Arsip tema sepekan

Bagikan artikel ini :

Sukses Melewati Masa Berat (Surviving Tough Times)

2 Korintus 1:3-11; Roma 5:3-4

BAHAN CARE GROUP

Penderitaan bisa bersifat fisik dan non fisik. Penderitaan adalah rasa sakit atau kesusahan yang terus-menerus. Penderitaan itu ada yang mengumpamakan seperti “memeras buah anggur menjadi minuman anggur.” Ada sesuatu yang berguna pada akhirnya, tetapi pada saat menderita, bisa stres. Kebanyakan orang menghabiskan banyak waktu menghindari penderitaan, tetapi Tuhan memiliki tujuan dalam penderitaan kita. Pdt. Rick Warren pernah berkata bahwa Tuhan akan sering menggunakan titik kesakitan anda yang terbesar untuk menjadi potensi terbesar anda untuk pelayanan pada sesama. Sifat dan karakter Tuhan akan menopang kita ketika perbuatan-Nya membingungkan kita. Daripada berujar tiga kata: “Aku hanya merasa…” lebih baik berujar: “Firman Tuhan berjanji…” menjadi pengingat kita bahwa kita tidak sendiri menghadapi penderitaan dan kesulitan hidup sehari-hari. Memang yang terbaik dari semuanya adalah bahwa Tuhan menyertai kita.

EKSPLORASI FIRMAN

Dalam Surat 2 Korintus, Rasul Paulus terus menekankan adanya kontras: penderitaan dan penghiburan (2 Kor 1), mati dan hidup (2 Kor 4), kemiskinan dan kekayaan (2 Kor 6), kelemahan dan kekuatan (2 Kor 12). Paulus tahu apa artinya menderita sakit tetapi juga ke mana mencari kekuatan dan penghiburan. Bagi Paulus, 2 Korintus ini bukan hanya teologi; tetapi soal hidup riil. Bukan hanya teori tetapi pengajaran kehidupan praktis yang bekerja di dunia nyata. Dari hidup dan pengalaman suka duka Paulus: sungguh nyata kehadiran Tuhan, sumber segala penghiburan; dia susah menderita, dihiburkan untuk menghibur; serta di masa berat, putus asa bahkan di ambang kematian, Tuhan senantiasa memulihkan pengharapan.

  1. Allah sumber segala penghiburan
    Rasul Paulus berbicara tentang “Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan” (ay. 3). Kata “penghiburan” (dengan variasinya “menghibur” dan atau “dihibur) disebutkan sepuluh lima kali dalam bagian ini. Istilah dari bahasa asli yang berarti “memanggil ke sisi seseorang,” yang menyiratkan berjalan di samping seseorang sebagai teman dekat. Istilah yang sama yang digunakan oleh Yesus untuk Roh Kudus sebagai “Penghibur.” Sebutan ini memberi kita jaminan besar, sebagai orang percaya, kita belajar untuk bersandar kepada Tuhan. Kita bisa sering menderita saat kita dicobai dan diuji karena iman kita kepada Tuhan Yesus. Dia yang berkuasa untuk menghibur kita selama pencobaan dan kesulitan kita. “Gusti ora sare” (Tuhan tidak terlelap dan tidak tertidur), Dia selalu berjaga-jaga, mengawasi dan menunggu untuk membebaskan dan menghibur umat-Nya selama pencobaan dan penderitaan.
  2. Kita menderita untuk menghibur sesama
    Kita sering bertanya-tanya apakah ada maksud dan tujuan dari penderitaan kita? Dalam bagian ini dinyatakan, “sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah” (ay. 4). Apa yang kita alami dapat membantu mereka yang mengalami situasi serupa; karena cara kita dihibur diteruskan kepada mereka. Paulus pun bersaksi bagaimana dia menerima penghiburan dari Titus yang mengunjunginya; sebagaimana Titus telah berbagi dengannya penghiburan yang sama yg telah dia terima dari gereja Korintus (2 Kor 7:6-7a).
    Allah sungguh menghibur orang-orang yang putus asa. Allah mengijinkan kita untuk menghadapi pencobaan tertentu, mengetahui bahwa di masa depan akan ada seseorang yang akan mengalami hal yang sama, yang akan membutuhkan penghiburan kita. Ketika kita susah dan menderita, kita dihiburkan untuk siap-siap menghiburkan yang lain. Kita sekaligus menuntun sesama untuk beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; karena kepastian hidup kekal diperoleh hanya melalui Dia.
  3. Saat masa berat, Tuhan mengembalikan pengharapan kita
    “Kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami” (ay. 10). Selama saat-saat terburuk dalam hidup Rasul Paulus, ketika dia berada di ambang kematian, dia tidak mengandalkan dirinya sendiri dan dia tidak bergantung pada rekan-rekannya. Di tengah situasi yang terasa tanpa harapan, penderitaannya memaksa dia untuk menaruh harapannya pada Tuhan. Penderitaannya mengingatkan dia untuk fokus pada kuasa kebangkitan Tuhan bukan pada masalahnya. Paulus secara hurufiah mengatakan bahwa penderitaannya adalah karunia dari Tuhan untuk mengembalikan harapannya. Paulus mengalami penghiburan, bukan dengan menghindari penderitaan, tetapi dengan melewatinya. John Bunyan (1628-1688), penulis Perjalanan Peziarah, pernah menghiburkan: “Pada masa berat, kita biasanya menjumpai pengalaman terindah dari kasih Allah.” Ketika kita mendekat kepada Allah, kita akan mengalami manisnya penghiburan-Nya, bahwa di dalam Tuhan, selalu ada harapan.

Ada suatu ingatan: “Jangan ragu dan bimbang dalam kegelapan apa yang telah diungkapkan Tuhan dalam terang.” Di hari-hari tergelap penderitaan, kita berpegang teguh pada kebenaran bahwa Tuhan dekat dengan kita seperti yang diungkapkan oleh terang firman-Nya. Penderitaan seharusnya tidak menghancurkan iman kita, tetapi malah harus memurnikannya. Dan saat iman kita sedang dimurnikan, Tuhan sebenarnya sedang melakukan sesuatu yang lain di tengah penderitaan, yakni memperlengkapi kita demi sesama. Kehadiran setia kita adalah pelayanan terbaik kita. Di hari-hari terburuk beberapa orang, karena rasa sakit, tidak akan pernah mengingat kata-kata yang kita ucapkan, tetapi mereka tidak akan pernah lupa bahwa kita hadir dan sedang mendampingi mereka. Demikianlah kita bersama menuju “sukses melewati masa berat.”[YM]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa dasar pengharapan yang membuat kita sukses dalam menghadapi situasi berat dalam kehidupan ?

Penerapan

Apa yang akan Anda lakukan agar situasi sulit yang sedang menerpa justru dapat menjadi berkat bagi sesame ? Berikan contoh dari pengalaman Anda!

SALING MENDOAKAN

Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.