Sendiri Bersama Tuhan
Matius 14:1-23
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri.
- Matius 14:22-23a
Konteks ayat di atas adalah Tuhan Yesus yang baru saja memberi makan 5.000 orang dan menolong para murid yang sedang letih dan ketakutan. Setelah disibukkan pelayanan-Nya, Yesus menyempatkan diri untuk sendirian bersama Allah Bapa.
Bagi saya, dua keyakinan muncul dari tindakan Yesus tersebut. Pertama, Yesus berbelas kasih sampai akhir! Ia rajin dan giat untuk menolong sesama dan mengajar kebenaran, tetapi sama sekali tidak mengabaikan waktu sendirian bersama Allah Bapa.
Mari saya jelaskan. Sementara berduka atas kehilangan Yohanes Pembaptis, Yesus melayani orang banyak dan juga murid-murid-Nya. Yesus menjagai orang banyak itu sehingga Dia dapat menyuruh murid-murid-Nya pergi mendahului-Nya. Saat itulah Dia memasuki waktu doa-Nya di tempat yang jauh dari keramaian, menghadap Bapa-Nya. Ketika berada di bumi, Tuhan Yesus sering kali meluangkan waktu untuk sendirian dengan Allah (bdk. Mrk 1:35; 6:46; Luk 5:16; dll). Waktu sendiri bersama Allah sangat penting bagi kesejahteraan rohani setiap orang percaya. Ketidakinginan untuk berdoa sendirian dan bersekutu dengan Bapa di Sorga adalah tanda hidup rohani kita sedang mengalami kemunduran. Apabila hal ini terjadi, kita harus berbalik dari segala sesuatu yang tidak menyenangkan hati Tuhan serta memperbarui penyerahan kita untuk tetap setia mencari Allah dan kasih karunia-Nya yang menyelamatkan.
Kedua, kepedulian Yesus terhadap orang banyak serta waktu sendirian-Nya bersama Bapa adalah pengingat penting bagi saya. Dalam kesedihan dan patah hati saya, saya perlu mengingat orang lain dan tidak berkubang dalam mengasihani diri sendiri. Namun, membantu orang lain, aktif dalam kegiatan pelayanan, tidak boleh menjadi pelarian dari menghabiskan waktu sendiri bersama Tuhan. Tanpa Tuhan, kehidupan tidak memiliki tujuan.
Tanpa tujuan, kehidupan tidak memiliki makna. Tanpa makna, kehidupan tidak memiliki harapan. Waktu sendirian bersama Tuhan benar-benar memperbarui, memulihkan, dan merevitalisasi kehidupan mental spiritual jiwa kita.
Milikilah waktu sendiri bersama Yesus, supaya mental spiritual kita tetap segar dan kita bisa dipakai menjadi alat Tuhan bagi mereka yang terluka, patah hati, dan berbeban berat, serta mereka yang membutuhkan pertolongan Tuhan.
Salam sendiri bersama Tuhan.
Refleksi diri:
- Apakah Anda sudah secara rutin memiliki waktu sendiri bersama Tuhan Yesus? Kapan dan di mana biasanya Anda lakukan?
- Bagaimana Anda akan meningkatkan kualitas waktu sendiri Anda bersama-Nya?