Bagikan artikel ini :

Bahaya Gibah, Petaka Gosip

Yohanes 21:20-23

Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: “Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.”
- Yohanes 21:23

Rumpi, gosip, dan gibah, itu semua saudara sekandung. Bukan hanya Covid-19 yang bisa membunuh, gosip juga bisa membunuh lho... Faktanya A tetapi berita yang disebarkan B. Ini menyesatkan.

Gosip juga tercatat di Yohanes 21:23. Petrus bertanya kepada Yesus, apa yang akan terjadi dengan murid yang dikasihi Yesus, dalam konteks perikop ini adalah Yohanes (ay. 21). Namun, Yesus menjawab, “Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.” Perkataan Yesus yang dicerna Petrus dan murid-murid yang lain adalah bahwa Yohanes akan tetap hidup sampai kedatangan Yesus kembali. Padahal inti pesan Yesus untuk Petrus dan murid-murid yang lain adalah supaya mereka fokus sepenuhnya mengikut Yesus dengan segenap hati, jangan memikirkan bagaimana Yohanes nanti akan hidup. Urusan mati dan hidup Yohanes itu kedaulatan Yesus. Tuhan Yesus berbicara apa, ehhh yang tersebar lain lagi.

Anda tahu kisah kerbau mati karena gibah? Seekor kerbau yang telah seharian bekerja ingin beristirahat karena kelelahan. Ayam mendengar kerbau menarik nafas lelah, lalu menyampaikan kepada bebek, “Ehh, itu kerbau bilang ia lelah nggak mau kerja lagi.” Lalu bebek menyampaikan kepada sapi, “Itu kerbau marah kepada pak petani karena berlaku jahat dengan menyuruhnya kerja keras terus. Besok ia mogok tidak mau kerja lagi.” Sapi lalu menyampaikan berita dari bebek kepada sang petani. Petani tersinggung dan marah, lalu mengambil golok langsung menyembelih kerbau. Gosip membawa petaka buat si kerbau. Itulah bahaya gibah.

Hati-hati dengan lidah, Tuhan menciptakan lidah untuk berkata-kata memuji Dia dan menguatkan sesama. Namun banyak orang tidak menjaga lidahnya, padahal menjaga lidah sama dengan menjaga nyawa, nyawa kita dan nyawa orang lain.

Dengarkan dengan baik, simak dan cernalah informasi yang Anda terima. Apakah info tersebut baik atau tidak? Apakah beritanya benar atau tidak? Jangan berasumsi, jangan emosi lalu disebarkan. Eh, tahunya salah tapi sudah terlanjur tersebar. Perbuatan itu jahat, Tuhan Yesus tidak menyukainya. Jaga lidah yuuks..

Refleksi Diri:

  • Setiap kali Anda mendengar berita yang belum jelas kebenarannya (baik lisan atau melalui percakapan online), apa yang akan Anda lakukan?
  • Apa komitmen Anda sekarang untuk menjaga lidah, khususnya dalam hal meneruskan kabar/informasi kepada orang lain?