Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Make It Clear (Jadilah Tegas dan Gamblang)

Wahyu 3:14-22

EKSPRESI PRIBADI

Seorang anak laki-laki bertanya kepada ibunya, “ini teh buat saya bu?” sambil menunjuk segelas susu hangat di meja. Temannya yang melihat itu bingung dan bertanya, “kok susu dibilang teh?” Ini adalah sedikit cuplikan dari sebuah iklan komersial produk susu yang berkesan ketika saya masih kecil. Iklan ini mampu menyajikan realita dengan unsur humor bahwa akan ada salah paham jika sesuatu tidak dengan jelas di mengerti. Begitu juga dalam kekristenan, dibutuhkan kejelasan sikap dalam mengikut Tuhan karena orang Kristen dipanggil untuk menjadi saksi Yesus Kristus dalam dunia dan karenanya harus menghidupi hidup yang jelas menggambarkan kekristenan. Namun, banyak orang Kristen yang hidup dengan sikap tidak jelas juga, apa kata Tuhan Yesus mengenai orang yang demikian?

EKSPLORASI FIRMAN

Surat kepada jemaat Laodikia merupakan pesan dari Tuhan Yesus kepada orang Kristen yang tidak menunjukkan nilai-nilai kekristenan yang jelas dalam hidupnya. Surat kepada jemaat ini adalah bagian dari penglihatan rasul Yohanes di pulau Patmos. Tuhan Yesus mengirimkan pesan kepada tujuh jemaat yang ada pada masa itu dan juga berlaku hingga jemaat pada masa sekarang. Menariknya dalam setiap surat kepada jemaat ini ada pola yang sama, dimulai dengan jemaat yang dituju, identitas Yesus, kondisi jemaat, penilaian Yesus pada jemaat, perintah dari Yesus, pesan kepada jemaat umum, dan ditutup dengan janji pada masa depan.

Yesus mengidentifikasi diri-Nya sebagai Tuhan yang memegang teguh janji serta peran-Nya. Identifikasi Yesus pada bagian yang kita baca pada hari ini merupakan bagian dari teguran Yesus kepada jemaat Laodikia yang tidak serupa dengan-Nya. Ia menyebut diri-Nya “Amin” (sebuah kata Ibrani untuk mengonfirmasi sesuatu) untuk menunjukkan karakter-Nya yang setia pada janji-Nya, seperti predikat yang mengikuti “Saksi yang setia dan benar.” Ia juga menyebut diri-Nya sebagai “permulaan dari ciptaan Allah” untuk menunjukkan bahwa Ia adalah Penguasa dunia. Hal ini penting untuk kita pahami karena para bidat (aliran sesat) mengira bahwa Yesus adalah ciptaan. Kata yang permulaan ini adalah gelar ilahi (Why. 21:6; 22:13; bandingkan Yoh. 1:1-3), bukan untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah ciptaan.

Apa yang salah dengan Jemaat Laodikia?

Tuhan Yesus mengatakan bahwa jemaat Laodikia tidak mengikut-Nya dengan sungguh-sungguh. Yesus menggunakan gambaran masalah dalam kota tersebut untuk menegur mereka. Laodikia memiliki masalah air yang buruk, seperti yang ditemukan dari penemuan arkeologis. Kota itu dekat dengan mata air dingin dan panas, tetapi air yang masuk ke kota tersebut biasanya sudah tidak panas tetapi “suam-suam”. Yesus ingin menekankan bahwa kehidupan jemaat yang demikian tidak sesuai dengan keinginan-Nya, hingga digambarkan

rasanya menjijikkan sampai dimuntahkan (ay.16). Lebih baik jika minuman itu panas atau dingin, seperti secangkir kopi lebih enak jika diminum ketika panas atau bahkan dingin.

Demikian juga dalam mengikut Yesus, orang Kristen yang sudah percaya tetapi tidak sungguh-sungguh, tidak disukai oleh Yesus. Mungkin lebih baik jika orang itu tidak percaya karena bisa diinjili atau lebih baik kalau serius mengikut Yesus, karena pertumbuhan dapat terjadi.

Masalah yang dialami oleh jemaat Laodikia ini adalah sifat mereka yang apatis terhadap kekristenan. Sifat apatis tidak se-sederhana di mengerti sebagai sikap acuh tak acuh karena sikap apatis sering ditemukan dalam kekristenan. Uche Anizor, penulis buku Overcoming Apathy: Gospel hope for those who struggle to care, mengatakan sikap apatis dalam kekristenan membuat, “kita peduli untuk hal-hal mendalam, tetapi tidak cukup menggerakkan kita; kita tahu hal yang baik tetapi sering hal tersebut tidak menarik.” Ia menyoroti bahwa banyak orang Kristen yang tahu bahwa firman Tuhan baik tetapi pengetahuan itu tidak cukup menggerakkan hidupnya sehingga ibadah setiap minggu atau pembacaan Alkitab hanya menjadi sebuah rutinitas.

Sumber dari masalah apatis ini ditemui dalam kekayaan dan kenikmatan yang ditawarkan oleh dunia. Yesus menegur jemaat Laodikia yang merasa hidupnya cukup karena memang kota Laodikia adalah kota yang kaya dan dipenuhi komoditas emas, tekstil, serta balsam mata yang terkenal (ketiga hal ini disindir oleh Yesus dalam ay. 17-18). Teguran Yesus kepada mereka tergolong keras. Namun, Ia melakukannya karena kasih-Nya kepada mereka dan mengundang mereka untuk keluar dari rasa puas diri yang semu ke kenikmatan kekal bersama dengan Yesus (ay.19-20).

Bagaimana dengan orang Kristen masa kini?

Teguran Yesus kepada jemaat Laodikia juga ditujukan kepada orang Kristen pada masa kini. Orang Kristen pada masa kini mengalami tantangan untuk mengikut Yesus dengan sepenuh hati dari kemajuan teknologi serta kenikmatan dunia. Kondisi pasca-pandemi menunjukkan beberapa orang Kristen melihat bahwa beribadah kepada Tuhan tidak harus secara fisik, ada pilihan secara daring. Belum lagi dalam tingkatan personal, apakah hati kita masih digerakkan oleh firman Tuhan yang benar itu untuk mengikut Dia dengan sungguh, atau masihkah karya Yesus di kayu salib masih mempesona kita. Jika kita ßmengalami kondisi apatis, di mana kita tidak sungguh-sungguh hidup mengikut Yesus, mari dengarkan undangan dari Yesus yang menunggu di depan pintu hati kita. Bukalah hatimu kepada Yesus dan dedikasikan kembali sepenuh hidupmu bagi kemuliaan nama-Nya. [JP]