Pertumbuhan Rohani Melalui Bacaan Biografi
Pertumbuhan rohani tentu perlu kita usahakan dan rindukan. Ada banyak jalan untuk mengalami pertumbuhan rohani, antara lain dengan jalan belajar meneladani Kristus. Paulus mengatakan di dalam 1 Tesalonika 1:6-7 (ESV): “And you became imitators of us and of the Lord... so that you became an example...” atau dalam terjemahan LAI: “Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan ... sehingga kamu telah menjadi teladan...” Yang menarik di ayat ini adalah pernyataan Paulus yang mengajak jemaat Tesalonika untuk bukan hanya menjadi penurut Kristus tetapi juga penurut Paulus dan kawan-kawan (ayat 1). Lebih menarik lagi, urutannya pertama-tama adalah Paulus dkk, baru Tuhan. Hal yang mirip juga disampaikan Paulus di 1 Korintus 11:1 (ESV): “Be imitators of me, as I am of Christ”. Kitab Ibrani pasal 11 memberikan daftar sederetan pahlawan iman untuk menjadi pembelajaran bagi orang percaya. John Piper mengatakan bahwa inilah dasar Alkitab untuk belajar dari kehidupan orang percaya lainnya. Jadi, belajar dari teladan hidup orang-orang percaya lainnya adalah salah satu cara untuk hidup sebagai orang percaya. Bagaimana kita bisa tahu kehidupan mereka? Tentu saja yang terbaik adalah dengan langsung berhubungan dengan orang-orang tersebut, mengalami sendiri perjumpaan dengan mereka hari demi hari. Tetapi kita tahu bahwa seringkali ruang dan waktu membatasi kita untuk berjumpa secara fisik dengan orang-orang percaya lainnya. Hal ini bisa diatasi dengan cara membaca biografi orang-orang percaya lainnya dan belajar pergumulan mereka untuk mengikut Kristus. Pembelajaran ini tentunya bukan hanya berhenti memperkaya hidup kita, tetapi supaya kita bisa menjadi teladan melalui kehidupan yang bertumbuh (ayat 7).
Roh Kudus yang bekerja di dalam hidup orang-orang percaya di masa lalu adalah juga Roh Kudus yang sama yang tinggal di dalam diri kita dan mendorong kita untuk bertumbuh dalam iman. Tidaklah mengherankan jika Roh yang sama juga mengajarkan kita melalui kehidupan orang-orang yang telah disertai-Nya di masa lalu agar kita juga bisa meneladani hidup mereka, baik dari sisi positif maupun dari sisi negatif, untuk menjadikan hidup kita lebih taat kepada Kristus.
Faith Cook di dalam tulisannya Why Read Christian Biography memberikan beberapa pelajaran yang bisa kita peroleh ketika membaca biografi orang percaya:
Pertama, kita bisa melihat karya Allah yang luar biasa di masa lalu di dalam kehidupan orang percaya, gereja dan dunia. Kita bisa belajar bagaimana hidup kita di masa kini tak terputus dari karya Allah di masa lalu dan percaya bahwa Allah masih terus berkarya di tengah dunia kita masa kini. Misalnya, membaca kehidupan tokoh reformasi Martin Luther dapat membawa kita pada pemahaman yang lebih baik mengapa kita ada di dalam sebuah gereja warisan reformasi, bagaimana Allah bekerja melalui kekuatan dan kelemahan Luther untuk menggerakkan perubahan gereja yang terus berlanjut sampai masa kini. Sebagaimana Allah memakai Luther, Dia juga dapat memakai kita untuk tujuan-Nya sendiri. Membaca kisah kehidupan orang-orang percaya yang bertahan di tengah penderitaan, seperti yang bisa dibaca di buku Foxe’s Book of Martyrs dapat membawa kita melihat bagaimana Allah bekerja melalui pengorbanan hidup sekian banyak orang yang memberi kesaksian tentang iman mereka. Mereka tetap teguh dalam iman di tengah penderitaan berat dan ancaman kehilangan nyawa. Sekalipun banyak orang menjadi martir, ternyata pekerjaan Roh Kudus untuk meluaskan gereja-Nya tidak dapat dihalangi. Ini memberi kita kekuatan ketika harus menghadapi berbagai tantangan rohani dan gerejawi di masa sekarang dan masa depan yang terus berusaha untuk menghancurkan kebenaran iman Kristen.
Kedua, kita bisa belajar menghargai perjalanan dan pertumbuhan kehidupan rohani yang beragam dari berbagai jenis orang percaya di berbagai zaman dan tempat. Prinsip-prinsip dasar kehidupan Kristen dapat digali dari Alkitab, tetapi bagaimana itu terwujud dalam kehidupan setiap orang percaya sungguh sangat beragam. Hal ini akan merendahkan hati kita untuk menyadari bahwa model kehidupan rohani kita belum tentu merupakan satu-satunya model yang benar. Misalnya, kita bisa belajar bahwa ada banyak cara yang dipakai oleh Tuhan untuk membawa seseorang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebagian menjadi percaya ketika ada dalam titik kehidupan yang paling hancur, sementara yang lain mungkin menjadi percaya oleh karena kehangatan kasih seseorang yang diberikan kepadanya. Sebagian orang dapat mengingat baik momen pertobatannya, sementara sebagian orang lain tidak bisa mengingat kapan dia menerima Kristus dalam hidupnya tetapi sekarang telah meyakini keselamatannya. Sebagian orang menerima Kristus dengan jelas di usia muda, sementara sebagian lain bisa bergumul maju mundur selama bertahun-tahun sebelum mendapatkan kepastian akan keselamatannya.
Ketiga, melalui kehidupan orang lain yang kita baca, karya Allah dalam mewujudkan iman mereka di kehidupan sehari-hari dapat memberi keluasan wawasan kepada kita karena begitu bervariasinya contoh-contoh yang ada melalui mereka. Sebagian orang yang fisiknya rapuh, seperti reformator John Calvin, tetap mampu menghasilkan karya teologi dan tafsiran Alkitab yang demikian luar biasa. Fanny Crosby yang tidak dapat melihat ternyata mampu melihat keindahan Allah dan menghasilkan lagu-lagu yang luar biasa dan tetap bertahan sampai masa kini. Melalui biografi kita juga bisa tergugah untuk hidup lebih baik bagi Allah. Misalnya, salah satu resolusi yang dilakukan Jonathan Edwards sebelum dia berusia dua puluh tahun adalah usahanya supaya setiap minggu dia dapat hidup lebih baik secara keagamaan daripada di minggu sebelumnya. Tidak heran kalau Allah memakai Edwards untuk memberikan kebangunan rohani yang besar di Amerika di abad ke-18. Nah, ketika resolusi penuh semangat seperti itu dibaca dengan hati yang penuh kerinduan kepada Allah, semestinya akan memberikan dorongan bagi kita untuk melakukannya juga dalam kehidupan masing-masing.
Keempat, kita juga bisa belajar untuk menghindari kekeliruan yang dilakukan oleh orang-orang yang kita kenal melalui bacaan biografi. Mereka adalah orang-orang yang tidak sempurna dan pernah gagal dalam kehidupan iman. Salah satu yang paling kita kenal di Alkitab adalah kehidupan Daud. Membaca kehidupan tokoh besar ini akan menjadikan kita sadar betapa lemahnya hidup kita di dalam daging. Kita pasti juga akan berusaha menjaga agar tidak terjebak dalam kondisi yang sama dengan Daud. Dari biografi Daud, kita juga dapat mensyukuri kasih karunia dan belas kasihan Tuhan yang memberi pengampunan dan pemulihan hidup. Apa yang terjadi baru-baru ini terkait almarhum Ravi Zacharias, seorang pembela iman Kristen terkemuka dunia selama hidupnya, memberikan kita pelajaran berharga untuk selalu berjaga-jaga terhadap dosa, menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan berintegritas agar kita tetap bisa menjadi teladan, bukan hanya ketika kita hidup tetapi juga setelah kita meninggal.
Kelima, kita bisa belajar melalui biografi, bagaimana orang-orang percaya berjuang untuk memiliki iman yang benar di tengah penderitaan hidup. Kita menyaksikan bagaimana di titik-titik tergelap dari kehidupan orang percaya, Allah memperlihatkan kasih-Nya yang meneguhkan iman mereka. Di Alkitab, Stefanus yang dirajam dan Paulus yang menulis beberapa suratnya dari penjara merupakan contoh nyata. Apa yang mereka gumulkan ketika melewati hari-hari menjelang akhir hidup mereka di dunia juga dapat memberi kekuatan bagi kita yang merasa takut akan penderitaan dan kematian. Lady Jane Grey, yang hanya menjadi ratu Inggris selama sembilan hari dan kemudian harus menjalani hukuman dipenggal pada usia 16 tahun menulis kepada adik perempuannya di malam sebelum dieksekusi bahwa dia bersukacita karena akan dilepaskan dari tubuh fananya untuk mengenakan yang tidak dapat rusak. Dia meminta adiknya untuk bertahan dalam anugerah Allah, hidup dalam rasa gentar akan Allah dan mati dalam iman Kristen yang benar. Membaca bagian ini, tidakkah hati kita digugah untuk berani menyatakan kebenaran dan berani juga menghadapi kematian?
Keenam, kita belajar terus bagaimana prinsip dan pola kerja Allah di dalam kehidupan orang percaya. Misalnya, kita belajar dari berbagai tokoh Kristen bagaimana doa menjadi alat yang sedemikian dipakai Allah untuk mengerjakan rencana-Nya. Monica berdoa sekian lama untuk anaknya yang hidupnya rusak, sampai Tuhan menjawab doanya dan memakai Agustinus, anaknya tersebut, menjadi seorang bapa gereja yang besar.
Tentu saja tidak ada orang yang sempurna, dan kita tidak boleh mengidolakan seorang tokoh Kristen seolah-olah dia sempurna. Sebaliknya, kita juga tidak boleh membuang kisah hidup seorang percaya seolah-olah tidak ada hal yang bisa kita pelajari darinya. Di dalam membaca biografi, kita juga tidak dapat begitu saja mengambil apa yang terjadi dalam kehidupan orang yang kita baca, melainkan harus disaring melalui pengajaran Firman Tuhan. Kita juga perlu sadar bahwa Allah bekerja secara unik dalam kehidupan setiap orang sehingga yang terjadi dalam kehidupan orang lain tidak harus selalu terjadi dalam kehidupan kita atau terjadi dengan cara yang berbeda. Namun kehidupan orang percaya dapat menjadi ilustrasi yang sangat kuat dari kebenaran Firman Tuhan. Kita dapat melihat secara eksplisit bagaimana Firman Tuhan diaplikasikan dalam hidup mereka, dan melihat dampaknya ketika mereka melakukan atau melanggar Firman Tuhan. Melalui biografi, kita belajar untuk menjadi orang percaya yang lebih sungguh-sungguh mengikut Yesus dan menjadi teladan bagi orang lain, serta menghindari cara hidup yang terbukti dapat menjauhkan kita dari keserupaan dengan Yesus dan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Karena itu, mari kita mulai rajin membaca biografi orang percaya.*(TDK)