Pengetahuan akan Allah (Knowledge of God)
Tulisan ini mengenai pengetahuan akan Allah. Firman Tuhan Minggu ini membahas pertumbuhan di dalam Kristus (Kol. 2:7). Paulus mendorong orang-orang percaya bertumbuh dan “memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian” akan Kristus (Kol. 2:2). Dengan kata lain, ia ingin mereka semakin mengenal Allah di dalam Kristus. Penulis berharap artikel ini dapat membantu para pembaca untuk lebih memahami apa artinya pengenalan akan Allah di dalam Kristus.
Teologi ilahi dan teologi ciptaan (Archetypal and Ectypal Theology)
Berbicara tentang pengetahuan akan Allah (teologi), pertama-tama kita perlu membedakan antara teologi ilahi dan teologi ciptaan. Teologi ilahi (archetypal theology) adalah pengetahuan dimiliki Allah akan diri sendiri. Teologi ini bersifat mutlak, tak terbatas, tidak diciptakan, dan esensi. Pengenalan Allah akan diri sendiri adalah sumber segala pengetahuan akan Allah yang ada pada makhluk. Allah adalah Allah yang sadar dan mengenal diriNya sendiri. Ia juga Allah yang menyatakan diriNya kepada ciptaanNya. Maka kita juga mengenal adanya teologi ciptaan (ectypal theology). Teologi ciptaan adalah pengetahuan akan Allah yang dimiliki oleh makhluk-makhluk ciptaan (malaikat dan manusia). Teologi ini adalah jiplakan dari pengetahuan Allah sendiri. Allah adalah Allah yang tersembunyi. Ciptaan hanya mungkin mengenal Allah sejauh Allah sendiri membuka diriNya untuk dikenal. Maka ada dua fondasi yang mutlak diperlukan agar ciptaan dapat mengenal Allah: (1) pengetahuan Allah akan diriNya sendiri, dan (2) penyataan diri Allah sendiri. Teologi ciptaan sifatnya terbatas, yakni sebatas di mana Allah menyatakan diriNya. Apa yang tersembunyi dalam Allah adalah misteri yang tidak dapat tersentuh oleh usaha dan akal ciptaan. Apa yang tersembunyi dalam Allah tidak boleh di-spekulasi (Ulangan 29:29). Setiap ciptaan harus puas dengan apa yang dinyatakan Allah kepada mereka, karena apa yang dinyatakanNya kepada kita cukup bagi keselamatan dan hidup kita di dunia ini (2 Tim. 3:15-17).
Teologi ciptaan selanjutnya dapat dibedakan menjadi: teologi visi, teologi penyatuan, dan teologi musafir. Teologi visi adalah pengetahuan akan Allah yang dimiliki oleh para malaikat Allah. Mereka mengenal Allah dan menikmati kehadiran Allah lewat visi (beatific vision). Teologi penyatuan adalah pengetahuan akan Allah yang dimiliki oleh manusia Yesus Kristus. Ketika pribadi Allah yang kedua menyatu dengan kodrat manusia, maka manusia Yesus Kristus memperoleh pengetahuan akan Allah yang unik sebagai akibat dari penyatuan ini. Teologi penyatuan unik milik Yesus Kristus. Kita, sebagai manusia biasa, hanya memiliki theologia viatorum, teologi kaum musafir, pengetahuan akan Allah yang tidak sempurna. Kita di dunia hanya “perantau dan pendatang” (1Pet. 2:11). Kampung halaman kita yang sebenarnya ada di seberang sana (Ibrani 11:13-16). Selama menjadi perantau di dunia ini, kita mengenal Allah dari jauh dan dengan samar-samar (1 Korintus 13:12). Tetapi nantinya kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang kita mengenal dengan tidak sempurna, nantinya akan mengenal dengan sempurna. Maka theologia viatorum juga sekaligus teologi yang dalam proses menuju kesempurnaan. Teologi musafir tidak boleh pasif, tetapi harus terus bertumbuh. Dan pada saatNya, ketika ktia harus meninggalkan tubuh fana ini, dan diberikan tubuh yang baru, kita akan hidup seperti para malaikat dan akan memiliki teologi visi. Kita akan mengenal dan menikmati Allah sebagaimana para malaikatNya (Matius 22:30).
Teologi Trinitarian (Trinitarian Theology)
Fondasi teologi yang sejati adalah Allah Tritunggal. Allah Tritunggal adalah obyek sekaligus subyek teologi. Sebagai obyek teologi, Allah yang kita kenal dan sembah adalah Allah yang satu namun dalam tiga Pribadi yang dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Allah juga subyek teologi dalam arti semua pengetahuan akan Allah datang dari Allah sendiri. Allah disini harus dimengerti sebagai Allah Tritunggal. Ketika Allah menyatakan diriNya kepada ciptaan, Ia menyatakan diriNya sebagai Allah Tritunggal – Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Penyataan diri Allah juga dilakukan oleh ketiga Pribadi Allah. Segala pengetahuan Allah mengalir dari Bapa, melalui Anak, dan di dalam Roh Kudus. Allah Bapa adalah sumber; Allah Anak adalah perantara; dan Allah Roh Kudus penyempurna dan pengakhiri semua aksi Allah.
Bapa adalah sumber dan fondasi teologi. Yesus Kristus adalah perantara atau saluran yang olehNya kita mendapatkan pengetahuan Allah. Dan Roh Kudus adalah agen yang olehNya kita menerima dan mengerti pengetahuan tersebut. Kita bisa memakai ilustrasi matahari, terang, dan mata untuk menerangkan kebenaran ini. Bapa adalah sumber pengetahuan, sebagaimana matahari adalah sumber terang. Terang itu sendiri adalah Allah Anak. Yesus Kristus adalah Firman Allah, Terang Hidup bagi setiap makhluk. Terang pengetahuan Allah Anak harus diterima dan dibukakan oleh Allah Roh Kudus, sebagaimana terang matahari harus diterima oleh mata baru kita dapat melihat. Pengenalan kita akan Allah tidak mungkin di luar Kristus, sebagaimana mata tidak mungkin melihat tanpa terang. Namun, terang sendiri tidak akan membuat kita melihat seandainya mata kita buta. Maka pengenalan kita akan Allah, mutlak perlu Roh Kudus yang mencerahkan mata pikiran kita. Itulah sebabnya kita mengerti mengapa pertumbuhan rohani hanya mungkin terjadi di dalam Kristus dan oleh penerangan Roh Kudus. Yesus Kristus adalah pengetahuan Allah itu sendiri. Segala rahasia Allah terungkap di dalam Kristus dan oleh Roh Kudus yang membuka akal budi untuk mengerti kebenaran FirmanNya. [PD]