah jelas mengatakan bahwa Dia merindukan umat-Nya mendekat kepada-Nya dan hidup dalam kekudusan.

Bagaimana cara supaya kita hidup dekat Tuhan? Datanglah kepada Yesus. Yesus adalah korban sejati, pemenuhan dari aturan korban bakaran. Yesus yang hidup dengan sempurna menjadi korban sempurna, dan siapa pun yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan. Orang yang menerima Yesus dapat menghadap Allah Bapa dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya (Yoh. 14:6). Itulah penyembahan sejati yang menyenangkan Tuhan.

Kita yang sudah percaya kepada Yesus, tidak perlu lagi membawa korban bakaran karena Yesus, Sang Anak Domba Allah yang sempurna, telah menebus dosa-dosa kita. Yesus memberikan kepastian dalam hidup yang membawa pengharapan bagi kita. Datanglah kepada-Nya dengan hati yang terbuka dan siap mendengar. Mari terus belajar untuk mempersembahkan diri kita dengan sepenuh hati, bukan hanya dengan kesibukan kita.


Refleksi Diri:

  • Bagaimana dengan kehidupan penyembahan Anda secara pribadi? Apakah Anda terlalu sibuk sehingga lupa mendekat kepada Yesus?
  • Apakah Anda sudah membuka hati dan selalu siap mendengar Yesus, misalnya melalui waktu teduh dan puji-pujian Anda atau firman yang disampaikan di mimbar?