Anugerah umum bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
Firman Allah memanggil setiap orang percaya untuk aktif berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Saat negara dan masyarakat di mana mereka tinggal menjadi sejahtera, maka orang percaya pun turut menikmati kesejahteraannya (Yer 29:7). Firman Allah juga mendorong orang-orang percaya untuk berdoa bagi pemerintah, bangsa, dan negara di mana mereka menetap (1Tim 2:2). Pemerintah diberikan mandat oleh Allah untuk menjalankan keadilan (Roma 13:1-4). Atas dasar apakah kita percaya bahwa pemerintah, sekalipun bukan orang percaya, diberkati Allah dan mampu menjalankan keadilan dari Allah? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami doktrin anugerah umum.
Ketika Allah bekerja dalam diri manusia, ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada mereka, Ia selalu menyentuh hidup mereka dengan anugerah-Nya. Namun, ada dua macam anugerah Allah: khusus dan umum. Dengan anugerah khusus, Allah membereskan dosa manusia, menghapusnya, dan meniadakan efek-efeknya. Dengan kata lain, anugerah khusus adalah anugerah yang menyelamatkan (saving grace). Anugerah disebut khusus karena anugerah ini terbatas. Pertama, anugerah ini terbatas di dalam Yesus Kristus. Di luar Yesus Kristus, tidak ada manusia yang mendapatkan anugerah khusus yang olehnya mereka dapat diselamatkan. Kedua, anugerah ini terbatas karena diperuntukkan bagi sebagian manusia, yakni mereka yang dipilih untuk mendapatkan keselamatan di dalam Yesus Kristus.
Di samping anugerah khusus, Allah juga mencurahkan anugerah umum. Anugerah ini disebut umum karena diperuntukkan bagi manusia secara umum, baik orang percaya maupun tidak percaya. Jika anugerah khusus menghapuskan dosa, maka anugerah umum hanya membatasi atau meminimalkan efek-efek dosa tanpa menghapusnya. Dengan demikian anugerah umum tidak menyelamatkan. Anugerah umum bekerja seperti obat pereda nyeri, yang mengurangi atau menghilangkan rasa sakit, tanpa menghilangkan sumber sakitnya.
Louis Berkhof mengatakan adanya anugerah umum menjelaskan mengapa dunia ini masih relatif teratur sekalipun semua manusia telah jatuh ke dalam dosa dan dosa telah merasuk dalam setiap aspek kehidupan manusia. Mengapa bumi tetap memberikan kelimpahan, dan bukan hanya semak duri saja, sekalipun bumi telah terkutuk? Mengapa manusia berdosa, tetap memiliki pengetahuan, mampu membedakan baik dan jahat, dan menghargai nilai-nilai yang baik? Mengapa manusia memiliki bakat-bakat alami untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan seni? Mengapa setiap manusia memiliki rasa beragama? Mengapa orang tidak percaya tetap dapat berbuat baik, hidup saleh, dan berbudi luhur? Semua ini pertanyaan ini dapat dijawab, karena Allah memberikan anugerah umumNya kepada semua manusia.
Abraham Kuyper menjelaskan bahwa dari awalnya, dari manusia pertama, Adam dan Hawa, manusia hidup tergantung kepada anugerah Allah. Namun sejak manusia jatuh ke dalam dosa, anugerah Allah terbagi menjadi anugerah khusus dan umum. Dengan anugerah khususnya, Ia menebus dosa mereka. Namun, dengan anugerah umum-Nya, Ia menopang kehidupan mereka. Oleh anugerah umum, Adam dan Hawa tidak langsung dihukum mati, sehingga mereka dapat melahirkan generasi orang beriman.Tanpa anugerah umum, Set tidak akan lahir. Generasi orang beriman, mereka yang dipilih untuk menerima anugerah khusus, ada dan dapat hidup karena adanya anugerah umum.
Jadi tujuan pertama anugerah umum adalah untuk menopang anugerah khusus. Allah memberikan anugerah umum pertama adalah untuk mewujudkan rencana keselamatan-Nya bagi gereja-Nya.Dengan kata lain, Allah memberkati kehidupan semua manusia, sekalipun mereka semua telah berdosa, agar umat pilihan dapat hidup di antaranya. Jika efek-efek dosa dibiarkan berkembang tanpa batas, maka dunia bukan saja tidak dapat ditinggali, tetapi orang percaya pun akan turut binasa bersamanya.
Alkitab menyaksikan bagaimana Allah selalu aktif membatasi efek dosa. Pada zaman Nuh, ketika dosa manusia telah berkembang begitu rupa, Allah mendatangkan air bah dan membinasakan seluruh umat manusia. Tetapi Ia menyelamatkan Nuh dan keluarganya serta memulai kembali kehidupan manusia di bumi (Kej 6-9). Ketika kejahatan Sodom dan Gomora telah mencapai puncaknya, Allah mendatangkan api dari langit membinasakan mereka (Kej 19). Demikian Allah memberikan mandat kepada orang Israel untuk membinasakan penduduk Kanaan, saat kejahatan mereka tidak dapat lagi ditolerir (Kej 15:16). Allah menetapkan pemerintah-pemerintah di dunia, dan memberikan mereka pedang untuk menegakkan keadilan, agar ada keteraturan dan keamanan yang relatif dalam masyarakat (Roma 13:1-4).
Namun anugerah umum ada, bukan semata-mata hanya untuk menopang anugerah khusus. Allah memberikan anugerah umum kepada manusia juga agar seluruh potensi mereka sebagai gambar dan rupa Allah dapat berkembang maksimal. Ini adalah tujuan kedua anugerah umum. Allah menciptakan manusia dengan potensi yang besar. Namun potensi ini tidak dapat berkembang karena dosa. Allah tidak membiarkan rencanaNya terhalang. Ia memberikan anugerah umum kepada mereka, sehingga efek-efek dosa dapat dibatasi, dan potensi mereka sebagai gambar dan rupa Allah dapat berkembang. Alkitab mencatat adalah Kain yang pertama-tama mendirikan kota; Yubal, bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling, serta Tubal-Kain, bapa semua tukang tembaga dan tukang besi, adalah keturunan Kain. Jadi sekalipun tidak mendapatkan anugerah khusus, Kain dan keturunannya dipeliharan Allah dengan anugerah umum-Nya, sehingga potensi mereka sebagai gambar dan rupa Allah tetap berkembang. Peradaban, seni dan teknologi justru berkembang dari mereka.
Adanya anugerah umum meyakinkan orang percaya bahwa Allah tetap peduli kepada seluruh manusia. Mereka dapat yakin bahwa pemerintah sekalipun bukan orang percaya akan mampu menjalankan keadilan karena ada anugerah Allah yang menopang mereka. Mereka dapat hidup dengan damai sejahtera karena yakin ada anugerah Allah yang membatasi efek-efek dosa sehingga dunia tidak akan menjadi jahat tanpa batas. (PD)