Tubuh Di Sini, Hati Di Sana
Markus 9:30-41
Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.
- Markus 9:34
Jauh di mata, dekat di hati. Pepatah ini artinya sekalipun dua orang terpisah jauh, bertempat tinggal jauh, tetapi hati mereka dekat. Firman Tuhan bagian ini menceritakan fenomena yang sebaliknya. Murid-murid sekalipun secara jarak dekat dengan Kristus, tetapi hati mereka jauh dari-Nya. Mereka gagal memahami isi hati-Nya untuk tidak mencari posisi tertinggi bagi diri sendiri.
Tidaklah cukup bagi murid-murid mengakui Yesus sebagai Mesias (bdk. Mrk. 8:29). Mereka harus memahami bahwa Mesias datang untuk memberi diri-Nya menderita, mati, dan bangkit. Yesus lalu membawa murid-murid-Nya ke tempat yang tidak diketahui oleh orang banyak untuk secara khusus mengajari mereka. Namun, mereka tetap tidak memahami baik ajaran maupun isi hati-Nya. Ini terlihat jelas karena sepanjang perjalanan sesudahnya, mereka berdebat siapa yang paling besar di antara mereka. Ini sungguh memalukan karena Yesus memberi diri-Nya berkorban untuk manusia, sementara mereka sibuk mencari posisi tertinggi untuk diri sendiri.
Segera saja Yesus bertanya dan mereka hanya bisa duduk terdiam. Maka Yesus membawa seorang anak kecil kepada mereka dan mengajari supaya bersikap seperti anak kecil, yang tidak mencari posisi untuk diri sendiri. Namun, mereka tetap tidak mampu memahami-Nya, sebaliknya justru meributkan murid-murid lain yang berhasil mengusir setan demi nama Yesus. Mereka merasa tersaingi karena murid-murid lain berhasil mengusir kuasa roh jahat, sementara mereka gagal melakukannya (lih. Mrk. 9:18). Mereka masih mencari posisi tertinggi untuk diri sendiri. Mereka dekat di mata, tetapi jauh di hati, hati Yesus Tuhan mereka.
Sebagai murid-murid Yesus, kita dapat terjebak sikap seperti murid-murid Yesus pada waktu itu. Kita bisa sangat “dekat” dengan Tuhan secara fisik, rajin beribadah, pelayanan, dan aktif dalam kegiatan rohani. Namun, apakah kita benar-benar memahami isi hati Tuhan Yesus? Seberapa dalam kita memahami ajaran-Nya dan apa yang Dia inginkan dalam hidup kita? Panggilan utama kita adalah memahami isi hati Yesus, bahwa Dia berkorban memberikan nyawa-Nya bagi kita. Dia merendahkan diri-Nya dan menjadi pelayan dari semuanya. Tidak ada lagi tempat untuk mencari posisi tinggi bagi diri sendiri.
Refleksi Diri:
- Mengapa Anda beribadah dan melayani? Apakah untuk memberi diri ataukah mencari posisi untuk diri sendiri?
- Apakah Anda sudah memohon Roh Kudus untuk menyucikan motivasi Anda dalam mengikuti Yesus?