Sarungkan Pedang Anda
Matius 26:47-55
Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.”
- Matius 26:52
Perikop bacaan hari ini menceritakan bagaimana Yesus dikhianati oleh murid-Nya dan ditangkap oleh musuh-musuh-Nya. Dikisahkan bagaimana mereka datang dalam rombongan besar lengkap dengan pedang dan pentung. Yudas menyerahkan Yesus dengan satu ciuman. Petrus mencabut pedang dan menebas telinga hamba Imam Besar. Yesus mengintervensi dan memerintahkan Petrus menyarungkan pedangnya kembali. Terlihat begitu kontras cara bertindak para pemimpin umat Yahudi dibandingkan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi adalah pemimpin bangsa Yahudi. Mereka adalah pemimpin rohani, tetapi cara-cara mereka tidak rohani. Mereka tidak mengandalkan kekuatan moral dan rohani yang Allah telah percayakan kepada mereka sebagai pemimpin bangsa pilihan Allah. Sebaliknya mereka menggunakan kekuatan manusia. Mereka bermain politik dan menggunakan cara licik untuk mencapai tujuan mereka sendiri dan menangkap Yesus dengan diam-diam di tengah malam. Mereka juga menggunakan kekerasan dengan membawa rombongan militer lengkap dengan persenjataan.
Namun, Yesus tidak merespons cara manusia dengan cara manusia. Dia sebaliknya justru mengingatkan murid-murid-Nya bahwa andalan mereka satu-satunya adalah Allah sendiri. Ia menyuruh Petrus untuk menyarungkan kembali pedangnya, bukan karena mereka kalah jumlah. Tidak! Jika Yesus mau, Dia mampu mengerahkan dua belas pasukan malaikat yang dalam sekejap akan membinasakan rombongan penangkap-Nya. Yesus tidak melakukannya karena Dia tidak bermain politik dan menggunakan kekerasan. Ia menyerahkan masa depan hidup-Nya ke dalam rencana Allah.
Sebagai murid-murid-Nya, Yesus memanggil kita untuk menyarungkan pedang. “Bermain pedang” adalah menggunakan cara, taktik, dan siasat manusia untuk menggapai tujuan kita sendiri. Mungkin ada di antara kita yang melakukan cara nakal untuk memenangkan sebuah tender dengan memberi sogokan atau hadiah. Atau menggunakan taktik licik memanfaatkan kekuasaan untuk mendapatkan barang milik orang lain. Apa pun siasat manusia yang kita lakukan yang tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab, itu tidak berkenan di mata Tuhan.
Seorang murid tidak bermain pedang, tetapi menyerahkan masa depannya ke dalam rencana Allah yang berdaulat. Gunakan cara-cara yang benar dan sesuai kebenaran firman yang mendatangkan kebaikan dan kemuliaan bagi Tuhan.
Refleksi Diri:
- Apa “pedang” yang Anda andalkan untuk melancarkan tujuan Anda? Apakah pedang kekayaan, kekuasaan, koneksi atau pengetahuan?
- Sebagai murid Yesus, bagaimana Anda dapat menyarungkan pedang dan menyerahkan masa depan Anda ke dalam rencana Allah yang berdaulat?