Tempat persembunyian (a hiding place)
Di dalam Alkitab istilah tempat persembunyian dipakai secara literal maupun figuratif. Secara literal istilah ini merujuk kepada tempat yang dipakai seseorang untuk bersembunyi dari bahaya yang datang dari alam atau dari musuh.
Tempat persembunyian yang banyak disebutkan dalam Alkitab adalah gua. Gua banyak terdapat di daerah Palestina karena tanahnya berbatu kapur. Jenis tanah ini memudahkan terbentuknya gua-gua alami. Di dalam Alkitab gua-gua dapat digunakan sebagai tempat tinggal, kuburan, atau tempat persembunyian. Beberapa tokoh Alkitab menggunakan gua sebagai tempat persembunyian. Daud, misalnya, saat melarikan diri dari kejaran Saul, bersembunyi di gua Adulam (1Samuel 22:1-2; cf. Mzm 57:1).Obaja kepala istana Ahab menyembunyikan 100 nabi dalam gua agar mereka tidak dibunuh oleh Izebel (1Raja 18:4,13). Demikian juga halnyadengan Elia, saat melarikan diri dari Izebel ia bersembunyi di dalam sebuah gua (1Raja 19:9).
Selain gua, ada beberapa tempat lain yang juga dijadikan sebagai tempat persembunyian. Misalnya,1Samuel 13:6 menyebutkan bahwa orang-orang Israel melarikan diri dari tentara Filistin dan mereka bersembunyi di gua, keluk (lubang dalam) batu, bukit batu, liang (kuburan) batu dan perigi (sumur). Padang gurun juga menjadi tempat persembunyian. Daud juga bersembunyi di padang gurun Zif di Koresa (1Sam 23:15).
Tempat-tempat persembunyian menyatakan kerapuhan manusia. Mereka perlutempat untuk bersembunyi yang berfungsi melindungi mereka dari bahaya. Tempat persembunyian berfungsi sekaligus menjadi tempat perlindungan (refuge). Ketika dipakai secara literal, istilah tempat persembunyian bermakna ganda: tempat untuk bersembunyi dan tempat untuk berlindung. Tetapi ketika dipakai secara figuratif,makna sebagai tempat perlindungan lebih menonjol.
Alkitab menggambarkan Allah sebagai tempat persembunyian yang memberikan perlindungan (Mzm 32:7; 119:114). Tuhan Allah menyediakan tiang awan dan tiang api sebagai tudung dan pondok, tempat bernaung dari panas terik, tempat perlindungan dan persembunyian terhadap angin ribut dan hujan (Yesaya 4:6-6). Ia adalah gunung batu dan kubu pertahanan, dimana orang percaya mendapatkan perlindungan dan keselamatan(Mzm 18:3).Dalam nyanyiannya, Daud menggambarkan Allah sebagai gunung batunya, tempat ia melarikan diri dan bersembunyi, yang juga sekaligus menjadi tempat ia berlindung. Gunung batu sebagai tempat perlindungan, dikuatkan lagi dengan gambaran perisai dan kota bentang (2Samuel 22:3).
Gunung batu yang memberikan perlindungan juga nyata dalam cerita Musa saat ia memohon TUHAN Allah menunjukkan kemuliaan-Nya kepadanya. Musa harus bersembunyi di lekuk gunung batu agar ia tidak memandang secara langsung kemuliaan Allah. Gunung batu melindungi Musa dari kemuliaan Allah sehingga ia tidak binasa (Kel.33:18-23).
Selain gunung batu, kemah suci juga digambarkan sebagai tempat persembunyian yang memberikan perlindungan (Mzm 27:5). Gambaran ini jelas terasa lebih dekat dan lebih personal.Namun gambaran yang paling intim adalah sayap Tuhan (Mzm 36:7; 57:2; 61:5). Tuhan Allah memelihara orang percaya seperti biji mata-Nya dan menyembunyikan mereka dalam naungan sayapNya (Mzm 17:8). Tuhan Yesus menggambarkan diri-Nya seperti induk ayam yang menyembunyikan anak-anak-Nya dibawah sayapNya untuk melindungi mereka dari bahaya (Mat.23:37).
Puncak dari gambaran ini ada di Yesaya 32:1-2, dimana tempat persembunyiaan dan perlindungan akan didapatkan dari seorang raja yang memerintah. Dia akan seperti tempat perlindungan terhadap angin ribut…seperti naungan batu yang besar. Ini adalah nubuat kedatangan Sang Mesias yang akhirnya digenapkan di dalam diri Yesus Kristus. Dialah gunung batu yang memberikan tempat persembunyian dan perlindungan sejati bagi setiap manusia berdosa yang datang kepada-Nya (Ul.32:4; 1Kor.10:4) (PD)