Tuhan Mahatahu, Kita Sok Tahu
Amos 1:3-2:3
Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring.
— Keluaran 22:23
Judul di atas adalah slogan yang berkali-kali diucapkan guru agama saya sewaktu SMP dan saya pikir sebuah slogan yang tepat untuk memulai pembacaan kita terhadap kitab Amos. Tuhan mengatakan bahwa Dia akan menjatuhi hukuman-hukuman yang mengerikan kepada bangsa-bangsa, bahkan termasuk umat-Nya sendiri. Inilah kadang kala penyebab munculnya pemikiran, “Kok Tuhan di Perjanjian Lama beda banget dengan di Perjanjian Baru?” Slogan guru agama saya sepertinya tepat menjawab pertanyaan tersebut.
Cobalah merenungkan perikop yang kita baca hari ini. Apa yang disampaikan Nabi Amos tentunya lebih mengerikan daripada film-film thriller seperti Saw dan Final Destination. Ada Kerajaan Damsyik yang mengirik orang dengan besi (ay. 3), Gaza dan Tirus yang melakukan perbudakan (ay. 6; 9), Edom yang menghabisi bangsa yang sebenarnya satu nenek moyang dengannya (ay. 11), Amon yang membelah perut ibu-ibu hamil (ay. 13), dan Moab yang bahkan tidak berbelas kasihan dengan mayat (Am. 2:1)—pada zaman itu, membakar mayat bukan dianggap hal yang wajar tetapi merupakan sebuah penghinaan terhadap jenazah tersebut.
Oh, ternyata itu alasan Tuhan terlihat begitu kejam. Bukan karena Tuhan adalah Tuhan yang haus darah, melainkan karena Dia berbelaskasihan kepada korban dari kekejaman- kekejaman tersebut. Bangsa-bangsa yang disebutkan pada ayat-ayat di atas adalah kerajaan-kerajaan berlimpah. Namun, kelimpahan yang mereka miliki diperoleh karena menindas dan memperbudak kerajaan-kerajaan yang lebih lemah.
Di dalam hidup ini, orang percaya sekalipun dapat berbuat seperti bangsa-bangsa pada bagian ini. Menindas orang lain demi keuntungan pribadi. Contohnya, bagaimana kita memperlakukan pegawai-pegawai kita? Tanpa disadari, mungkin kita “menindas” mereka ketika kita tidak memberikan salary yang memadai “demi kepentingan bisnis”. Atau, kita hanya memberi asisten rumah tangga kita mie instan (itu pun yang sudah hampir kadaluarsa) untuk makan sehari-hari “demi penghematan”. Inilah bentuk penindasan zaman modern. Terlepas dari apa pun keyakinan mereka, Tuhan Yesus tidak akan membela para penindas.
Refleksi diri:
- Bagaimana Anda memperlakukan orang-orang yang lebih lemah (bawahan di kantor, asisten rumah tangga, dll.) daripada Anda?
- Apakah mereka bisa melihat belas kasih Kristus melalui diri Anda atau justru sosok penindas?