Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Bukan sekedar bersyukur (more than being grateful)

Mazmur 66

Ekspresi Pribadi

Menurut Alkitab, manusia adalah ciptaan Allah yang dicipta menurut gambar dan rupa-Nya; dan karena manusia adalah ciptaan Allah, maka yang menetapkan tujuan hidup manusia adalah Allah, Sang Pencipta. Tujuan hidup manusia yang telah Allah tetapkan bagi manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya. Alkitab juga memandang “memuliakan Tuhan” itu bisa terdiri dari enam bagian: memuji Tuhan (“Tuhan, Engkau ajaib”); bersyukur pada Tuhan (“Terima kasih, Tuhan”); memohon berkat Tuhan (“Tuhan, tolong”); berserah kepada Tuhan (“Tuhan, aku berserah”); belajar firman Tuhan (“Ya, Tuhan”); bersaksi bagi Tuhan (“Tuhan, beri keberanian”).

Dalam kelompok CG hari ini mari setiap anggota mengungkapkan pengalaman memuliakan Tuhan dalam hidup sehari-hari. Bagaimana Anda menyatakan bahwa Anda “Bukan Sekedar Bersyukur” seperti tema renungan kita saat ini.

Eksplorasi Firman

Mazmur 66 ini adalah mazmur pengucapan syukur. Umat Tuhan menceritakan tentang pertolongan Tuhan dalam perjalanan hidup yang berat dan mengajak orang lain untuk bersama-sama bersyukur kepada Tuhan. Dikisahkan keluaran umat Israel dari Mesir (Kel 14-15) dan penyeberangan sungai Yordan (Yos 3). Kedua peristiwa yang utama dalam sejarah bangsa Israel itu menjadi lambang seluruh karya Tuhan. Dia yang berkuasa membelah laut dan sungai dengan kekuatan-Nya; serta mengubah gunung batu menjadi kolam air dan batu yang keras menjadi mata air. Sungguh Mazmur ini menunjukkan suatu perjalanan kesaksian yang berawal dari kesaksian bersama dan berlanjut sampai puncaknya pada kesaksian pribadi. Ajakan untuk menaikkan syukur kepada Tuhan dimulai dengan “Bersorak-soraklah” (ay. 1-4), kemudian belajar dari pengalaman “Pergilah dan lihatlah” (ay. 5-15) lalu berakhir dengan kesaksian pribadi "Marilah, dengarlah” (ay. 9-20).

  1. Bersyukur dengan Memuji Tuhan: “Bersorak-soraklah” (ay. 1-4)
    Istilah “Bersorak-soraklah” sering dipakai oleh orang Ibrani sebagai suara lantang yang dikumandangkan dengan sepenuh hati, bukan setengah-setengah. Dengan cara yang seperti itulah Allah diperkenalkan oleh pemazmur sebagai Allah Yang Maha Kuasa, yang telah menunjukkan kekuatan-Nya yang besar dan betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Nya, sehingga musuh pun menjadi tunduk di bawah kuasa-Nya (ay. 3). Umat yang memuji Allah adalah mereka yang juga mau dan mampu “mendaftarkan” setiap perbuatan besar Allah dalam pengalaman hidup mereka. Bersorak adalah pengakuan yang lantang atas pemeliharaan Allah yang selalu berkesinambungan dari waktu ke waktu, bahkan dari zaman ke zaman. Bersorak juga adalah ungkapan sukacita atas setiap memori kita terhadap apa yang telah Allah perbuat bagi para pendahulu, keluarga, dan gereja kita.
  2. Bersyukur dengan Belajar dari Pengalaman: “Pergilah dan Lihatlah” (ay. 5-15)
    Pemazmur kembali mengajak umat untuk mengingat kembali setiap pekerjaan Allah kepada nenek moyang mereka dalam sejarah awal pembentukan Israel menjadi umat pilihan Allah. Dia yang telah menebus umat Israel dari tanah perbudakan di Mesir, mengiring mereka dengan setia sepanjang perjalanan. Memori mereka terkenang kepada suatu peristiwa yang dahsyat dan ajaib, ketika Allah menyelamatkan mereka dari kejaran
    Firaun dan bala tentaranya. Allah membelah Laut Teberau, dan membuat nenek moyang mereka berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut sehingga mereka semua selamat. Ketika Allah telah memutuskan untuk memilih, maka Ia akan dengan setia memelihara umat-Nya. Susah dan derita umat dimaknai sebagai tindakan Allah yang hendak menguji dan memurnikan umat. "Jaring, beban, melintasi kepala, api dan air" (ay. 11-12) semuanya bahasa kiasan yang menunjuk pada berbagai macam bencana yang telah menimpa umat. Namun Allah sekali-kali tidak membiarkan umat-Nya apalagi meninggalkannya. Sejarah Israel telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Alkitab.
  3. Bersyukur dengan Kesaksian Pribadi: “Marilah, Dengarlah” (ay. 16-20)
    Pemazmur sendiri bersaksi bahwa “pada waktu aku susah” (ay. 14), “Kepada-Nya aku telah berseru” (ay. 17), dan “Ia telah memperhatikan doa yang kuucapkan” (ay. 19). Mazmur ini berakhir dengan “Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku” (ay. 20). Kita dapat menerapkan kesaksian ini dalam pengalaman kita masing-masing. “Bukan Sekedar Bersyukur” merupakan suatu tindakan pribadi. Setiap kita memiliki pengalaman pribadi dengan Tuhan sepanjang minggu. Kita bisa punya alasan yang berbagai macam untuk memuliakan Tuhan. Kisah Israel juga mencerminkan bagian kisah hidup kita sekarang ini. Bersyukur kepada Tuhan jelas melibatkan pujian dan kesaksian atas apa yang Tuhan perbuat dalam kehidupan kita. “Bukan Sekedar Bersyukur” karena memang bukan hanya sebuah ritus tetapi aktual, itulah inti ibadah bersama maupun pribadi. Bersyukur merupakan ungkapan memuliakan Tuhan, bukan saja dengan penyembahan dan pujian, tetapi dengan kesaksian hidup kita yang benar.
    Kita dengan rendah hati kita ingat bahwa Tuhan adalah Pencipta dan kita hanyalah ciptaan. Dan, jika Allah Bapa tidak menyayangkan Anak tunggal-Nya sendiri bagi kita, masihkah kita meragukan kasih dan niat baik-Nya bagi kita? Jadi, andai Tuhan membiarkan “sesuatu negatif” terjadi, pastilah Ia akan memakainya untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Pujian dan kesaksian kita tentang perbuatan Tuhan yang besar adalah ketika kita menyaksikan tentang Tuhan Yesus Kristus yang menebus dosa kita semua. Dengan kematian dan kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus telah menghancurkan dosa dan maut, Ia telah mengalahkan dunia. Tuhan Yesus yang memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan. Kita bukan sekedar bersyukur karena dalam situasi apa pun, kita memandang segalanya dalam terang iman, harapan, dan kasih. Kita pun bersyukur dengan terus bersaksi bahwa Tuhan kita hidup dan berkarya nyata dalam keseharian kita.

Aplikasi Kehidupan

PENDALAMAN

Mengapa syukur yang kita panjatkan selalu berfokus kepada Allah dan karya-Nya?

PENERAPAN

Bagaimana membangun sebuah kehidupan yang dipenuhi dengan syukur kepada Allah? Berikan langkah konkrit yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan praktis sehari-hari

Saling Mendoakan

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain