Sakit awalnya senang akhirnya
Ibrani 12:1-17
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
- Ibrani 12:11
Konteks Ibrani 12 ini berbicara tentang ketekunan dalam pertumbuhan iman. Supaya iman bertumbuh, Tuhan sering menggunakan sarana dan prasarana yang menyakitkan kita. Kesakitan itu akhirnya akan mendatangkan buah kebenaran dan damai sejahtera bagi kita yang dilatih oleh Tuhan.
Penulis Ibrani mengilustrasikan bagaimana jika kita sebagai anak dan Allah sebagai ayah, apakah ada anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Jika anak salah arah, ayah yang mengasihi akan mendidik.Walau sepertinya menyakitkan anak, tapi itu bermanfaat di kemudian hari.
Jangan percaya bahwa kehidupan orang Kristen akan selalu baik-baik dan aman-aman saja. Jika Anda sungguh anak Allah, maka Dia akan membentuk Anda menjadi kudus dan semakin berkenan di hadapan-Nya. Karena jika tanpa didikan, Anda adalah anak-anak gampangan. Ajaran Alkitab menekankan bahwa tidak ada sorga tanpa salib, tidak ada kemuliaan tanpa pengorbanan. Tidak ada Kristen yang tidak memikul salib dan menyangkal diri.
Jadi, mengapa kita mengharapkan kehidupan Kristen kita berbeda? Apa sajakah pencobaan dan penderitaan yang kita alami sekarang, yang bisa jadi terlalu kecil dibandingkan apa yang kita harapkan nanti? Pikirkan saja suara nyaring dan membahana dari bunyi terompet pada kebangkitan di pagi itu. Pertimbangkan setiap reuni yang Anda akan alami bersama orang-orang yang dicintai pada pagi sukacita itu. Dari sana kita akan bangkit untuk bertemu Yesus, muka dengan muka di awan.
Bayangkan perjalanan ke Kota Suci. Saat Anda mendekati kota itu, Anda akan melihat kecemerlangan. Anda akan menjelajahi jalan-jalannya, berjalan di tepi laut kaca, dan berjalan-jalan di taman-taman di mana tidak ada sampah, tidak ada kejahatan, tidak ada hembusan dingin atau udara lembap panas yang menyesakkan.
Mencari rumah baru, Anda akan berjalan dari kamar ke kamar, melihat pemandangan dari balkon. Tidak akan ada masalah seperti di bumi yang gelap ini, yang bisa mendekat dan menjadi begitu besar sehingga Anda menyerah.
Bertekunlah dalam iman kepada Tuhan Yesus, ia akan membuat hidup Anda menjadi indah dan menjadi berkat bagi dunia yang sedang merana.
Refleksi Diri:
- Siapkah Anda sebagai anak-anak Tuhan dihajar dan dididik oleh Allah, Bapa Sorga yang baik?
- Apakah Anda sudah siap untuk tetap setia kepada Tuhan Yesus sampai nanti merasakan sukacita sorgawi?