Christ At The Center (Kristus di Titik Pusat)
Efesus 5:22-33
EKSPRESI PRIBADI
Seseorang yang materialistis menempatkan harta sebagai pusat kehidupannya; Seseorang yang gila hormat menempatkan hormat sebagai pusat kehidupannya; Seseorang yang terobsesi menjadi terkenal menempatkan popularitas sebagai pusat kehidupannya; Seseorang yang mendewakan kecantikan menjadikan kecantikan sebagai pusat kehidupannya; Seseorang yang mendewakan gelar akademis menempatkan pendidikan sebagai pusat kehidupannya; Seorang murid Kristus menjadikan Yesus Kristus sebagai pusat kehidupannya. Dan pastinya keluarga Kristen pun harusnya menjadikan Kristus menjadi pusat di dalam keluarga kita, apapun kondisinya. Bagaimana dengan keluarga Anda saat ini? Apa yang menjadi titik pusat keluarga kita ?
EKSPLORASI FIRMAN
Keluarga adalah lembaga yang diciptakan pertama oleh Allah bagi manusia, yang artinya bahwa keluarga merupakan karya Tuhan dengan tujuan yang baik dan memberkati. Keindahan sebuah keluarga tampak saat setiap anggotanya itu saling berkomunikasi secara hangat dan saling membangun. Namun, dewasa ini, patut kita akui banyak keluarga yang tidak lagi mementingkan komunikasi, relasi, saling mengasihi, dan saling membangun. Semua sibuk dengan urusan pribadi, egois dan masa bodoh dengan yang lainnya. Hasil survei menemukan bahwa pada umumnya penyebab keretakkan dalam sebuah rumah tangga antara lain: ketidakharmonisan antar pasangan, komunikasi yang tidak sehat antara suami-isteri, perbedaan prinsip, perselingkuhan dan juga faktor ekonomi. Kita perlu untuk menjaga agar hal-hal tersebut tidak menyelinap masuk ke dalam rumah tangga kita, agar pernikahan dan keluarga kita dapat tetap utuh dan kuat.
Firman Tuhan menegaskan kepada kita bahwa “kita harus merendahkan diri kita di dalam takut akan Kristus” ini jelas harus menjadi dasar dan fokus kita sebagai anak-anak Tuhan dan juga menjadi dasar di dalam keluarga kita. Bagaimana kita bisa menjadikan Kristus sebagai fokus diri dan keluarga kita?
Merendahkan diri kepada Kristus, Kata “…rendahkanlah dirimu…” bukan sebuah permintaan dari Rasul Paulus, tetapi juga sebuah penekanan bagi setiap kita, dimana kita sebagai manusia selalu senang mencari kesenangan diri sendiri, mengandalkan kekuatan sendiri, menyelesaikan masalah sendiri, dsb. Tetapi Rasul Paulus ingin setiap kita tetap menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan teladan di dalam hidup dan keluarga kita. Serta mengizinkan-Nya memegang kendali secara penuh. Seringkali sebagai manusia dan di dalam keluarga sekalipun ada kalanya kita menginginkan pengakuan atas diri kita atau hasil pekerjaan kita sehingga tanpa sadar kita meninggikan diri di hadapan orang lain. Namun, jika kita merendahkan diri di hadapan Tuhan, menyadari dan menerima bahwa kita tidak sempurna dan karena itu kita memerlukan kasih dan pimpinan-Nya dalam hidup kita, Ia akan memenuhi hati kita dengan damai. Selain itu, kalimat “saling merendahkan diri seorang kepada yang lain” juga akan menumbuhkan sikap saling peduli, saling mengasihi dan saling membangun satu dengan yang lain untuk benar-benar menunjukan teladan Kristus di dalam kehidupan sehari-hari. Menjadikan Kristus sebagai pusat kehidupan artinya kita mempraktekkan nilai-nilai kehidupan Kristus, yang ada dalam Firman Tuhan dengan mentaatinya. Demikian pula dengan keluarga kita, ketika Kristus menjadi pusat dan dasar,, maka kita akan dapat mempraktekan, saling mengasihi, saling menghargai, saling menghormati, saling memiliki dan pasti nya mampu bertahan menghadapi setiap tantangan maupun serangan dari iblis yang berusaha menghancurkan diri kita maupun keluarga kita. Keluarga yang berpusatkan Kristus adalah keluarga yang tidak dapat dikalahkan oleh pelbagai macam tantangan, kesulitan dan pergumulan yang sedang dihadapi. Semua kesulitan dan tantangan itu dilihat sebagai sebuah ujian iman untuk dapat semakin berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus; dan bukannya dilihat sebagai beban yang dapat menghambat dan merusak suasana kehidupan keluarga kita.
Setelah kita belajar merendahkan diri di hadapan Tuhan, hal yang berikutnya adalah Berfokus kepada Kristus. Bila kita menjadikan Tuhan sebagai pusat kehidupan, kita tidak memiliki tujuan lain dalam seluruh kegiatan hidup kita, selain hanya untuk kemuliaan Tuhan. Kita tidak akan merasa rendah diri hanya karena masalah penampilan, kekayaan, gelar, pangkat atau apa pun. Kita tetap akan merasa bernilai dan berharga karena dikasihi Tuhan. Rasul Paulus mengajak setiap pembacanya mempunyai tujuan dan sikap baru, yaitu untuk “takut akan Tuhan.” Sebagai orang-orang yang sudah ditebus, kita selayaknya mempunyai tujuan baru yaitu sikap taat kepada-Nya dan memiliki motivasi untuk menyenangkan hati Tuhan di dalam segala hal yang kita kerjakan, termasuk di dalam keluarga. Hal itulah yang dilakukan oleh Rasul Paulus, dia mengarahkan hidupnya, dia berfokus hanya kepada Kristus (Fil.3:13) sampai akhirnya Paulus selesai dalam pelayanannya dengan keberhasilan (2Tim.4:8). Semua kita ingin berhasil dalam kehidupan dan yang paling penting adalah berhasil dalam Tuhan. Meskipun ada banyak tantangan tapi tetaplah fokus kepada Tuhan, di semua bidang kehidupan kita jadikan Yesus sebagai pusat. Pada saat kita mau menjadikan Kristus sebagai fokus hidup kita, kitapun akan dengan sukacita melakukan segala perintah-Nya, dengan sukacita selalu berelasi dengan Dia, selalu senang untuk memuji dan memuliakan Dia.[SA]
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Apa arti menjadikan Kristus sebagai pusat dan fokus utama di tengah keluarga ?
Penerapan
Apa yang selama ini menjadi fokus di dalam hidup/keluarga Anda dan menggantikan fokus Anda kepada Kristus? Langkah konkrit apa ysng Anda dapat lakukan untuk menjadikan Kristus sebagai pusat dalam hidup, pekerjaan, dan keluarga Anda?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.