Aku Ingin Jadi Raja
1 Raja-raja 1:5-8
Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri dengan berkata: “Aku ini mau menjadi raja.”
- 1 Raja-raja 1:5a
Andai ku jadi radja. Mau apa tinggal minta, tunjuk sini tunjuk sana dengan sedikit kata. Sepenggal lirik lagu dari grup band RIF yang berjudul Radja. Kenikmatan menjadi raja adalah memiliki kuasa yang besar, mendapat kehormatan, punya banyak harta. Banyak orang menginginkan posisi tertentu untuk mengejar kenikmatan, bukan? Kenikmatan seperti “raja”, apakah Anda juga sedang mengejarnya?
Adonia anak Raja Daud pun ingin menjadi raja, mungkin dengan nafsu kekuasaan, kekayaan, dan ketenaran. Sewaktu Daud mencapai usia senja, tubuhnya sudah melemah. Adonia melihatnya sebagai kesempatan. Ia berkata, “Aku ingin jadi raja!” berpikir waktu Daud sudah tidak lama lagi dan ini kesempatan bagi dirinya untuk duduk di takhta tersebut.
Firman Tuhan mencatat bahwa ambisi Adonia meninggikan diri sebab ia memandang dirinya layak untuk mendapatkan takhta tersebut. Sangat jelas ketika ia mengatakan, “Aku ini mau menjadi raja.” Ia tidak peduli dengan kehendak Tuhan. Adonia kemudian dengan sembrono mengatur sendiri penobatannya sebagai raja. Catatan lain pada ayat 6 bahwa selama Adonia hidup, ia tidak pernah ditegur oleh ayahnya ketika melakukan kesalahan. Mungkin sejak kecil, Adonia selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, termasuk ketika ingin menjadi raja. Ia merasa akan mendapatkannya juga.
Memang nikmat ketika bisa mencapai puncak di dalam hidup, dihormati banyak orang, dan mendapatkan banyak keistimewaan. Namun, kita perlu memurnikan ambisi kita di dalam hidup, mengapa kita mengejar ambisi tersebut? Seringkali kita berkata seperti Adonia, “Aku ini mau menjadi raja.” Kita berusaha menggapainya meskipun harus menabrak banyak kebenaran. Jangan sampai kita rela menggadaikan iman kita demi mendapatkan jabatan atau pasangan hidup. Jangan pula kita rela menjilat sana-sini, supaya posisi kita tetap aman. Apalagi kita mulai terbiasa berbohong, memfitnah, supaya bisa menjatuhkan orang lain dan menaikkan posisi kita.
Yesus Kristus adalah Raja sesungguhnya. Dialah Sang Raja yang melayani, Raja yang merendahkan diri-Nya menjadi hamba yang menderita bahkan sampai mati, supaya kita dapat diterima oleh Allah selama lamanya. Jika kita memiliki ambisi, biarlah menjadi ambisi yang dikuduskan, di mana kita mengejar dan melakukan semuanya untuk kemuliaan Tuhan saja.
Refleksi Diri:
- Apa ambisi yang seringkali membuat Anda tergoda menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya?
- Apakah segala ambisi yang Anda kejar saat ini untuk kemuliaan Anda atau Tuhan?