Pergumulan tidak selalu buruk
Habakuk 3
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, …..,namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
- Habakuk 3:17a, 18
Hidup ini kadangkala terasa berantakan. Kita bingung harus mengumpulkan keping-keping gambar kehidupan kita yang tercecer tidak jelas. Masalah satu belum selesai, sudah diterpa badai masalah lain yang tak kalah berat-nya. Duh… melelahkan. Kita hanya bisa bertanya-tanya dalam hati, mengapa ini terjadi? Atau apa salah saya?
Nabi Habakuk pun menjerit seperti itu kepada Tuhan. Banyak pertanyaan berkecamuk di dalam pikirannya, “Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: ‘Penindasan!” tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman?” (Hab. 1:2-3a).
Tidak seorang pun terluput dari pergumulan dan tidak selalu pertanyaan-pertanyaan tersebut mendapat jawaban. Hidup seakan belum kembali seperti yang kita dambakan, yaitu adanya penyelesaian masalah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut lumrah muncul, tetapi apakah kita bersyukur kepada Tuhan sekalipun di tengah penderitaan pergumulan kita?
Cobalah melihat kembali kehidupan kita. Kalau pergumulan tersebut tidak diizinkan terjadi dalam hidup, mungkin kita justru menjauh dari Tuhan. Kita mungkin tidak lebih sungguh-sungguh bergumul dan bergaul dengan Tuhan seperti hari ini.
Kalau semua masalah beres, mungkin kita tidak punya kerendahan hati seperti sekarang. Pergumulan adalah salah satu cara supaya kita lebih mengenal dan memuliakan Tuhan.
Pergumulan-pergumulan yang pernah kita lewati, mungkin sekarang bisa menguatkan orang-orang yang sedang berada dalam situasi yang pernah kita alami. Pergumulan datang dan pergi, tapi hendaklah kita terus memandang Allah dan bersyukur kepada-Nya. Selalu ada kekuatan dan penyertaan dari Tuhan Yesus. Pengalaman ini membuat kita semakin mengenal-Nya.
Renungkanlah perjalanan hidup kita yang penuh dengan lika-liku pergumulan. Cobalah mengingat kembali pergumulan terberat yang pernah Anda hadapi tetapi bisa dilewati. Hari ini pun meski pergumulan sedang dialami, kita pasti dimampukan untuk melewatinya karena Dia, seperti yang dikatakan Habakuk, “ALLAH Tuhanku itu kekuatanku, Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkanku berjejak di bukit-bukitku.” (ay. 19). Mari bersyukur atas semua pergumulan yang pernah kita hadapi dan berterima kasih karena kita dikuatkan menanggung beban hari ini.
Refleksi Diri:
- Pergumulan terberat apa yang pernah Anda lewati bersama Tuhan?
- Apa hikmat yang bisa Anda dapatkan dari pergumulan tersebut?