Allah yang Imanen
Definisi
Allah yang kita sembah adalah Allah yang imanen. Apa yang dimaksud dengan imanensi Allah? Imanensi Allah mengacu pada relasi Allah dengan ciptaan-Nya. Mempercayai Allah sebagai Allah yang imanen berarti mempercayai bahwa Allah hadir dalam semua ciptaan-Nya.Lebih daripada itu, Allah secara aktif beroperasi di dalam dan melalui ciptaan-Nya,serta menopang ciptaan-Nya.Imanensi Allah adalah salah satu gambaran yang indah tentang relasi Allah dengan dunia ini, dimana Allah benar-benar peduli bahkan tentang hal-hal yang terkecil. "Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah." (Lukas 12:6).
Konsep yang Salah
Memahami imanensi Allah bisa menjadi sebuah tugas yang pelik bagi orang Kristen. Ada beberapa konsep yang bisa memengaruhi orang Kristen untuk memahamisecara salah tentang imanensi Allah. Pertama, pantheisme. Penganut pandangan pantheisme percaya bahwa setiap ciptaan adalah Allah atau bagian dari Allah, dan bahwa Allah adalah ciptaan. Jadi, menurut pandangan ini, Allah dan ciptaan adalah sama atau setara. Pandangan pantheisme ini bisa dilihat contohnya dalam agama Hindu. Hal ini berbeda dengan orang Kristen yang percaya bahwa, meski Allah hadir dalam semua ciptaan-Nya, Allah itu berbeda natur (distinct) dengan ciptaan-Nya. Kedua, Deisme. Penganut Deisme berpandangan bahwa Allah itu berbeda dari ciptaan-Nya, namun mereka tidak mengakui bahwa Allah berperan aktif dalam ciptaan. Mereka percaya bahwa setelah Allah menciptakan semesta, Allah membiarkan alam semesta ini bekerja dengan sendirinya melalui hukum alam yangtidak memerlukan pengawasan Allah. Hal ini tentunya berbeda dengan kepercayaan orang Kristen yang percaya bahwa Allah secara aktif menopang ciptaan-Nya.
Penyeimbang Doktrin Transendensi
Untuk memiliki pemahaman yang benar tentang imanensi Allah, doktrin ini perlu dilihat berdampingan dengan doktrin transendensi Allah. Allah itu transenden berarti Allah ada di luar ruang dan waktu. Sebaliknya, Allah itu imanen berarti Allah ada di dalam ruang dan waktu. Selanjutnya, transendensi Allah berarti Allah berbeda dengan ciptaan-Nya dan Allah berdiri sendiri atau tidak bergantung pada ciptaan (independent). Jadi, Allah kita adalah Allah yang "dekat" (imanen) tetapi "jauh" (transenden). Kitab Yeremia 23:23 berkata "Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat, demikianlah firman TUHAN, dan bukan Allah yang dari jauh juga?" Dalam Perjanjian Baru, Efesus 4:6 mengatakan bahwa Ia adalah Allah yang "di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua."
Lalu bagaimana kedua doktrin ini dapat berjalan berdampingan? Dengan memandang transendensi Allah sebagai sifat Allah (sesuatu yang inheren) dan memandang imanensi Allah sebagai sebuah situasi dimana Allah memilih untuk menempatkan dirinya di dalam dunia (bukan sesuatu yang inheren). Meski Allah jauh di atas dan melebihi dunia ini, Allah juga memilih untuk menempatkan dirinya dalam relasi secara langsung dengan dunia sebagai Pencipta, Penopang, dan Penyelamat.
Hubungan dengan Sifat Allah yang Maha Hadir
Imanensi Allah berhubungan erat dengan sifat Allah yang Maha Hadir (omnipresent). Di dalam Perjanjian Lama, Mazmur 139:1-10 menggambarkan hubungan kedua sifat Allah ini dalam detail yang indah. Dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus menyatakan bahwa Allah "memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang" dan "di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada" (Kisah Para Rasul 17:25,28). Allah hadir untuk menuntun, mengendalikan, dan memelihara ciptaan-Nya meskipun Allah berada jauh di atas ciptaan.
Doktrin imanensi Allah tersebar di dalam keseluruhan Alkitab. Keberadaan Firman Allah itu sendiri dalam bentuk tertulis membuktikan ketertarikan Allah akan dunia dan tindakan-Nya dalam dunia. Selain itu, di sepanjang sejarah Alkitab kita juga melihat penyertaan Tuhan dalam kelangsungan hidup bangsa Israel. Namun, pembuktian yang terutama akan kehadiran dan keterlibatan Allah di dalam dunia adalah melalui inkarnasi Yesus. Ibrani 1:3 berkata bahwa Allah, melalui Yesus Kristus, "menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan." Yesus adalah Imanuel, "Allah beserta kita"; Dia adalah Allah imanen.
Implikasi Praktis
Setelah kita memahami tentang Allah yang Imanen, kita akan melihat bagaimana kita dapat mengaplikasikan doktrin ini dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pertama, kita percaya bahwa Allah dapat bekerja melalui cara-cara alami untuk memenuhi maksud-Nya. Contohnya, kita bisa menggunakan hasil alam atau obat-obatan alami untuk kesehatan dan penyembuhan penyakit.
Kedua, kita percaya bahwa Allah juga bisa memakai orang-orang atau lembaga-lembaga yang bukan Kristen untuk mencapai tujuan-Nya. Di dalam Alkitab kita melihat bagaimana Allah memakai bangsa-bangsa pagan untuk mewujudkan penghakiman Tuhan akan Israel. Di jaman sekarang kita bisa melihat pemimpin-pemimpin negara yang bukan Kristen namun bisa dipakai Allah untuk memerintah secara bijak demi kesejahteraan rakyat, terntunya termasuk kesejahteraan umat Allah yang tinggal di bawah pemerintahan mereka.
Ketiga, kita sebagai anak-anak Allah terdorong untuk lebih giat berdoa dan mengharapkan Allah untuk terlibat dalam kehidupan kita. Kita melakukan ini karena kita percaya bahwa Allah sungguh-sungguh peduli pada kita dan Allah sanggup melibatkan diri dalam hidup kita.*** (YS).