Christ, The Lord Of All (Kristus, Tuhan Atas Semua)
Roma 14:7-12
EKSPRESI PRIBADI
Kekeristenan selalu menempatkan keberadaan Tuhan itu sebagai pusat kehidupan dan aktifitas dari orang percaya. Tentunya penempatan ini, bukanlah hal yang mengada-ada atau sesuatu yang dipaksakan; tetapi memang seharusnya demikian. Apalagi hidup sebagai orang percaya. Penempatan Tuhan sebagai pusat kehidupan ini, terlihat dari kebenaran teologia tentang “Coram Deo.” Apa itu pengertiannya? Pengertiannya adalah: “Hidup dihadapan Tuhan.
Didalam kenyataannya, diterima atau tidak diakui, keberadaan Tuhan yang adalah Maha Ada dan Hadir, selalu ada dan hadir dimanapun. Baik di dalam dunia orang hidup, orang mati bahkan kekekalan. Di semua tempat Dia ada dan hadir. Tidak ada tempat dan keberadaan apapun, yang dimana Tuhan tidak dapat hadir. Bahkan yang sangat luar biasa dan juga sekaligus menggentarkan hati, adalah seperti yang dikatakan oleh Pemazmur: “Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan, Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku” (Mzm. 129:4-5).
Inilah dasar iman yang membuktikan secara konkret tentang keberadaan Tuhan yang tidak pernah dapat dilepaskan dan dipisahkan oleh apapun yang ada di dalam dunia ini, termasuk di dalam kehidupan manusia. Namun demikian, ada keberadaan dosa, yang Allah tidak terlibat di dalam-Nya. Tidak terlibat, karena keberadaan Allah adalah kebenaran, sehingga jauh dari perbuatan dosa. Dosa hanya perbuatan dari Iblis, yang memang tidak ada didalam kebenaran. Namun di dalam seluruh keberadaan dunia dan segala isinya, termasuk manusia, Allah tetap ada dan hadir. Coba renungkan kalau keberadaan Allah adalah “Coram Deo, kenapa banyak orang termasuk orang percaya tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan?
EKSPLORASI FIRMAN
Kebenaran tentang Tuhan sebagai pusat kehidupan ini, jelas Rasul Paulus akui dan yakini tanpa ada keraguan sedikitpun. Sangat jelas dikatakan: “Baik hidup dan mati untuk Tuhan” (ayat 8). Hal ini dapat terjadi, karena ada kesadaran iman yang membawa orang percaya tahu dengan jelas apapun yang ada di dalam dunia ini sebetulnya semuanya adalah milik Tuhan. Semua yang ada di dalam dunia, termasuk hidup dan segala yang dimiliki oleh manusia, kalau mau diruntut sampai awalnya pasti Tuhan yang menjadi penyebab pertama untuk semua yang ada dan baik.
Hal ini dibuktikan setelah Tuhan selesai menciptakan, dikatakan: “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi” (Kej. 1:31). Sangat bersyukur untuk kebenaran tentang “Hak kepemilikan”. Kalau “Hak kepemilikan ini sungguh-sungguh disadari dan diakui, maka hidup sebagai “juru kunci” Allah yang baik dan penuh tanggung jawab akan dilakukan secara seoptimal mungkin. Ada 2 kebenaran tentang Kristus adalah segala-Nya.
- Karena Kristus Adalah Tuhan dan Juruselamat (ay. 9).
Yang pasti keberadaan Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat ini, jelas terungkap dari pernyataan Rasul Paulus, pada saat menyinggung perkerjaan dan karya Kristus dengan menyebut tentang: “Kristus yang mati dan hidup kembali.” Jelas, kalau diperhatikan, tindakan yang Kristus lakukan ini, bukan tidak ada dasar dan tujuannya, tetapi jelas ada! Yaitu untuk menjadi Tuhan dan Juru Selamat.
Tuhan dalam pengertian “tuan” - penguasa yang penuh kuasa dan berdaulat penuh. Buktinya, biarpun Dia mengalami kematian, ternyata pada hari yang ketiga bangkit dari kematian – hidup. Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan, baik Tuhan atas kehidupan, kematian dan kebangkitan serta hidup kekal. Maka tidaklah mengherankan Rasul Paulus pernah berkata dengan nada sindiran kepada iblis sebagai penguasa dosa dan maut: “Hai maut dimanakah kemenanganmu? Hai maut dimanakah sengatmu?” (1Kor. 15: 55). Pada waktu Kristus bangkit maka maut, dalam hal ini iblis termasuk dunia sudah dikalahkan.
Rasul Paulus mengungkapkan bahwa: “maut telah ditelan dalam kemenangan” (1Kor. 15:54 b). Istilah “ditelan”, mempunyai pengertian: Secara penuh memukul dan menghancurkan maut”. Sehingga maut – Iblis tidak berkuasa lagi untuk menahan kebangkitan dari Kristus. Sungguh luar biasa kuasa Kristus, yang dapat menjadi penguasa – Tuhan atas maut, Iblis dan dunia. Yang pasti semua yang Kristus kerjakan ini sebagai karya keselamatan bagi orang-orang berdosa. Artinya hanya pada pribadi Kristus saja keselamatan atas maut, Iblis dan dunia dapat diselesaikan. Dengan demikian Kristus adalah Juruselamat yang berkuasa penuh, yang dapat menyelamatkan manusia dari kematian karena dosa (Rm. 6:23).
- Karena Ada Tuntutan Pertanggung Jawaban (ay. 12)
Yang dimaksud tuntutan pertangungjawaban adalah berkenaan dengan bagaimana menjalani, mengisi dan menghidupi keselamatan yang Kristus sudah karuniakan. Apalagi, yang sudah mengalami keselamatan, pasti memiliki kehidupan yang “baru,” yaitu dikatakan: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Perhatikan penekanannya pada: Ada di dalam Kristus. Jadi kalau ada di dalam Kristus, pasti akan mengalami kuasa Ilahi – Roh Kudus untuk dimampukan membuang “manusia lama” – perbuatan-perbuatan yang berdosa dan oleh Roh Kudus juga akan dimunculkan “manusia baru”, yaitu kehidupan yang memiliki buah-buah Roh (Gal. 5:22-23).
“Manusia lama”, yang perlu dibuang didalam konteks firman, berkenaan dengan penghakiman dan penghinaan terhadap orang lain, khususnya sesama saudara di dalam Tuhan (ay. 10). Jelas ini tindakan yang tidak selayaknya dilakukan. Kenapa? Karena Tuhan tidak pernah menghakimi dan menghina siapapun, biarpun siapapun ini adalah orang-orang berdosa. Justru Tuhan mengasihi dengan sangat besar. Karena kasih inilah yang membuat Kristus diberikan. Sehingga orang-orang berdosa yang menaruh iman kepada Kristus dapat terhindar dari penghakiman Tuhan karena Kristus yang telah menanggung semua dosa. Dengan demikian manusia berdosa, yang hina dapat dimuliakan oleh Kristus, karena mendapatkan hak istimewa menjadi anak Allah.
Status baru sebagai anak Allah inilah yang harus terus dijaga dan dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan. Tidak boleh lagi hidup dengan cara-cara “manusia lama,” tetapi “manusia baru,” khususnya hidup didalam saling mengasihi. Sehingga mampu untuk menghargai dan menghormati. Semua tanggung jawab ini baru bisa dilakukan kalau memiliki prinsip hidup seperti Rasul Paulus, yaitu: “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidup yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh Iman dalam anak Allah yang telah mengasihi aku dan yang telah menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Gal. 2:20). Soli Deo Gloria.[LHP]
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Coba pikirkan dan renungkan kenapa banyak orang-orang percaya gagal didalam menjadikan Kristus segala-galanya, sebagai pusat kehidupan ini?
Penerapan
Komitmen yang bagimanakah yang akan dijalani sebagi orang-orang percaya yang hidup bagi Kristus yang adalah segala-galanya?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.