Just Believe In Me (Percayalah KepadaKu)
Yohanes 13:36-14:7
EKSPRESI PRIBADI
Pernahkah Anda kehilangan orang yang Anda sayangi? Apa yang Anda pikirkan dan rasakan ketika peristiwa itu terjadi? Saya pernah mengalaminya. Pada saat itu saya berdoa dan berharap orang yang saya kasihi berada dalam keadaan yang tenang, meninggalkan dunia dalam damai dan mendapati kebahagiaan atau setidaknya kehidupan yang damai disana. Bagikan dalam kelompok, pengalaman dan pikiran yang terlintas saat memikirkan kehidupan setelah kematian! Apa perasaan dan pikiran yang mendominasi Anda ketika memikirkan topik ini? Sudahkah Anda yakin akan keselamatan jiwa Anda dan anggota keluarga Anda?
EKSPLORASI FIRMAN
Bicara soal kehidupan setelah kematian tentunya membuat banyak orang gelisah dan juga penasaran, dikarenakan tidak ada manusia yang pernah pergi ke alam baka dan kembali untuk memberitahukan kepada kita apa yang menanti di sisi lain dari kehidupan ini. Secara natural, tentu setiap kita menginginkan kebahagiaan dan kedamaian menanti kita dan orang yang kita kasihi di alam baka. Akan tetapi di sisi lain kita juga menyadari bahwa kita manusia yang tidak sempurna, penuh cacat cela dan dosa, sehingga kita senantiasa dihantui oleh rasa bersalah dan kecemasan saat membicarakan kematian. Hal ini dikarenakan kita menyadari bahwa segala sesuatu yang kita perbuat pasti ada konsekuensi yang harus kita tanggung, entah dalam kehidupan saat ini atau kelak.
Karena adanya kegelisahan inilah maka banyak ajaran agama yang muncul dan mencoba memberikan solusi atas permasalahan ini. Ditengah banyaknya ajaran agama dan tokoh-tokoh religius yang ada, membawa kita ke dalam sebuah kebingungan dikarenakan setiap ajaran mengklaim dirinya benar dan memberi solusi terbaik. Di tengah berbagai ajaran ini kita menjumpai sosok Yesus. Berbeda dari tokoh-tokoh agama, Yesus adalah Allah yang menjadi manusia dan bukan sebaliknya, sosok manusia yang diagungkan pengikutnya. Yesus sejak permulaan berasal dari Bapa, karenanya Ia tahu kemana Ia akan pergi dan bagaimana caranya menuju kesana. Ini berbeda sekali dengan kita dan para murid yang hanya manusia dan terbatas.
Apa yang Yesus katakan tentang Rumah Bapa? Yesus berkata ada banyak tempat tinggal disana, bagi setiap kita yang percaya kepada-Nya. Ia pergi kesana untuk menyediakan tempat bagi kita supaya ketika Ia datang kembali dan membawa kita kesana, sudah ada tempat tersedia bagi kita, supaya kita dapat senantiasa berada bersama dengan Dia. Ia pergi terlebih dahulu menjadi jalan bagi kita untuk dapat sampai kepada Bapa, karena Ia adalah jalan dan kebenaran dan hidup, hanya melalui Yesus kita dapat sampai kepada Bapa.
Sebagai murid-Nya yang ada di dunia ini kita menunggu saat Yesus datang kembali, dan dalam penantian ini ada perintah yang Tuhan berikan untuk kita kerjakan, yaitu menuruti segala perintah-Nya (Yoh 14:15). Hal ini konsisten dengan keseluruhan pengajaran Alkitab. Dalam Alkitab, iman bukanlah sekadar mempercayai satu set pengajaran doktrinal dalam pikiran kita. Alkitab menjelaskan bahwa iman kepada Allah yang hidup harus dinyatakan lewat ketaatan kita menjalankan setiap perintah-Nya, karenanya Yakobus 2:17 berkata iman tanpa perbuatan adalah mati. Iman sejati bukan berhenti pada menyetujui suatu ajaran, melafalkan dan menghafalkannya secara fasih, melainkan mengerjakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam perikop sebelumnya Yoh 13:34-35 Yesus memberikan satu perintah yang sangat spesifik kepada murid-murid-Nya sebelum Ia memberi pesan hari ini, perintah-Nya yaitu agar kita mengasihi satu sama lain. Dengan cara mengasihi satu sama lain sama seperti Tuhan mengasihi kita maka semua orang akan tahu bahwa kita adalah murid-murid-Nya. Sayang sekali kadang kita sering bertengkar antara sesama murid Tuhan, bahkan tidak jarang saling melukai dan saling membenci. Tuhan menitipkan perintah yang tegas dan jelas bagi kita untuk kita kerjakan selagi menunggu-Nya datang kembali, yakni mengasihi. Bagi kita yang sungguh-sungguh percaya dan menantikan kedatangan Tuhan mengasihi bukanlah opsi, ini adalah perintah yang harus kita lakukan.
Mari menantikan Tuhan dan menaruh segenap harap kita kepada-Nya. Selagi kita menanti mari mengerjakan bagian kita, yaitu mengerjakan perintah-perintah-Nya, dan perintah-Nya ialah kasihilah seorang akan yang lain.[DK]
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Apa yang Yesus ajarkan mengenai realitas di balik kematian? Apa yang dimaksud dengan rumah Bapa sebagaimana yang Yesus tegaskan?
Penerapan
Sejauh mana perintah dan pengajaran Tuhan sudah menjadi dasar kehidupan Anda dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.