Bagikan artikel ini :

4P’S of Love (4): Love is Priceless

Kidung Agung 8:7b

Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.
- Kidung Agung 8:7b

Uang bisa membeli seks, tetapi tidak bisa membeli cinta. Mungkin Anda sudah bosan mendengar slogan ini, tapi bayangkan bahwa yang mengatakannya adalah istri dari raja paling tersohor di seluruh Timur Tengah Kuno saat itu.
Ia ingin mengatakan bahwa ia jatuh cinta kepada Salomo bukan karena segala kekayaan, kedudukan, dan kemegahannya. Ingat, si istri paling suka melihat sang raja dalam pakaian gembalanya yang sederhana.

Mengapa orang yang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta akan dihina? Karena tindakannya merendahkan martabat manusia dan cintanya. Ia menganggap manusia adalah objek, barang, robot yang bisa dikendalikan.

Membeli cinta berarti menyangkal apa yang membuat seseorang adalah gambar dan rupa Allah yang memiliki kehendak bebas untuk mencintai siapa yang ingin dicintainya. Jadi, ketika seorang pria menawarkan rumahnya untuk membeli cinta si gadis, ia sebenarnya bukan mengangkat harga dirinya, tetapi malah menghinanya. Ia tidak memanusiakan manusia. Ini hanya akan menjadi ‘prostitusi legal’ jika si gadis setuju. Kemanusiaan seseorang selalu mendahului cintanya. Tidak ada cinta sejati tanpa kemanusiaan yang utuh.

Jangankan Anda atau Salomo, bahkan Raja segala raja mengerti hal ini dan tidak pernah memaksakan cinta umat-Nya dengan iming-iming harta. Tuhan ingin kita mencintai-Nya dengan bebas. Tuhan tidak mau menjadikan kita seperti robot, meski Dia bisa melakukannya. Tuhan tahu bahwa gambar-Nya memiliki kapasitas untuk memilih, dan Dia akan merendahkan ciptaan-Nya sendiri jika Dia merampasnya. Rasul Petrus berkata, kita ditebus bukan dengan emas dan perak, melainkan darah yang mahal. Tuhan Yesus tidak membeli cinta kita, melainkan terlebih dahulu menyerahkan diri-Nya.

Ini tidak berarti Anda tidak boleh memberi hadiah atau mempersiapkan rumah sebelum membangun keluarga. Yang lebih disoroti adalah, apakah Anda pernah berpikir, aku suami yang baik karena aku sudah menafkahi keluargaku? Zaman sekarang banyak orang bekerja dari pagi sampai malam, mengabaikan pasangan dan anak-anaknya. Sebagai “kompensasi” ketidakhadirannya, ia menyediakan barang-barang mahal, misal credit card dan gadget-gadget.

Yuk, mari bersikap hati-hati dalam menyatakan cinta kepada pasangan atau anak-anak Anda. Sebab orang yang kurang bijak dalm hal ini “pasti akan dihina.”

Refleksi Diri:

  • Apakah pemikiran di atas pernah timbul dalam benak Anda?
  • Bagaimana upaya Anda untuk bisa lebih memberi diri kepada mereka yang Anda kasihi?