Victory At Last! (Kemenangan Pada Akhirnya)
1 Korintus 15:55-57
EKSPRESI PRIBADI
Seluruh manusia di bumi ini menghadapi peperangan yang sama selama dua tahun ini, yaitu peperangan melawan COVID-19. Ada yang berjuang agar tidak terjangkit, atau untuk sembuh, atau bertahan hidup dengan dampak ekonomi yang ditimbulkan, dan banyak macam lagi peperangan yang muncul karena pandemi ini. Namun, ada saja orang yang sepertinya tidak berperang dengan hal ini, sebut saja Jeff Bezos, salah satu orang terkaya di dunia. Di saat orang-orang sedang berjuang dengan pandemi, ia malah merancang dan melakukan perjalanan ke luar angkasa dengan roket yang dikembangkan perusahaannya. Orang-orang seperti Jeff Bezos seperti memberikan gambaran bahwa ada manusia yang tetap hidup seperti pemenang bahkan di masa paling sulit sekalipun. Namun, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa ada peperangan yang tidak dapat dimenangkan oleh manusia, yaitu melawan dosa dan maut.
EKSPLORASI FIRMAN
Permasalahan manusia dengan dosa sudah dimulai sejak manusia pertama, yaitu Adam. Ia memilih untuk melanggar perintah Allah di taman Eden (Kej. 3:6). Sejak saat itu manusia mengalami kematian rohani, terpisah dari Allah, diperbudak oleh dosa dan berada di bawah kuasa maut (Rm. 5:12). Jika manusia tetap dalam kondisi yang demikian, maka yang menanti adalah hukuman kekal bagi seluruh manusia.
Karena begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, maka Ia mengutus Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, ke dalam dunia untuk mati membayar dosa-dosa kita. Yesus tidak hanya mati, tetapi juga bangkit dan naik ke sorga yang memastikan bahwa kita yang percaya kepada-Nya juga kelak akan dibangkitkan bersama dengan-Nya. Inilah kemenangan atas dosa yang dimaksudkan oleh rasul Paulus di 1 Korintus 15:55. Memang Allah memberikan kemenangan kepada orang yang percaya oleh Yesus Kristus, Tuhan kita (ay. 56).
Kemenangan dari Tuhan kita, Yesus Kristus, atas maut begitu telak. Paulus menggambarkan maut memiliki sengat, yaitu dosa, dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tuhan Yesus telah menang atas dosa, ketika Ia mati menggantikan orang berdosa di atas kayu salib, dan juga telah menggenapi tuntutan hukum Taurat (Mat. 5:17). Namun, kita harus mengerti lebih jelas tentang hubungan dosa dan juga hukum Taurat, jangan sampai kita salah mengerti bahwa hukum Taurat ada untuk menjadikan manusia berdosa.
Hukum Taurat yang membuat manusia sadar akan dosa (segala sesuatu yang menyimpang dari kehendak Allah) dan akibat dari dosa ialah maut. Paulus dengan jelas mengatakan di surat Roma bahwa hukum Taurat adalah hal yang baik, tetapi hukum itu justru yang menyadarkan kita akan dosa-dosa kita. Ia menulis demikian, “Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.” (Rm 5:13) Paulus ingin menunjukkan bahwa jalan kepada kemenangan bukanlah mengikuti hukum Taurat, karena di ujung hukum Taurat itu hanya tersedia hukuman maut bagi kita. Manusia tidak akan pernah dapat memuaskan tuntutan hukum Taurat yang sempurna, hanya Tuhan Yesus yang mampu memenuhinya. Jadi, apabila kita mencari kemenangan yang telak atas dosa, hanya dapat ditemukan di dalam Tuhan Yesus yang telah membayar upah dosa dan juga menggenapi hukum Taurat.
Kemenangan atas dosa oleh Yesus Kristus ini sudah terjadi, tetapi baru akan benar-benar terpenuhi ketika nanti Tuhan Yesus datang kedua kalinya. Kebenaran ini harusnya membuat orang Kristen untuk berdiri teguh, tidak goyah, dan giat dalam pekerjaan Tuhan. Mengapa? Karena musuh terbesar dari manusia telah dikalahkan, sehingga sekarang manusia bebas untuk menghidupi kehendak Allah dalam hidupnya. Kemenangan dalam Yesus ini juga menjamin bahwa segala jerih lelah kita dalam dunia ini tidak akan sia-sia, karena di ujung kehidupan kita menanti anugerah kehidupan oleh Yesus Kristus. Berbeda ketika kita berjalan sesuai dengan hukum Taurat atau kehendak kita, tetapi berjalan dalam Yesus ada kekuatan serta pengharapan hingga akhir hidup.
Masa pandemi ini mau tidak mau, harus diakui, membuat banyak orang Kristen hidup seperti orang yang telah dikalahkan. Ada kelesuan, kelelahan, dan mungkin kekecewaan selama masa pandemi ini. Namun, firman Tuhan di minggu Paskah ini mengingatkan kembali bahwa identitas orang Kristen bukanlah seorang pecundang, tetapi pemenang dalam Kristus Yesus (1Kor. 15:17). Craig Groschel dalam salah satu episode podcast-nya mengatakan demikian, “identity shapes your action.” Identitas kita akan menentukan tindakan kita. Jika kita memegang identitas bahwa kita adalah orang yang telah kalah dari situasi pandemi, maka tindakan kita pun akan mencerminkan hal tersebut. Ingatlah bahwa dalam Yesus Kristus kita adalah pemenang. Masalah-masalah yang kita temui tidak akan mengubah status tersebut dan di akhir segala perjuangan kita ada Tuhan Yesus yang menanti. Roh Kudus pun akan terus menyertai kita selama menjalani perjuangan dalam dunia. Yesus Kristus telah menang, kita yang percaya kepada-Nya juga adalah pemenang, mari kita dengan giat menghidupi anugerah ini untuk memuliakan-Nya.[JP]
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Apa status dari orang percaya selama sebelum kedatangan Yesus kedua kalinya?
Penerapan
Gaya hidup seperti apa yang hendak Anda ubah untuk mencerminkan kemenangan dalam Kristus?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.