Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Advent 2: Peace - Embrace one another (Rangkullah sesama kita)

Roma 15:1-13

EKSPRESI PRIBADI

Pernahkah kita memperhatikan paduan suara bernyanyi? Ketika paduan suara bernyanyi, lagu yang mereka lantunkan begitu indah dan merdu. Merdu karena merupakan paduan dari empat macam suara: sopran, alto, tenor dan bass. Hal ini merupakan gambaran bahwa ketika kita bersama dan bersatu dengan satu tujuan, tampak indah dan menjadi berkat bagi sesama.

EKSPLORASI FIRMAN

Paulus memiliki kerinduan untuk jemaat di Roma memiliki kerukunan. Dia menyatakan: "Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus" (Roma 15:-6). Kata kerukunan berasal dari kata "phroneo" yang berarti "satu hati, satu pikiran, seia sekata," bukan berdasarkan pemaksaaan tetapi berdasarkan pada penghargaan, penerimaan, pengertian satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, ketika umat Allah rukun, sehati sepikir, maka apa yang dilakukan dan dikerjakan oleh umat Allah menjadi kemuliaan Allah.

Karena itu, ada dua hal yang dinasehati oleh Paulus dalam hal ini:

Pertama, fokus melayani sesama dan bukan untuk diri sendiri. Satu hal yang dapat merusak keharmonisan adalah keegoisan. Keegoisan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari manusia yang hidup dalam dosa. Sejak manusia jatuh dalam dosa, manusia bersifat egois dan selalu mementingkan dirinya sendiri. Manusia sejak kecil sudah egois, mau diutamakan dan dinomorsatukan. Berangkat menjadi remaja dan dewasa, sifat keegoisan manusia tidak hilang bahkan cenderung semakin berkembang dan merajalela. Hal ini ditandai dengan sifat yang penuh dengan rasa persaingan, tidak mau kalah dari orang lain.

Persaingan ini muncul di mana-mana. Orang tua saling bersaing dengan para orang tuanya berkenaan dengan nilai. Suami istri, dengan keegoisannya masing-masing, saling bersaing dan saling menyakiti. Keluarga menjadi tidak lagi harmonis lagi bahkan terancam perceraian. Bahkan di dalam gereja sendiri pun ada persaingan untuk menjadi orang nomor satu sehingga pelayanan bukan menjadi berkat tetapi justru menjadi batu sandungan.

Karena itulah, Paulus memberikan nasehat kepada kita untuk melayani fokus pada orang lain dan bukan diri sendiri (Roma 15:1-2). Paulus berkata, "jangan kita mencari kesenangan kita sendiri" tetapi "harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya." Jadi dalam hal ini, kita mau mengorbankan kesenangan kita demi kesenangan orang lain.

Teladan sudah diberikan oleh Kristus Yesus di mana Kristus tidak mementingkan kesenanganNya sendiri, tetapi Ia mau turun ke dalam dunia, menderita demi kita semua.Kristus rela menerima cercaan dan caci maki demi menyelamatkan kita semua. Karena itu, biarlah setiap kita mau mengorbankan kesenangan kita demi kebaikan orang yang kita lain supaya ia dibangun dan bertumbuh imannya.

Kedua, fokus pada kesatuan dan bukan perbedaan. Orang Kristen bisa terpecah pecah karena doktrin yang berbeda. Orang tidak bisa bersatu karena memandang "siapa saya dan siapa kamu." Gereja tidak bisa bersatu ketika yang satu menganggap diri lebih rohani dan lebih suci dibandingkan dengan orang biasa-biasa saja.

Inilah tembok-tembok yang menghalangi adanya kesatuan di dalam tubuh Kristus. Seperti tembok Berlin yang dihancurkan demi kesatuan Jerman Barat dan Jerman Timur, tembok-tembok rasis, status, kesombongan rohani, perbedaan doktrin, dan lain-lain harus dihancurkan di antara kita. Kita harus "menerima satu akan yang lain" walaupun berbeda seperti yang dinyatakan oleh Paulus: "terimalah satu akan yang lain."

Kata menerima memakai kata "proslambano" yang berarti "menerima sebagai satu kesatuan, menerima dengan tangan yang membimbing, atau menerima seseorang untuk masuk rumah dengan hati yang terbuka dan penuh kebaikan." Dalam hal ini, kita harus dengan suka hati dan dengan hati yang terbuka menerima orang lain yang berbeda warna kulit, perilaku, sikap, bahkan juga yang mungkin berseberangan dengan kita.

Alasan kita untuk saling menerima adalah karena Kristus telah lebih dulu menerima kita. Dia tidak memandang siapa kita: Kristus mau menerima kita apa adanya. Kristus sendiri mau mengorbankan harga dirinya, menjadi pelayan yang rela berkorban untuk keselamatan orang-orang berdosa. Kristus tidak datang ke dalam dunia hanya untuk orang Yahudi saja tetapi Ia juga datang demi semua bangsa di dalam dunia ini. Karena itu, Yesus memberikan perintah kepada murid-muridNya untuk "menjadikan semua bangsa murid-Ku." Kata "bangsa" berasal dari kata "ethnos" yang berarti suku bangsa. Jadi Kristus memerintahkan kepada murid-muridNya untuk menjadikan semua suku bangsa di dunia ini adalah murid-murid Kristus. [SO]

APLIKASI KEHIDUPAN

(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman

Dalam kehidupan sehari-hari, apakah yang menyebabkan Anda sulit untuk menerima orang lain?

Penerapan

Apakah yang Anda lakukan ketika Anda menghadapi konflik dengan orang lain?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.