Penyerahan Diri Secara Total
Roma 12:1-8
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
- Roma 12:1
Kata penyerahan diri (surrender) sudah menjadi tema banyak lagu rohani klasik. Meskipun konsep penyerahan diri sangat familiar tetapi kita masih perlu terus diingatkan untuk meletakkan pemberontakan dan agenda-agenda kita yang berpusat kepada diri sendiri, dan menyerahkan segala kekuasaan kepada Tuhan. Penyerahan diri berarti menyerahkan pergulatan daging, kendali hidup kita, dan melepaskan hak-hak, hati dan hidup kita sepenuhnya kepada Kristus.
Setelah menjelaskan pengajaran kekristenan yang mendasar dan utama pada pasal 11, kini Paulus menjelaskan kewajiban-kewajiban utama orang Kristen di pasal 12. Demi kemurahan Allah, kita harus memberikan diri kita kepada-Nya. Di sini ditekankan bahwa persembahan diri kita menjadi sumber dari semua kewajiban dan ketaatan. Pertama, mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup. Dalam konteks ibadah Kristen, Tuhan menerima persembahan yang hidup. Seperti tradisi Perjanjian Lama, hanya hewan hidup yang dipersembahkan kepada Tuhan. Setiap orang Kristen juga harus mempersembahkan kehidupan rohaninya. Kristus yang hidup di dalam roh oleh iman, Dialah yang hidup (lih. Gal. 2:20-21). Kasih yang kudus menyalakan persembahan tersebut dan memberikan hidup ke dalam kewajibannya tersebut untuk hidup bagi Allah.
Kedua, persembahan itu ditujukan kepada Allah, maka persembahan tubuh itu harus kudus dan tidak bercela, dan jauh dari dosa. Artinya setelah kita percaya kepada Kristus maka kita menjadi ciptaan yang baru (2Kor. 5:17). Karena itu, kehidupan kita secara total harus menjadi serupa dengan sifat, karakter dan kehendak Allah. Tubuh kita tidak boleh lagi dijadikan sebagai “senjata dosa” dan kelaliman, tetapi dipisahkan bagi Allah dan digunakan hanya untuk maksud-maksud yang kudus, seperti perkakas-perkakas Kemah Allah untuk kemuliaan-Nya.
Ketiga, Tuhan menerima persembahan yang berkenan kepada-Nya, yaitu hidup yang selalu menyenangkan Dia. Hidup kita hendaklah menjadi persembahan yang terutama. Hidup yang menyenangkan Tuhan dibuktikan melalui perilaku dan tindakan yang seturut kehendak-Nya dan berkenan bagi-Nya.
Mari saudaraku, serahkan diri dan jalan hidup Anda sepenuhnya kepada Yesus Kristus. Pakai hidup Anda sebagai persembahan yang hidup dan yang kudus sebagai wujud ibadah Anda yang sejati.
Refleksi diri:
- Mengapa Tuhan menghendaki Anda mempersembahkan tubuh sebagai ibadah sejati? Bagaimana Anda selama ini melakukan ibadah yang sejati?
- Apakah hidup Anda telah dipersembahkan bagi Tuhan? Apa langkah konkrit Anda untuk mempersembahkan tubuh bagi Tuhan?